Kehangatan Sementara

254 40 4
                                    

Hari sudah berlalu dan semuanya masih tetap sama saja seperti hari yang lalu. Sama sekali tidak ada perubahan, memilih sibuk dengan urusannya sendiri.

Seharusnya Arga sudah pulang, tapi sepertinya Arga akan pulang telat malam ini. Dan Nanda yang masih setia menunggu sang suami untuk pulang.

Ia melihat sekelilingnya, sepi sekali. Tidak ada Samudra dan hanya bertemakan Lemon yang tidur di sampingnya. Nanda berjalan ke dapur, melihat apa saja yang tersimpan di dalam kulkas.

Sebenarnya semua terlihat enak. Minuman, es krim dan cemilan lainnya yang biasa ia nikmati. Tapi entah kenapa semua itu membosankan.

"Mau apa lagi sih?!" Nanda kesal sendiri. Ia juga tak tahu apa yang sebenarnya dirinya inginkan.

Sudah banyak makan yang maunya tak bisa ditebak ditambah dengan kepalanya yang terkadang terasa pusing, juga nafsu makan yang turun.

Nanda memilih untuk duduk kembali sambil menunggu Arga pulang. Beberapa jam kemudian saat Nanda hampir tertidur tiba-tiba ia mendengar suara pintu gerbang terbuka.

Nanda langsung bergegas keluar dan ia terdiam di tempatnya melihat seorang wanita berjalan sambil memapah Arga yang terlihat berjalan sempoyongan.

"Nanda, aku minta maaf karena masuk tanpa izin dari kamu. Aku cuma mau anterin pak Arga pulang, sebelumnya pak Arga minum-minum sama anak-anak kantor." jelas wanita itu.

Nanda mengenali wajahnya tapi tidak tahu siapa namanya. Perlahan Nanda menarik Arga agar ia bisa memapahnya dan membawanya masuk.

"O-oh? Iya ... makasih..." Nanda tersenyum menanggapi penjelasan dari wanita yang masih lengkap dengan pakaian kantornya.

Nanda memapah Arga dan masuk ke rumah. Mata Arga terpejam rapat tapi ia tetap meracau tak jelas. Arga langsung berbaring di kasur, membiarkan Nanda melepaskan jas juga sepatunya.

Selesai menyelimuti Arga, ia ingin keluar tapi Arga menahan tangan Nanda lalu menariknya sampai jatuh ke pelukannya.

"Jangan ke mana-mana." Arga memeluk Nanda. Sangat erat, bahkan Nanda tak bisa bergerak sedikitpun.

"Aga, kepala gue pusing. Tolong lepasin." Nanda mendorong Arga, tapi justru Arga mengunci pergerakan Nanda dengan cara mengungkungnya.

"Kenapa malam ini lo cantik banget?" Arga tersenyum menatap Nanda. Tanpa tahu sang empu sedang menahan senyuman malu.

"Gue minta maaf." kata Nanda menatap Arga. Seakan kembali seperti biasa setelah dipuji oleh suaminya.

"Gue tau kata maaf gak cukup buat lo, tapi gue gak tau harus gimana lagi. Gue udah berusaha buat jauh dari Raka, gue bisa tapi nggak buat Raka. Dia selalu ada di mana-mana."

"Ga, gue--"

"Ussttt..." Arga meletakkan jari telunjuknya di ujung bibir Nanda.

"Seenggaknya lo udah berusaha 'kan? Gak masalah, gue hargai itu. Dengan cara lo jauhin Raka itu udah lebih dari cukup. Hati gue bisa tenang meskipun sedikit."

"Tapi hasilnya sama aja, Ga. Gue selalu buat hati lo sakit, gue selalu nyakitin perasaan lo. Gue takut." Nanda memejamkan matanya.

"Apa yang lo takutin?"

"Takut perasaan yang udah gue jaga cuma buat lo hilang gitu aja."

"Hilang karena Raka pulang?" Nanda mengangguk membuat Arga perlahan tersenyum.

"Nan, andai lo tau. Gue juga sama takutnya. Takut kejadian dulu terulang lagi. Dulu gue diam aja liat orang yang gue cinta, orang yang gue sayang, orang yang gue jaga baik-baik perasaannya hilang gitu aja pergi sama orang lain." Mendengar itu pun, Nanda membuka matanya lalu menatap Arga.

I Love You! [YoonMin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang