Tuyul Lucu

319 37 7
                                    

[Dedek bayi gemes sekarang udah usia 7 bulan! ✧\(>o<)ノ✧]


Hampir setiap hari di ruang keluarga berserakan mainan-mainan milik Samudra, tentu saja dengan jumlah yang tak sedikit.

"AAAAAKKKKK!!!" Samudra berteriak keras tepat di telinga sang ayah.

"Anjir! Telinga gue." Arga langsung menutup telinganya, sedangkan Nanda tertawa terbahak-bahak.

"Hayo loh~ jadi marah 'kan." ledek Nanda.

Samudra yang ingin menangis langsung menatap Nanda dan ia pun merangkak menghampirinya.

"Kenapa sayang? Siapa yang nakal?" tanya Nanda lalu menggendong Samudra.

Arga cengengesan saat mendengar tangisan Samudra. Baru saja ia ingin menjahilinya tapi Samudra langsung menangis dan mengadu pada Nanda.

Arga menghampiri keduanya dan ia pun berbaring di sofa, menjadi paha Nanda sebagai bantal.

"Udah dong jangan nangis. Ayo main lagi sini." Arga memainkan jemari mungil Samudra, sedangkan sang empu masih menangis dan bersandar di dada Nanda.

Plak!..

"AAGH!!..." teriak Arga. Sepertinya Samudra memiliki dendam pribadi pada ayahnya, makanya ia memukul wajah tampan Arga berkali-kali.

"Hahaha~ terus sayang. Terus pukul yang kencang!" Samudra mendongak menatap Nanda yang mengangguk padanya.

Plak!

Plakk!

Plakk!

Suara yang renyah itu semakin terdengar keras, bahkan Samudra juga mencubitnya membuat jiplakan di pipi Arga.

"sakit, yang-- aghh!! Samudra!!"

Arga bangun lalu menjauh. Kesal sekali saat Nanda justru menertawakan dirinya terlebih lagi Samudra yang tadinya menangis sekarang ikut tertawa juga.

"Sini lo," Arga mengambil Samudra dari Nanda lalu membaringkannya di sofa,"siapa yang ngajarin pukul-pukul kaya gitu, hm? Siapa yang ngajarin Samudra pukul-pukul?" Arga mendekapkan wajahnya ke perut Samudra lalu menggelitikinya.

Samudra menggeleng cepat karena merasakan geli di perutnya dan terus tertawa.

Tin!..

Tin!!...

Semuanya menjadi hening karena suara klakson mobil terdengar dari luar rumah.

"Lo ada janji sama Raka?" tanya Arga. Wajahnya seketika menjadi datar, tidak ada senyuman bahkan tawa.

"Nggak ada!" jawab Nanda.

Arga terkekeh. "Bohong. Yang di depan itu mobil Raka."

"Nanda gak tau kalo Raka mau ke sini, mas." jelas Nanda.

"Kenapa kalian ribut-ribut?"  Entah bagaimana caranya, tiba-tiba Raka sudah berdiri di depan pintu rumah.

"Mau ngapain lo ke sini?" tanya Arga pada Raka.

"Santai, gue cuma mau ngasih bingkisan ini ke Nanda." Raka masuk dan menaruh bingkisan yang ia bawa di atas meja.

"Buang aja." Arga bangun dari duduknya, menggendong Samudra dan berjalan menjauhi mereka berdua.

"Yakin mau di buang? Dari tante Renatta, loh." Nanda langsung menatap Raka, begitupun sebaliknya.

"Mamah?" tanya Nanda.

"Awalnya gue mau pergi keluar, tapi gak sengaja ketemu mamah di jalan. Mamah minta tolong sama gue nganterin bingkisan ini ke lo karena mamah ada urusan lain." Nanda terdiam mendengar penjelasan Raka.

I Love You! [YoonMin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang