Kepergian Dengan Sebuah Misi

386 43 0
                                    

Keheningan berada di kamar Arga dan Nanda. Nanda menatap Arga yang sedari tadi terus menundukkan kepalanya, Nanda menghela nafasnya lalu melihat koper yang tertata rapi di depan lemari pakaian. Koper tersebut sudah terisi dengan pakaian-pakaian milik Arga, yang sebelumnya sudah Nanda masukkan ke dalam koper dan Arga juga ikut membantunya.

"Aga." panggil Nanda. Arga mengangkat kepalanya dan menatap Nanda.

Arga yang sedang duduk di pinggir ranjang mencoba bergeser untuk duduk lebih dekat dengan Nanda.

"Maaf..." Arga meraih tangan Nanda lalu menggenggamnya.

Arga menggeleng perlahan saat melihat Nanda yang menangis sambil menatap dirinya. Nanda menarik tangannya seakan tidak mau digenggam oleh Arga, sedangkan Arga menghapus air mata yang membasahi pipi Nanda-nya.

"Nggak sayang jangan nangis. Aga pergi cuma sebentar, gak lama."

"Tapi Aga pergi dua bulan."

"Dua bulan itu sebentar." ucap Arga berusaha untuk meyakinkan Nanda.

Nanda menggelengkan kepalanya. "Nggak mau, Nan mau ikut."

"Nan sayang."

"Mau ikut sama Aga ... Nan mau ikut...."

Nanda semakin menangis membuat Arga memilih untuk membawa Nanda ke dalam pelukannya dan menenangkannya, juga menjelaskan apa yang membuat dirinya harus pergi meninggalkan Nanda untuk sementara waktu.

"Nan mau ikut Aga." lirih Nanda. Arga melepaskan pelukannya dan mengusap-usap kepala Nanda dengan lembut.

"Nggak sayang, gak boleh. Lagipula di sana Aga bakal sibuk sama semua pekerjaan Aga, bisa-bisa nanti Aga lupa kalo ada Nanda. Tau 'kan gimana sibuknya Aga kalo lagi ngurusin pekerjaan kantor?"

"Aga cuekin Nanda." jawab Nanda membuat Arga mengangguk yang berartikan bahwa jawaban Nanda memang benar.

"Ditambah lagi di sana Aga gak punya kerabat dekat. Nanti kalo Nanda sama dedek bayi kenapa-kenapa gimana? Dan di sana juga Aga gak bisa buat terus ada di samping Nanda. Kalo Nanda di sini Aga tenang karena ada ayah, bunda, papah, mamah yang sewaktu-waktu bisa main ke rumah. Atau mungkin bang Gio, Niko, sama Reyhan."

"Aga jahat tau!" Nanda sekilas menatap Arga lalu kemudian kembali menundukkan kepalanya.

"Jahatnya Aga di mana sayang? Coba kasih tau Aga."

"Jahat karena ninggalin Nanda sama dedek bayi!"

Arga menghela nafasnya tidak tahu harus bagaimana lagi untuk menjelaskan semuanya kepada Nanda. Jika bukan karena sebuah  pekerjaan yang membut Arga harus pergi ke luar kota dan harus meninggalkan Nanda-nya seorang diri, mungkin ini tidak akan terjadi karena sekarang Arga berusaha untuk menjelaskan dan berbicara dengan Nanda agar mengizinkannya untuk pergi.

Dengan kasar Nanda menghapus air mata yang membasahi pipinya sendiri. "Tapi 'kan Aga cuma pergi ke luar kota, seharusnya Nanda boleh ikut!"

"Aga! Aga!" Nanda meninggikan suaranya saat melihat Arga yang sebelumnya duduk di sampingnya, dan sekarang berjalan seakan mengabaikannya.

Tapi tidak seperti itu juga. Karena nyatanya Arga hanya mengambil jaket dari dalam lemari pakaian lalu kembali berjalan menghampiri Nanda yang masih duduk di tempatnya.

"Mau jalan-jalan gak?" tanya Arga sambil memakaikan Nanda jaket yang tadi di ambilnya.

"Yuk jalan-jalan. Beli makanan, jajanan, semua yang Nanda mau." Tanpa menunggu jawaban dari yang ditanya Arga langsung menggenggam tangan Nanda dan membawanya keluar dari kamar.

I Love You! [YoonMin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang