Kebahagiaan Baru

494 47 0
                                    

[Beberapa bulan kemudian]

Drrtt!!..

Ddrrttt!!!...

"Iya bun, ada apa?"

"......"

"Ini Aga lagi di jalan pulang kok."

"......"

"Bunda...."

"......."

"Iya, iya!! Iya bun! Iya Aga ke sana!!!"

BIIBPP!!...

Setelah mendapatkan kabar dari sang bunda, Arga kembali fokus pada perjalanannya bahkan melajukan mobilnya dengan cepat dan perasaannya yang tak tenang.

[📍 Rumah sakit]

Keringat membasahi keningnya dan jantungnya berdetak kencang seraya dengan langkah kaki yang tergesa-gesa. Arga berlari di lorong rumah sakit menuju ke ruangan yang sudah ditunjukkan oleh salah satu suster.

Arga berhenti berlari saat melihat keluarganya sedang berkumpul di depan pintu ruangan yang tertutup rapat.

"AGAA!!..." panggil Sarah dan juga Renatta secara bersamaan.

Arga terdiam di tempatnya, membiarkan dua wanita yang ia cintai memeluknya erat sambil menangis. Nanta menghampiri Arga dengan senyuman tipis di wajahnya dan merangkul Arga sambil sesekali mengusap punggung Arga.

"Duduk di sini. Tenangin diri kamu." ucap Nanta.

"Nanda gimana, pah?" Arga menatap Nanta dengan mata yang sedikit memerah dan membiarkan air matanya jatuh lagi.

"Nanda udah ditangani sama dokter di dalam." jawab Nanta. Arga menundukkan kepalanya, matanya terpejam kuat, hingga usapan lembut di kepalanya membuat dirinya tersadar.

"Bun..." Sarah mengangguk perlahan dan menarik lembut kepala Arga untuk bersandar di bahunya. Ia tahu bahwa putranya sedang dilanda kekhawatiran yang tak mampu membuat dirinya sendiri untuk tetap tenang.

Tapi bagaimana Arga bisa tenang di situasi yang menegang seperti ini? Tentunya ia tidak bisa. Beberapa menit berlalu, dan tak lama lampu indikator ruang operasi pun padam, pertanda bahwa tindakan di dalam ruangan tersebut sudah selesai.

Sarah mengusap kepala Arga sambil berkata. "Jagoan kamu sudah lahir, nak."

Arga bangun dari duduknya, meskipun matanya yang basah karena menangis tetapi ia tersenyum bahagia ke arah Renatta yang langsung memeluknya. Memeluk Arga dengan tangisan haru penuh kebahagiaan.

[Time skip]

Mengintip dari balik pintu kaca. Itu yang terus Arga lakukan, berdiam diri di tempatnya melihat kesayangannya yang masih terbaring lemah. Tapi tak lama Arga masuk lalu menutup pintu dengan perlahan seakan tak mau menimbulkan suara sedikitpun.

Arga duduk di kursi yang sudah tersedia di sebelah ranjang. Menggenggam tangan Nanda sambil mengusapnya perlahan lalu mengecupnya. Kedua tangan Arga menangkup tangan Nanda, Arga menundukkan kepalanya dan ibu jarinya tak henti mengusap punggung tangan Nanda.

Sedangkan sang empu mulai tersadar dan pernyataan langsung ada di benaknya. Nanda mengerutkan keningnya, kebingungan melihat Arga yang terisak-isak di sebelahnya.

"Kenapa nangis?" Arga mengangkat kepalanya ketika mendengar suara yang melemah itu.

"Sayang?" panggil Arga. Nanda tertawa pelan lalu mengusap air mata sang suami. Ini benar-benar seperti bukan Arga yang ia kenal.

I Love You! [YoonMin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang