Maaf

732 51 2
                                    

Selesai breakfast, mereka semua senam ibu hamil bersama. Tzuyu memanggilkan instruktur senam untuk para unnienya.

Setelah selesai mereka semua beristirahat dikamar mereka masing-masing. Saat ini, Sana sedang didalam kamar Jeongyeon. Ia sangat merindukan lelaki itu walaupun didepan yang lainnya ia selalu mencoba tegar. Aroma pemilik hatinya itu masih tertinggal lekat disana. Tak lama kemudian, Sana pun tertidur.

Skip

"Jeong, anakmu aktif sekali. Sepertimu."

"Haha, apa jenis kelaminnya?" Tanya Jeongyeon sambil membelai perut Sana yang sudah cukup besar.

"Aku tidak tahu karena aku meminta Nayeon untuk tidak memberi tahuku. Supaya surprise. Hihi"

"Ne, gomawo sudah mengandung anakku, baby. Aku sangat bahagia."

"Aku juga bahagia, Jeong."

Skip

"Hei, San bangun sudah waktunya kau dan Momo minum susu." Ucap Nayeon yang masuk ke kamar Jeongyeon.

"Rupanya kau disini. Kau sangat nerindukan oppa ya?" tanya Nayeon pada Sana.

"Ah, ne. Nayeon, gomawo sudah merawat kandunganku dan Momo. Padahal kau juga sedang hamil."

"Tidak masalah, kehamilanmu juga lebih tua dariku dan kau sudah harus mulai tidak banyak aktivitas." Jelas Nayeon

Skip

Mereka sedang bersantai sore di kolam renang mansion Jeongyeon. Jihyo datang untuk mengunjungi mereka.

"Hai hai. Bagaimana kabar para calon keponakanku?" Suara Jihyo yang besar dari ruang tamu terdengar hingga kolam renang.

"Astaga sayang suaramu itu bisa kecilkan sedikit." Keluh Chaeyoung.

"Kenapa? Tidak suka? Yasudah sana pergi. Dengan siapa itu, ck, Somay. Sana sana!!"

"Tidak sayang aku suka banget suaramu. Lagi dong di kupingku? Nih... Dan bukan somay namanya Somi. Ayolah kemarin aku tidak sengaja bertemu dia."

"Terserah kau. Bye!" Jihyo meninggalkan Chaeyoung yang sedang menggerutu.

Skip

"Jihyo, suaramu benar-benar, ya." Ucap Sana namun Jihyo hanya mengangguk malu membuat Chaeyoung berdecak sebal.

"Maaf, San. Oya, Appa mengajak kalian makan bersama di mansion Yoo akhir minggu. Apakah kalian bisa?"

"Tentu kami bisa, kami ini bumil pengangguran. Hehe" ucap Mina.

"Oya, hmm... sekalian peringatan 5 bulan Jeongyeon oppa pergi." Ucap Jihyo dengan nada sedihnya dan suara mengecil.

"Hm, tidak terasa ya." Ucap Sana diangguki yang lainnya.

"Aku masih sangat menyesal meninggalkannya hari itu." Mina mulai menangis, ia merasa bersalah meninggalkan Jeongyeon hari itu sehingga Jeongyeon pergi mabuk-mabukan di bar.

"Sudah Mina. Jangan salahkan dirimu, ok? Kasihan kandunganmu dan oppa pasti marah kalau melihatmu begini." Ucap Momo membelai bahu Mina.

"Ne... Aku hanya rindu sehingga membuatku jadi berucap seperti itu lagi."

"Kita harus bahagia untuk Jeongyeon oppa dan para anaknya ini. Benarkan, Chaeng?" Tanya Nayeon.

"Eh? Ah iya. Hehe benar harus bahagia." Ucap Chaeyoung tergagap. Jihyo menyikut Chaeyoung agar bersikap normal.

"Hmm, oya aku dan Chaeyoung membawakan semangka. Apa kalian mau? Momo?"

"Iuww, aku tidak mau." Keluh Momo.

"Haha tenang kami juga bawa jeruk sunkist. Akan ku suruh maid memotongkannya." Jihyo berlalu dengan Chaeyoung menuju dapur

'Maafkan aku Nayeon, Sana, Mina, Momo'








Iy d maafin kok
TBC













TBC

Our Man (21+ Jeongmi, Jeongsa, Jeongmo, 2yeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang