Kontraksi

521 46 2
                                    

Jeongyeon menggerakkan tubuhnya dan terbangun. Dahyun segera keluar memanggil Chaeyoung. Chaeyoung segera menghampiri Jeongyeon dan memeriksa keadaanya.

"Kenapa aku disini, Chaeng??" Ucap Jeongyeon.

"Jangan banyak bergerak, hyung. Kau tau siapa dirimu?" Tanya Chaeyoung.

"Tentu saja, aku Yoo Jeongyeon, dokter ahli bedah sama sepertimu." Ucap Jeongyeon

"Jeongyeon."

"Appa"

"Maafkan apa terlambat mengetahui kebusukan mama Yoo. Sekarang dia sudah masuk penjara."

"Benarkah? Hah" Jeongyeon menyandarkan tubuhnya di kasur.

Skip

Pintu terbuka menampilkan Nayeon, Momo, Sana, dan Mina. Tentu itu membuay Jeongyeon terkejut. Tentu ia ingat semua yang terjadi walaupin samar-samar.

"Bisakah tinggalkan kami dengan Jeongyeon?" Pinta Mina kepada Tuan Yoo dan Chaeyoung. Merekapun pamit meninggalkan Jeongyeon yang canggung bersama ke 4 wanitanya.

Jeongyeon menundukkan kepalanya. Ia tidak berani menatap mereka.

"Jeong"

"Maafkan aku. Aku aku memang pria brengsek. Tinggalkan saja aku. Aku pasti betanggung jawab membiayai anak kita." Ucap Jeongyeon tanpa melihat ke arah Nayeon, Momo, Sana, dan Mina.

Plak plak plak plak

4 tamparan sukses membuat Jeongyeon terkejut. Ia menatap ke 4 wanitanya yang sudah berderai air mata.

"Kami tidak akan meninggalkanmu dan kau harus bertanggung jawab menikahi kami seumur hidupmu." Ucap Sana.

"Kami sudah berunding oppa. Lagi pula aku, Sana, dan Nayeon tidak memiliki siapa-siapa lagi. Kakakku di Jepang." Jelas Momo yang semakin membuat Jeongyeon merasa bersalah.

"Benar Jeong. Bahkan aku rela mengenyampingkan egoku menerimamu dengan yang lainnya. Aku juga sudah menganggap mereka seperti sudaraku sendiri." Ucap Mina.

Mereka duduk di samping-samping kasur Jeongyeon. Jeongyeon menatap mereka satu persatu dan tersenyum.

"Aku mencintai kalian." Ucapnya.

Skip

3 minggu kemudian Jeongyeon sudah boleh pulang. Seperti kayanya pada Chaeyoung dan Dahyun. Benar saja dia memesan kasur khusus yang bisa muat untuk mereka ber 5 sehingga mereka bisa tidur bersama.

Nayeon, Sana, Mina, dan Momo sebenarnya memiliki kamar masing-masinh. Namun karena mereka rindu pada Jeongyeon dan hormon ibu hamil sedang naik-naiknya, mereka memilih tidur bersama. Awalnya Jeongyeon canggung namun melihat para wanitanya sangat santai, ia pun terbiasa.

Skip

Sudah 3 bulan sejak Jeongyeon sembuh dan ia telah kembali aktif bekerja di rumah sakit.

Pagi ini mereka sedang sarapan

"Oppa, apa kau pulang larut lagi?"

"I iya, Mo" Jawab Jeongyeon sedikit takut sambil melirik Mina yang duduk di sebelahnya karena sudah 3 hari ini Mina sangat garang padanya.

"Ah ah sakit. Mina kenapa kau cubit tanganku??"

"Awas kalau kau bawa pulang wanita lain lagi!!!"

"Hah?? Mana mungkin? Mana pernah aku melakukan itu??" Ucap Jeongyeon yang masih mengaduh sakit.

"Aku tau karena kau membawanya pulang dalam mimpiku!!!" Bentak Mina, Nayeon pun tersedak membuat Jeongyeon berdiri dan menghampirinya.

"Aku tidak apa oppa dan sebaiknya benar jangan berani pulang membawa wanita lain. Aku percaya pada mimpi Mina."

Tentu itu membuat Jeongyeong fruastasi.

"Akhh!!" Sana menjerit sehingga membuat semuanya terkejut.

"Astaga air ketubannya sudah pecah. Cepaar bawa kerumah sakit oppa!!" Teriak Nayeon

Jeongyeon pun menyuruh maid mengambil perlengkapan Sana dan menyerahkan ke supir dan pengawal sementara ia menggendong Sana ke mobil.

"Kalian sebaiknya dirumah saja. Tapi jika mau menyusul, berangkat bersama pengawal nanti." Ucap Jeongyeon sebelum pergi.

"Sana bertahanlah." Ucap Momo sementara Sana meringis.

Skip

"Sebentar lagi sampai baby awww" Sana menjambak rambut Jeongyeon.

"Ini karenamu!! Ini salahmu!! Ahh.." Sana memekik sakit.

"Iya salahku Sana, salahku" Ucap Jeongyeon lemah menahan sakit dikepalanya.

"Lebih cepat lagi!" Suruh Jeongyeon pada supirnya.
















TBC

Our Man (21+ Jeongmi, Jeongsa, Jeongmo, 2yeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang