Masih

968 51 0
                                    

Minggu ini adalah peringatan 5 bulan kepergian Jeongyeon. Nayeon, Momo, Sana, dan Mina baru saja sampai di mansion Yoo di jemput oleh Dahyun dan Chaeyoung.

Rangkaian peralatan upacara peringatan telah selesai disusun. Tuan Yoo dan istrinya memimpin upacara dengan sembahyang terlebih dahulu. Air mata telah turun dari mata Momo melihat foto Jeongyeon yang dipajang ditengah meja. Tidak tahu mengapa, hari ini ia sangat merindukan Jeongyeon, apalagi Jeongyeon tidak pernah datang lagi ke mimpinya sejak terakhir kali. Tzuyu menotice unnienya itu dan menghampiri Momo. Ia memeluk Momo dari samping memberikan kekuatan.

Mereka pun memberikan penghormatan satu persatu. Setelah Tuan Yoo dan Istrinya, giliran Jihyo dan Chaeyoung lalu Tzuyu dan Dahyun. Setelahnya para 'istri' dimulai dari Nayeon, Sana, Momo, dan Mina.

Skip

Selesai upacara peringatan, mereka semua makan siang bersama. Tuan Yoo menanyakan keadaan setiap 'menantu'nya itu.

"Sana, berarti kau yang akan melahirkan duluan bukan? Appa rasa sudah waktunya berbelanja keperluan bayimu." ucap Tuan Yoo.

"Nanti mama akan menemanimu berbelanja." ucap Mama Yoo.

"Tapi aku belum tau gendernya, appa." ucap Sana.

"Wae? Momo saja sudah tau?" tanya Tuan Yoo.

"Ne, aku ingin kejutan saja." jelas Sana.

"Umumkan saja sekarang mumpung semua sudah berkumpul. Lagi pula kita perlu tau agar bisa membeli peralatan bayi." ucap Mama Yoo.

"Ah... Ne." Sana memberi kode pada Nayeon.

"Bayi Sana adalah perempuan." ucap Nayeon yang disambut senyuman dari yang lainnya.

"Wah selamat noona. Hyung akan memiliki anak sepasang perempuan dari Sana noona dan laki-laki dari Momo noona." Ucap Dahyun yang disambut tawa dari Tuan Yoo.

"Majja, senangnya." ucap Tuan Yoo.

Skip

Jihyo, Chaeyoung, Dahyun, Tzuyu dan Tuan Yoo sedang berkumpul diruang kerja Tuan Yoo.

"Appa, gimana? Aku tidak tega dengan para unnie. Setiap bertemu mereka pasti membicarakan oppa dan menangis." tanya Tzuyu sedih.

"Ne, appa mengerti, tapi kondisinya sangat tidak stabil. Hah, harusnya appa tidak membohongi mereka." keluh Tuan Yoo

"Maaf sebelumnya, memang sebenarnya apa yang membuat Tuan membuat kebohongan ini?" tanya Dahyun pada Tuan Yoo.

"Dahyun, sudah berapa kali ku bilang panggil appa saja, ne? Kau juga Chaeng. Hmm, baiklah, appa akan jujur pada kalian. Tapi tolong hanya kita yang tahu." 

"Saat itu, appa sudah curiga dengan mama Yoo. Appa mendapat info bahwa dulu eomma kalian diracun perlahan oleh mama Yoo." Tuan Yoo menghela kasar nafasnya.

"Jeongyeon mengetahui itu dan berniat memberi tahu appa walaupun dia benci dengan appa. Bertepatan dengan itu Jeongyeon sedang ribut besar dengan Mina sehingga dia mabuk-mabukan dengan kalian juga bukan?" Dahyun dan Chaeyoung mengangguk.

"Mama Yoo membayar orang untuk meracuni Jeongyeon dan racun itu bersifat merusak otak. Pemberian racun itu berhasil namun Jeongyeon hanya meminum sedikit minumannya karena ia ingin pulang cepat bukan saat itu?" Dahyun dan Chaeyoung kembali mengangguk mengingat gelagat terakhir dari hyung mereka.

"Akhirnya Mama Yoo memutar otak karena sudah kepepet dan terjadilah kecelakaan itu."

"Ja jadi maksud appa, kecelakaan oppa disengaja?" tanya Tzuyu yang marah sekaligus menangis.

"Ya, itu mengapa, appa memalsukan kematiannya karena ingin menjaga kalian dari Mama Yoo." jelas Tuan Yoo. "Maafkan appa dulu tidak sering bersama eomma kalian disaat terakhirnya, appa terlalu bodoh." lanjut Tuan Yoo kemudian dipeluk kedua putrinya.

"Appa, ayo kita beri tahu mereka. Mereka berhak tahu." ucap Jihyo. Tuan Yoo pun berpikir sejenak lalu mengangguk. Ia sadar para 'menantu'nya itu sangat tersiksa.















Wes mama Yoo ya awas aje

TBC

Our Man (21+ Jeongmi, Jeongsa, Jeongmo, 2yeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang