Heal

504 40 1
                                    

Sore hari tiba dan sudah waktunya Jeongyeon keluar. Awalnya Nayeon, Sana, Momo, dan Mina agak takut untuk menghampiri Jeongyeon. Jeongyeon tengah asik bermain bola di taman. Tiba-tiba Jeongyeon jatuh dan melukai sikunya. Ia menangis seperti anak kecil karena kesakitan. Nayeon, Sana, Momo, dan Mina awalnya terkejut namun akhirnnya tertawa melihat Jeongyeon benar-benar seperti anak kecil. 

"Jeongyeon sangat menggemaskan seperti ini. Tapi aku merindukan dia seperti yang dulu." Ucap Mina.

"Kita harus merawatnya, aku akan merawata oppa, seperti dia perhatian padaku." Ucap Momo.

Ketika tangis Jeongyeon mulai mereda, mereka mulai memberanikan diri menghampiri Jeongyeon. Jeongyeon yang sedang mengelap wajahnya dengan kaosnya bingun ketika ada 4 orang wanita mendekatinya. Perhatiannya terfokus pada Sana yang perutnya cukup besar diantara mereka ber-4.

"Bo bolehkah Jeongyeon centuh?" tanya Jeongyeon dengan polos sambil mengangkat jari telunjuknya.

"Boleh." jawab Sana. Jeongyeon pun menusuk-nusuk kecil perut Sana dan tertawa geli.

"Apa yang ada di dalam cana?"

"Di dalam situ ada adik bayi." Jawab Mina.

"HAH? Noona makan adik bayi!?" tanya Jeongyeon bingung sambil memperhatikan perut Sana. Dia pun menengok ke arah 3 wanita lainnya dan mengamati perut mereka semua.

"Apa noona cemua makan bayi juga?" Mereka ber-4 tidak kuat menahan tawa atas pertanyaan Jeongyeon.

"Tidak, Jeongyeon. Adik bayi tidur di dalam." ucap Nayeon seadanya agar Jeongyeon tidak kembali bertanya. Jeongyeon terdiam. Ia menatap lekat pada wajah Nayeon. Nayeon yang awalnya tersenyum pun menjadi bingung dengan sikap Jeongyeon.

"AKHHH!!! SAKIT!!! AKHHH!!!" tiba-tiba Jeongyeon berteriak memegang kepalanya karena kesakitan. Ia berlari ke dalam rumah menuju ruangannya. Nayeon, Momo, Sana, dan Mina berjalan cepat menyusulnya. Jihyo pun yang di dalam melihat Jeongyeon berlari, lekas menyusul.

"Akhh!! Sakit Jihyo sakit!!!" Jihyo menenangkan Jeongyeon yang tengkurap diatas sofa memegang kepalanya.

"Hiksss, oppa. Tenang lah." Jihyo menangis melihat oppanya seperti ini. Tak lama kemudian Jeongyeon melemas karena pingsan. Dahyun dan Chaeyoung segera menggendong Jeongyeon ke atas kasurnya.

"Jeongyeon kenapa, Jih?" tanya Mina.

"Kemungkinan ada yang mentrigger dia mengalami sakit. Bisa pertanda buruk dan juga baik." ucap Jihyo.

Mereka semua sangat khawatir melihat raut wajah Jeongyeon yang kesakitan dalam tidurnya itu. Mereka memutuskan untuk duduk di sofa menunggu Jeongyeon sadar dan menghubungi Seulgi mengenaik yang baru saja Jeongyeon alami.

"Kemungkinan ia akan menerima potongan-potongan memori masa lalu. Menyakitkan tapi bisa membantu Jeongyeon kembali normal." ucap Seulgi di video call.

"Memang tidak ada cara "

"Eungh, Nayeon, Sana" Suara Jeongyeon terdengar memanggil nama Nayeon dan Sana. Pemilik namapun segera menengok ke Jeongyeon bergerak-gerak dalam tidurnya.

Mereka semua terkejut mendengar Jeongyeon memanggil Sana dan Nayeon.

"Seul, kau dengar kan? Apakah ini berarti oppa mulai masuk ke fase penyembuhan?" tanya Chaeyoung.

"Bisa jadi, aku akan datang 2 minggu lagi, akan ku pastikan." Ucap Seulgi. Mereka pun menyelesaikan video call mereka.

Skip

"Aku ingin tinggal disini dan merawatnya." ucap Mina.

"Aku juga." ucap Sana.

"Tidak noona, nanti mama Yoo curiga melihat kalian tidak berada di ruma Jeongyeon." ucap Dahyun. Mina menggigit bibir bawahnya.

"Tapi, aku benar-benar mau merawatnya. Aku rindu padanya dan sekarang aku senang bisa melihatnya seperti ini." ucap Mina.

"Bagaimana jika kalian gantian saja? Kami tidak bisa membuat unnie tinggal semua disini." ucap Tzuyu.

"Apalagi perut Sana unnie sudah membesar begitu juga Momo unnie. Kalian harus sering kontrol bukan? Nayeon unnie akan kelelahan jika tanpa bantuan orang lain." lanjut Tzuyu.

"Aku akan pikirkan caranya, sekarang. Kita sebaiknya tidur dulu. Besok kita akan kembali ke Seoul." ucap Chaeyoung.

















TBC

Our Man (21+ Jeongmi, Jeongsa, Jeongmo, 2yeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang