Nayeon tiba di tempat Jeongyeon saat hari sudah malam karena ada banyak hal yang harus dia selesaikan dahulu. Mana Mama Yoo mulai mencurigai kegiatan para 'menantu'nya itu. Dimulai dari Sana yang pergi alasan baby moon selama seminggu lalu disusul Momo setelah Sana pulang.
Nayeon berpapasan dengan mama Yoo saat berada di rumah sakit. Mama Yoo baru saja keluar dari ruangan dr. Lee.
"Mama" sapa Nayeon
"Nayeon, mau kemana?" tanya mama Yoo.
"Ah, aku ada pekerjaan di luar kota, mama." bohong Nayeon.
"Bukankah kau sudah tidak kerja untuk kandunganmu?" Mama Yoo curiga.
"Ini ada pasien khusus yang hanya mau ditangani oleh ku. Ini terakhir kok, ma."
"Yasudah, hati-hati ya. Segera pulang jika urusan diluar kota sudah selesai. Mama pulang duluan." ucap Mama Yoo meninggalkan Nayeon di rumah sakit.
Skip
Nayeon menghampiri kamar tidur Jeongyeon. Ia melihat Jeongyeon tertidur dengan pulas. Nayeon merasa gemas sekali. Potongan lego masih berada di dalam telapak tangannya. Tampaknya Jeongyeon mengantuk saat masih bermain lego sehingga tanpa sadar membawa lego tidur.
"Oppa, jaljayo. Saranghae" Nayeon mencuri ciuman sekilas di bibir Jeongyeon.
"Eungh" Jeongyeon terusik dan melenguh.
"Tidurlah lagi oppa, tidurlah." Nayeon menepuk lembut lengan Jeongyeon untuk mengantar tidur.
"Eungh, Nayeon, Sana, Momo, Mina, eung... mianhae, saranghae" ucap Jeongyeon dalam tidurnya.
Nayeon terkejut dan tersenyum haru. Ia mengusap kepala Jeongyeon seakan memberi kenyamanan agar Jeongyeon tidur lelap kembali.
Skip
Keesokan harinya pas dengan jadwal Seulgi datang mengontrol terapi Jeongyeon. Nayeon dan Seulgi sedang berbincang di ruang makan sambil menunggu Jeongyeon yang sedang bersiap-siap.
"Dokter Seul!!" teriak Jeongyeon riang. Ia berlari menerjang Seulgi.
"Jeongyeon, bagaimana kabarmu hah?" tanya Seulgi
"Baik dan lapar. Aku mau makan dulu." Jeongyeon beralih duduk di meja makan untuk memakan sarapannya.
"Eh?? Nama Noona siapa ya? Nayeon atau Mina? Aku hanya mengingat wajah kalian. Hehe" tanya Jengyeon polos. Masalahnya ia hanya ingat bahwa Momo memberitahunya tentang Nayeon dan Mina yang akan datang bergantian.
"Aku Nayeon, Jeongyeon." jawab Nayeon.
"Ahh, begitu. Mian aku tidak tahu, berarti noona Mina adalah yang satu lagi." Nayeon mengangguk.
Skip
Seulgi sedang menterapi Jeongyeon dengan berbagai metode. Saat ini Seulgi sedang bertanya pada Jeongyeon yang berada di kamarnya.
"Jeong, apa kau mengingat sesuatu baru lagi?" tanya Seulgi.
"Ehmm, aku melihat 4 orang perempuan, sepertinya aku tahu mereka tapi aku tidak tahu. Pusing." ucap Jeongyeon merajuk dan menidurkan dirinya di kasur.
"Oke-oke jangan di paksa. Baiklah, jangan lupa minum obatmu juga Jeong. Bulan depan aku akan datang lagi." Jeongyeon mengangguk dan merebahkan dirinya lagi ditempat tidur untuk tidur siang.
Skip
Nayeon dan Seulgi sedang berbincang di area kolam renang belakang.
"Jadi bagaimana oppa?" tanya Nayeon pada Seulgi.
"Begini, dari semua pertanyaan yang dijawabnya aku merasakan peningkatan. Walau cara berpikirnya masih seperti anak-anak, namun itu perlahan berkurang. Respon pertanyaanku juga dijawab dengan baik. Kemajuan yang sangat bagus. Ku rasa ini berkat kalian berada disampingnya merawatnya." jelas Seulgi.
"Aku senang jika Jeongyeon oppa membaik. Jadi, oppa akan datang lagi bulan depan kan?" tanya Nayeon.
"Sebenarnya itu tergantung, karena mungkin saja saat itu sifat kekanakannya sudah hilang berkat kalian. Hanya sisa-sisa potongan memori saja yang hilang." jelas Seulgi.
"Baiklah, aku akan coba memancing ingata-ingatan juga pada Jeongyeon oppa." ucap Nayeon.
"Aku pulang dulu, pesawatku jam 5 sore. Sampai jumpa, Nayeon."
"Hati-hati oppa."
Skip
"Noona, dimana dokter Seul?" tanya Jeongyeon yang baru saja bangun dari tidur siangnya.
"Sudah pulang, bulan depan dia kembali lagi." ucap Nayeon.
"Sayang sekali aku ingin bercerita padanya tentang mimpiku barusan." ucap Jeongyeon dengan nada biasa membuat Nayeon terkejut. Apakah Jeongyeon sudah mulai kembali normal? Begitulah isi pikiran Nayeon.
"Memangnya apa yang kau mimpikan, Jeong?" tanya Nayeon.
"Aku bermimpi bertemu Sana, Momo, kau, dan Mina." jawab Jeongyeon lagi tanpa embel noona.
"Tapi, kenapa kau tidak memanggilku oppa? Di mimpiku kau terus memanggilku oppa." tanya Jeongyeon polos. Tak terasa setetes air mata jatuh di pipi Nayeon.
"Kenapa menangis?" Jeongyeon mengusap air mata di pipi Nayeon. Nayeon hanya menggeleng kepalanya.
"Ehm, baiklah. Aku mau main bola dengan para penjaga dulu, Nayeon." ucap Jeongyeon meninggalkan Nayeon.
Khabisan ide cuy, maap klo bru bisa update 1 sehari dan mungkin 3-5 chapter lg beres
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Man (21+ Jeongmi, Jeongsa, Jeongmo, 2yeon)
FanfictionBuku 1 : My Women, baca dulu ye biar ngerti Buku 3 : Our Family Baca aja dah tapi banyak adegan dewasa🔞⚠️ ~~~~~~~~~ Setelah Jeongyeon mengalami kecelakaan, semua berubah 180 derajat! Bagaimanakah kelanjutan Jeongyeon dengan Mina, Sana, Momo, dan Na...