18.

4.4K 458 23
                                    

"Nanti kalau udah selesai kabarin ya" pinta Jisung setelah mengantar Chenle ketempat makanan cepat saji. Awalnya mereka berniat akan jalan jalan sendiri dan tak ikut perayaan, tapi Chenle bilang clubnya tiba tiba sedang ada masalah. Dan ia yakin pasti ini masalah Jaemin.

"Di mana?" Tanya Jisung yang saat ini tengah menghubungi seseorang.

"...."

"Gw kesana" finalnya yang langsung mematikan panggilannya.

Jisung langsung menancapkan gasnya untuk menemui orang tersebut. Tak perlu waktu lama untuk Jisung sampai di salah satu rumah yang tak asing lagi baginya. Tetap sama seperti biasa saat ia datang. Suasa sepi, sunyi, ranting ranting kering yang memenuhi pelataran semakin membuat Jisung merasa jengkel pada sang pemilik rumah.

Agaknya tak tau sopan santun Jisung langsung saja membuka pintu rumah itu dengan kasar. Rumah ini sebenarnya sangat mewah, tapi karena si pemilik rumah ini adalah Lee Jeno, rumah mewah dan megah ini bisa disulapnya menjadi rumah yang tak nyaman didatangi.

Jisung langsung menuruni beberapa anak tangga untuk menuju ke bagian inti rumah mengetahui keberadaan Jeno. Pria tampan itu tengah duduk di salah satu sofa yang masih tertutup kain putih dengan dirinya yang disibukkan tengah mengompres bibirnya dengan air es.

"Gimana rasanya udah ngusik kehidupan orang yang lo suka?"
"Lo buat hancur juga anaknya"
"Hadiah apa yang lo dapet sampe lo tega lakuin itu?" Ujar Jisung yang tak ingin bertele tele.

"Gw puas, tapi gw juga hancur"
"Gw puas karena hasil kerja gw akhirnya di akui sama mereka"
"Lo tau kan, sebagus apa hasil kerja gw tapi kalau pengemudinya tolol ngga bisa bikin strategi sendiri yang dapet cacian siapa?"
"Gw kan?"
"Semenjak lo out, gw terus yang disalahin dikata ngga becus"
"Tapi setelah gw kasih strategi dan mereka beneran menang, mereka ngga henti hentinya muji gw" ujar Jeno disertai kekehan mirisnya sembari menunjuk layar ponselnya yang tak henti memunculkan notifikasi pesan dari teman temannya yang berisi ucapan pujian.

"Tapi di sisi lain, gw harus rela kehilangan orang yang gw suka"
"Dia ngga mungkin bisa maafin gw kan?"
"Ya mungkin ini juga sebagai hukuman dan karma buat gw karena udah hianatin dia" ujar Jeno di sertai helaan napas penyesalannya.

"Lo ngga mau mukul gw juga sebelum gw obatin ni luka"
"Itukan tujuan lo dateng ke sini?"

"Ya, itu tujuan utama gw" jawab Jisung yang langsung mencengkram kerah Jeno dan memukuli sepupunya tersebut. Jisung kesal, karena ini juga berdampak kepad akekasihnya yang jadi ikut uring uringan karena hal ini. Dirasa sudah puas Jisung langsung menjatuhkan tubuh Jeno yang tak lagi berdaya.

"Gw bakal ninggalin club sialan itu, dan nyusul bokap"
"Sampaiin maaf gw ke Jaemin ya njing"
"Sama juga, bersihin ni rumah seminggu sekali, biar bunda ngga marah pas balik" gumam Jeno sepelan mungkin sembari manahan rasa sakit yang harus ia terima lagi.

"Lagak lo kaya selalu bersihin rumah aja sad"
"Bunda lo malah suka yang bentukannya ngga kerawat gini"
"Ngga mau sekalian nyusul bunda lo aja nih, sini gw bantu, tenaga gw masih banyak buat hilangin nyawa lo" ujar Jisung yang kambali mencengkram leher Jeno yang masih tertidur di sofa.

"Gw masih mau ketemu Jaemin bangsad" ronta Jeno saat Jisung masih saja mencekik lehernya.

"Ngga usah ngarep anjing"

"Gw belom mau mati bangsad"
"Lepasin ngga? Uhuk"

Ternyata mereka masih sedekat itu, sampai sampai nyawa pun hanya sebuah guyonan bagi keduanya?

~o0o~

Saat ini Jisung dan Chenle tengah berada di salah satu cafe untuk mengganti rencana jalan jalan mereka yang sempat batal karena ulah double J. Mereka hari ini berniat untuk menghabiskan waktu berdua, ini ide Jisung. Ia berniat untuk memulai semuanya dari awal lagi dan mencoba membuat Chenle yakin lagi kepadanya.

Lovely Rival ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang