hhh

4.9K 432 26
                                    

Setelah acara menonton serial drama bersama itu selesai, Chenle dan Jisung langsung menuju kamar untuk beristirahat. Keduanya tiba tiba merasa canggung. Tak ada percakapan ataupun umpatan yang biasanya mereka keluarkan saat tengah bersama. Keduanya sama sama diam saat setelah sang bunda menyenggol keduanya dengan pembahasan serius seperti tadi.

Jisung tidur teletang dengan tangannya yang ia gunakan sebagai bantalan serta Chenle yang meringkuk menghadap samping. Padahal biasanya mereka akan langsung memanfaatkan waktu seperti ini untuk dihabiskan berdua, namun kali ini keduanya terlihat tengah disibukkan dengan pikiran masing masing.

"Ngga usah dipikirin banget lah ucapan bunda tadi, gw masih pengen kaya gini aja kok" ujar Chenle yang memulai percakapan pada keduanya dengan dirinya yang langsung memeluk Jisung dan meminta lengannya untuk di jadikan bantalannya.

Chenle benar benar sudah sangat memahaminya saat ini. Chenle bahkan sudah terlihat sangat hapal jika sudah seperti ini Jisung pasti tengah membutuhkan dukungan dan kepercayaannya. Jisung juga langsung balas merengkuh tubuh Chenle, membiarkan pria manisnya itu bersembunyi di dalam dekapannya.

"Tapi gw bener bener serius sama elo"
"Kalaupun lo mau, gw bisa aja datengin yayah sekarang juga buat minta restu beliau" ujar Jisung sembari mengusap punggung Chenle.

CUP

"Ngga usah buru buru, selesain dulu uruan lo di lapangan baru lo bisa datengin yayah dan minta ijin buat ambil gw" jelas Chenle setelah memberikan kecupan singkat pada bibir Jisung.

"Gw sayang banget sama lo"

"Gw tau"

"Kaya gini terus ya!"
"Support gw terus, dan pahami gw terus" tutur Jisung sembari menatap Chenle dengan lekat.

"Iyaaa"
"Sekarang giliran gw yang nunggu dan terus kasih dukungan buat lo"

"Makasih" gumam Jisung yang langsung meraup bibir cherry Chenle.

Dilumatnya bibir itu dengan dalam, seakan ia tak akan bisa melakukannya lagi hari esok. Bahkan tubuhnya sekarang sudah berada di atas Chenle. Tangan Chenle yang sudah mengalung pada leher Jisung membuat pria tinggi itu semakin bersemangat untuk menghabiskan bibir Cherry yang selalu membuatnya kecanduan itu.

"Eeuungghh"

Lenguh Chenle saat tangan Jisung berhasil masuk kedalam baju tidurnya dan mengusap area pinggang Chenle yang menjadi titik sensitifnya itu.

"Gw mau nagih janji lo tadi" bisik Jisung yang setelahnya menurunkan lumatannya pada area leher Chenle.

Disesapnya leher mulus itu dan mencoba untuk meninggalkan sedikit karya disana.

"Aaahhh"

Lenguhan serta desahan sudah tak dapat lagi Chenle tahan saat tangan Jisung yang menelusup di balik baju tidurnya juga perlahan ikut bergerak menggerayahi tubuhnya.

Chenle terlihat sangat menggoda saat ini. Desahan yang tak henti ia alunkan membuat Jisung semakin gencar menjalankan aksinya. Tangannya juga sudah merambat naik menyentuh tonjolan kecil yang selalu membuatnya gemas ingin terus memainkannya.

"Aaahhh jiiihh~"

"Kenapa hm?"
"Suka?"

Chenle hanya mengangguk sebagai jawaban. Jisung kembali melumat bibir Chenle dan menahan desahan si manis. Lidahnya dengan mudah menerobos masuk ke dalam area mulut Chenle dan bergulat dengan lidah si manis. Dan tentu saja ia tak akan lupa untuk mengabsen rentetan gigi yang ada di sana sebelum memancing Chenle untuk menjulurkan lidahnya.

Chenle sangat suka permainan lidah seperti ini. Tangannya yang mengalung pada leher Jisung mulai bergerak untuk menarik Jisung agar semakin memperdalam lumatannya.

Lovely Rival ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang