boom (delapanbelascoret)

8.3K 600 127
                                    

Lagi lagi Chenle mendapat sebuah pesan dari orang yang sempat mengiriminya foto dirinya dengan Jisung. Kali ini ia menerima sebuah foto yang berlatar di rumahnya. Ia ingat moment itu diambil saat Jisung berkunjung kerumah beberapa hari lalu. Dan juga ia sudah meminta Jisung untuk pulang saat dini hari sebelum matahari muncul, tapi bagaimana orang ini masih bisa memergokinya.

"Mau lo apa?" Tanya Chenle setelah meyakinkan dirinya untuk menghubungi orang tersebut.

"Wow, wow, dude calm down"
"Gw cuma pengen anak buah lo tau betapa penghianatnya pimpinan mereka ini"

"LO SIAPA ANJING" Teriak Chenle karena sudah sangat kesal.

"Harus banget lo tau gw siapa?"
"Let's meet up, dan kita buat perjanjian soal ini sebelum gw dengan berbaikhati musnahin foto foto kemesraan kalian"

"Dimana?" Tantang Chenle.

"Hotel Diamond? Tonight? Sound good right?"

"Okay"

Chenle benar benar pergi ke hotel diamond malam ini, ia mengendarai mobil sang ayah untuk berjaga jaga.

Setelah sampai Chenle langsung menuju lantai atas bagian resto karena orang tersebut memintanya bertemu disana.

Matanya mengernyit saat melihat resto yang sepi tanpa pengunjung. Padahal ia tau jika resto disini memiliki pelayanan terbaik seantero kota jadi sangat tidak mungkin jika resto ini sepi pelanggan.

Tiba tiba fokusnya teralihkan pada suara langkah yang terdengar mendekatinya. Tubuhnya berbalik dan melihat siluet sosok tinggi yang menghampirinya.

"Bajingan" desisnya yang langsung melangkah cepat pada sosok tinggi tersebut dan hendak melayangkan sebuah pukulan sebelum tangannya dicengkrap erat oleh pria tinggi bertopeng itu.

"Calm down pretty"
"Let's eat first" pria itu langsung menggeret Chenle pada meja yang sudah dipesannya walau Chenle sempat meronta tapi sepertinya itu tak berpengaruh apa apa.
"Gw udah pesenin steak kesukaan lo"
"Lo ngga suka liat orang nyia nyiain makanan kan?"
"Jadi, ayo kita makan dulu sebelum bahas masalah yang serius"
"Engga, gw ngga masukin racun kok, santai"
"Mau gw bantu buat potongin?"

"Curang banget pake topeng segala, muka lo jelek apa gimana nih?" Sindir Chenle seakan tak memiliki rasa takut. Ia mencoba mengikuti skenario pria bertopeng itu walau sebenarnya ia tau endingnya.

"Daripada lo nilai penampilan gw, bukannya lebih bagus kalo lo makan steaknya dulu?"

"Tch, maksa banget, lo kasih obat tidur apa gimana?" Cibir Chenle sembari meminum wine yang selalu menjadi pendamping setia daging mahal tersebut.

"Sedikit perangsang di wine lo cukup menarik bagi gw"

"Oh, lo mau tubuh gw sebagai imbalan?" Tanya Chenle sembari melangkah pada tempat duduk pria bertopeng tersebut.
"Lo nyiapin room? Tapi gw rasa disini lebih seru deh" ujar Chenle sembari membuka dua kancing teratasnya.
"Lo mau pake mulut sexy gw atau langsung lubang surgawi gw"
"Christof?" Desis Chenle saat menyebutkan nama dalang dari terorannya.

"Wow, lo tau gw?" Tanya Christof sembari melepas topeng penutup bagian matanya.

"Sure, siapa yang ngga hafal sama suara bariton lo?" Jelas Chenle yang sudah dengan lancang membuka ikat pinggang Christof.
"Wow, you have a big dick Kris" puji Chenle setelah berhasil mengeluarkan penis besar itu.

"Besar mana dari punya Jisung?"

"Emmm Jisung, i think? but yours is more more more longer than him"

CUP

Satu kecupan Chenle layangkan pada pucuk Junior Christof dan membuat pria tinggi itu mengerang.

"Kenapa lo ngga bilang aja kalo lo mau gw kasih service? Lo ngga perlu susah susah ngancem gw kaya gini" ujar Chenle yang sudah mulai mengocok kejantangan itu dengan tangannya.

Lovely Rival ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang