Setelah selesai dengan kelas yang membuatnya lumayan pusing Chenle memutuskan untuk mengunjungi Jisung setelah ia memastikan bahwa kekasihnya itu sendirian disana. Setelah pindah ke ruang rawat biasa Chenle semakin sering berkunjung walau terkadang hanya memberi makan atau disaat Jisung memerlukan sesuatu itupun juga tak lama, takut takut teman Jisung tiba tiba datang. Tapi kali ini ia ingin disana lebih lama, mungkin ia sedang rindu.
"Nanti langsung pulang kan?" Tanya Jisung saat disuapi buah buahan yang sudah disiapkan oleh Chenle.
"Mau mampir dulu ke markas, ada anak baru katanya" jawab Chenle yang masih fokus mengupas golden pir yang dibelinya tadi.
"Kok masih ada sih yang mau join sama club yang urakan kaya lo?" Cibir Jisung yang langsung mendapatkan deathglare dari Chenle.
"Ngomong apa lo tadi?"
"Realita aja cantik~" jawab Jisung sembari menggoda Chenle.
"Ngga urakan sih aslinya, cuma karena personilnya banyak aja makanya kalo pas turun ke jalan terus ada yang ngusik kita, jatohnya jadi kaya tawuran"
"Aslinya kita mah baik baik anaknya""Baik apaan, pemimpinnya aja tega nendang pacarnya sampe operasi gini"
"Gitu aja terus, jangan sampe ni pisau mendarat di leher lo ya" ancam Chenle dengan mengangkat pisau buahnya di depan Jisung.
"CHENLE!!"
Teriak seseorang yang langsung mengalihkan atensi keduanya pada ambang pitu yang tiba tiba terbuka.
"MAKSUD LO APA? LO MASIH MAU BUNUH JISUNG HAH?" Teriak Ryu yang langsung mencengkram kerah baju Chenle dan memintanya untuk berdiri dari duduknya.
"BELOM PUAS LO UDAH BIKIN JISUNG KAYA GINI?"
"Pelanin suara lo, kita lagi dirumah sakit" bukannya ikut mencaci Chenle malah bersikap sangat tenang akan sikap Ryu yang tengah berapi api.
"Untung aja ada barang gw yang ketinggalan disini, jadi masih bisa menggagalkan aksi bejad lo" ketus Ryu yang perlahan melepas cengkraman kerahnya.
"Berhenti nyudutin gw ya anjing" kali ini Chenle sudah mulai ikut emosi hingga ia mendorong sedikit bahu Ryu karena tak terima.
"Apa? Gw liat lo ngarahin pisau ke Jisung"
"Bener kan? Mau ngelak lo?"
"Dan juga, kenapa lo bisa ada disini? Tau dari mana lo ruangan Jisung kalau ngga ngutit? Lo udah rencanain ini kan?"
"Ngga habis pikir gw"
"Padahal Jisung udah baik mau ngelepas lo yang ngga pernah merasa bersalah sama sekali, dan lo masih dengan teganya mau bunuh Jisung?""RYU!!" Kali ini Jisung yang merasa sangat emosi mendengar temannya yang bisa dengan mudah merangkai kata untuk menyudutkan kekasihnya.
"Lo bisa berhenti nyudutin dia? Bisa berhenti nyudutin dia cuma dari kilas pandang lo doang?""Jie?" Kernyit Ryu yang melihat Jisung nampak semarah ini padanya.
"Gw yang minta dia kesini"
"Gw yang ngasih tau ruangan gw"
"Apa salah kalo gw minta dia jadi maid gw sebagai hukuman buat dia?"
"Tuh, dia cuma lakuin tugasnya doang" tunjuk Jisung pada potongan buah yang baru diselesaikan oleh Chenle."Buruan ambil barang lo yang ketinggalan, dan lo bisa langsung pergi" lanjut Jisung.
"Lo ngusir gw Jie?"
"Syukur lo paham" balas Jisung dengan nada dinginnya.
Ryu yang merasa kesal langsung mengambil barangnya dan menghentak pergi, ah jangan lupakan bantingan pintu yang sudah menjadi pelengkap kemarahannya.
"Lo apaan sih njing"
"Kenapa bentak dia kaya gitu, dia cewe" protes Chenle yang tak suka melihat Jisung membentak wanita."Gw cuma ngga mua pacar gw dikatain sama orang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Rival ✅
Short Story⚠️ DIK ADIK❗JANGAN MAMPIR YA❗❗ NO❌ NO❌ NO❌ Bercerita tentang kisah kedua pimpinan sebuah club motor yang tak pernah akur , namun siapa sangka di balik adu mulut dan adu kekerasa yang selalu mereka lakukan memeiliki kisah manis yang lain ⚠️⚠️⚠️⚠️ BxB...