y

5K 576 42
                                    

Fokus Jisung tak dapat teralihkan saat lampu sirkuit sudah berubah menjadi hijau dan membuat para pembalap mulai melajukan motor motor mereka. Matanya terus terpacu pada monitor besar yang menampilkan live view dari para peserta, dan Jisung dapat melihat posisi Chenle yang berada di peringkat pertama dengan jarak yang lumayan jauh dengan peserta lain.

"Dia gila?" Gumamnya dan langsung melepas rengkuhannya pada Ryu untuk mendekat ke monitor.

Maniknya semakin menajam pada monitor yang menyoroti live view bagian Chenle. Angka kecepatan yang di tempuh Chenle semakin menaik dan membuat Jisung langsung kalang kabut. Ia hendak menuju bilik tempat pemandu tim Chenle, namun baru saja ia melangkah suara benturan dan hilangnya tampilan live view Chenle pada monitor membuat Jisung langsung terpaku.

"Ch-chenle"

Tanpa pikir panjang Jisung langsung meninggalkan bilik clubnya dan menuju bilik Club Sonic.

Saat sampai disana Jisung melihat semua orang yang tengah panik. Ia mendekat kearah Jaemin dan meraih paksa aerphone yang Jaemin kenakan untuk memonitori Chenle.

"Babe, can you hear me?"
"Luv?" Ujar Jisung yang mencoba memanggili Chenle, namun spertinya nihil karena hanya suara dengungan yang ia dengar dari aerphone tersebut.

"Klinik" gumamnya yang lagi lagi langsung berlari dan meninggalkan tatapan aneh orang orang.

Saat sampai disana Jisung tak merasakan aura kepanikan dari para perawat klinik.

"Tadi rider yang jatoh ngga dibawa kesini?" Tanya Jisung pada salah satu perawat yang berjaga disana.

"Maaf, tapi pasien langsung dilarikan kerumah sakit karena tidak sadarkan diri"

"Shit" gerutu Jisung sembari mengacak rambutnya.

Jisung langsung berlari keluar hendak mencari kendaraannya, dan bodohnya ia lupa jika ia tadi menumpang mobil Club.

"Ah sial banget anjing" saat tengah menggerutu netranya melihat Jaemin dan beberapa anak buahnya yang berlari menuju salah satu mobil di sana.

"JAEMIN!!" Teriak Jisung yang langsung mendekati mereka.
"Gw ikut!"

"Lo siapa njing!" Serkah si anak buah pada Jisung yang tiba tiba mendatangi mereka.

"Sebelumnya gw minta maaf, tapi kayanya saat ini bukan saatnya lo omelin gw"
"Pacar gw lagi ngga baik baik aja sekarang dan gw mohon, ijinin gw buat nebeng ke kalian"
"Please" pinta Jisung pada mereka.

"Jadi lo masih-"

"Lo mau ikut ngga? Kalo masih mau gelud disini aja" potong Jaemin pada keduanya.

Selama perjalanan Jisung hanya diam, ia juga berkali kali mencoba menghubungi ayah Chenle tapi tak juga mendapat jawaban, mungkin beliau sedang ada meeting atau apapun itu. Walau sejujurnya ia sangat panik saat ini, ia tak lupa selalu merapalkan doa doa agar kekasihnya baik baik saja. Walau ia bukan anak tuhan sejati tapi ia mohon untuk kali ini tuhan mau mendengar doanya.

BUGH

Satu pukulan mendarat tepat dipipi Jisung setelah mereka baru saja sampai di rumah sakit.

"Rey lo apaan sih?" Cegah Jaemin saat anak buahnya yang tiba tiba mencengram kerah baju Jisung dan melayangkan bogeman secara tiba tiba.

"Gw udah nahan dari tadi buat ngga mukul dia bang"
"GW KESEL BANG! GW KECEWA! LO NGERASA KETIPU NGGA SIH SAMA MEREKA BANG?"
"Gw bener bener kecewa banget saat ini sama si boss"
"Bisa bisanya disaat kita mulai percaya lagi sama dia, ternyata dia masih aja bohongin kita"
"Sumpah pengen banget gw tendang tu orang"
"Tapi karena ada PACAR-nya disini, jadi gw rasa dia bakal mau mau aja gantiin si boss buat nerima pukulan gw"
"Toh si boss kayanya juga udah kena karmanya karena bohongin kita" ujar Rey dengan ekspresi sinisnya.

Lovely Rival ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang