"Ndaaaa~~" teriak Chenle saat baru saja memasuki rumah Jisung. Terakhir kali ia datang kesini sepertinya saat ia melakukan hal gila dengan anak tunggal dari sumah ini. Benar benar pemuda gila.
"Kebiasaan banget suka triak triak tu mulut"
"Udah tau mobilmya belom ada masih aja di teriakin orangnya" omel Jisung sembari melepas sepatunya dan menggantinya dengan sendal rumahan."Hari apa sih ini, bunda kok belom pulang" tanya Chenle, mencoba mengingat jadwal lembur bunda.
"Iya juga, harusnya udah pulang dari sore tagi sih"
"Bentar gw tanyain dulu"Chenle hanya mengangguk dan langsung menuju dapur untuk meletakkan anggur hijau yang dibelinya. Setelah itu Chenle langsung kembali ke meja makan menghampiri Jisung sembari membawa sebungkus snack yang ia temukan di lemari atas dekat lemari es.
"Gimana katanya?"
"Ternyata lagi makan sama temen temennya, tapi ini langsung pulang kok" ujar Jisung sembari menarik tangan Chenle agar pria manis ini duduk di pangkuannya.
"Apaan sih, mau nyantai gw" ronta Chenle saat Jisung memeluk pinggangnya erat.
"Gw kangen banget anjing"
"Padahal tiap hari ketemu, tapi kangen aja pas mode kaya gini"
"Lo ngga kangen apa?"Chenle hanya diam tak mau menanggapi. Ia juga masih saja menikmati snack nya di saat Jisung sudah mengendusi area lehernya. Ia yakin itu tak akan lama karena bunda yang pasti akan segera datang.
"Parfume lo ganti?"
"Hng?"
"Iya, nyoba parfume baru"
"Enak ngga? Kalo menurut gw agak strong sih setelah disemprot banyak kaya gini"
"Udah harganya mahal lagi"
"Agak nyesel jadinya""Tetep yang biasanya sih yang juara"
"Udah kaya nyatu gitu sama aroma tubuh lo yang asli"
"Gw suka yang biasanya""Kan, rugi lagi dah gw"
"Anjing! Lo jangan jilat jilat dong sat, ngga usah ngasih tanda!"
"Gw mau masak sama bunda bentar lagi" omel Chenle sembari menjauhkan lehernya."Leher lo mulus banget, bakal sangat disayangkan kalo gw ngga berkarya di sini" ujar Jisung yang lagi lagi menarik tubuh Chenle untuk mendekat.
"Ngga ngga ngga, nanti aja"
"Bentar lagi bunda sampe~"
"Jisuuuung"
"Lepasin ngga"
"Jiii~"
"Lepaaaaaas" ronta Chenle."Tahan dulu nafsunya Ji" kalimat itu langsung membuat Jisung dan Chenle terpaku. Jisung yang langsung melepas pelukannya dan Chenle yang langsung berlari memeluk wanita paruh baya yang baru saja datang.
"Tau tuh nda, nafsuan banget anaknya" adu Chenle pada sang bunda.
"Kangen banget bunda tuuuh, kamu kemana aja sih lama banget ngga mampir kesini?"
"Sempet break nda" kali ini Jisung yang menjawab, ia memang belum pernah bercerita tentang hal itu pada sang bunda.
"Loh kenapa? Kok bunda ngga tau"
"Kenapa sayang? Hm?"
"Jisungnya buaya banget ya?""Iya, tapi disini aku juga salah kok"
"Jadi kita sepakat buat break dulu sambil belajar lagi"
"Tapi sekarang udah ngga papa kok"
"Kita baik baik aja" ujar Chenle kembali memeluk wanita yang sudah ia anggap seperti ibu kandungnya itu."Syukur deh, awet awet ya kalian" ujar bunda sembari mengusap surai Chenle.
"Doain aja nda"
"Selalu kok"
"Oh iya, katanya mau bikin manisan ya?""Hu.um, kangen banget manisan anggur yang bunda buat"
"Yaah, tapi anggurnya belom berbuah sayang, manisan lain mau ngga?" Tanya sang bunda dengan wajah sesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Rival ✅
Krótkie Opowiadania⚠️ DIK ADIK❗JANGAN MAMPIR YA❗❗ NO❌ NO❌ NO❌ Bercerita tentang kisah kedua pimpinan sebuah club motor yang tak pernah akur , namun siapa sangka di balik adu mulut dan adu kekerasa yang selalu mereka lakukan memeiliki kisah manis yang lain ⚠️⚠️⚠️⚠️ BxB...