sebelas

1K 97 1
                                    

"Sky! Bisa enggak, selama lo masih terikat sama gue jangan berinteraksi dengan Arga. Gue gak suka."

Aezar Almeer



Samara berjalan melewati lapangan, ia habis membeli buku gambar di kopsis. Jadwal pelajarnya hari ini itu seni budaya, dan Samara lupa membeli buku gambar.

Saat di tengah tengah lapangan, langkah Samara terhenti kala melihat sosok laki-laki tengah hormat di tengah lapangan sendirian.

Entah inisiatif dari mana Samara mendekati laki laki itu.

"Di hukum?" tanya Samara.

"Iya, telat bangun." balas pemuda itu dengan meringis kecil.

"Ada ada aja, ketua osis kok di hukum." ujar Samara.

"Iya ya ada ada aja." balas pemuda itu lagi sambil terkekeh di ikuti Samara.

"Kamu haus? Mau aku beliin minum?" tawar Samara.

"Oh gak perlu, gue udah nitip sama Reval tadi." sahut Arga.

Samara manggut-manggut saja, gadis itu merogoh sesuatu di saku rok-nya ia ternyata mengambil sebuah sapu tangan lalu Samara menyodorkan sapu tangan itu ke arah Arga.

"Buat apa?" tanya Arga yang masih belum konek dengan sikap Samara.

"Buat lap keringat kamu itu, aku ke kelas dulu bye." jawab Samara tersenyum dan berlalu pergi.

"Samara! Makasih." teriak Arga. Di balas acungan jempol oleh Samara.

Oh tidak! Ternyata percakapan keduanya di perhatikan intens oleh seseorang.
Sepertinya seseorang itu terlihat sangat tidak menyukai percakapan Samara dan Arga.

Sudah menebak siapa orang itu?


Aezar Almeer

Waktu istirahat sudah tiba, saat ini Samara tidak ke kantin. Gadis itu di bawakan bekal oleh mamanya. Jadi Samara hanya menghabiskan makan di kelas dengan di temani Novel yang baru kemarin ia beli.

"Samara!" teriak seseorang di ambang pintu membuat Samara terkejut hingga tersedak.

"S-sorry Gue gak tahu kalo lo lagi makan, hehe." ujar pemuda itu sedikit meringis tak enak.

"Ga papa Jeno, ada apa?"

"Itu Aezar di rooftop ngamuk ngamuk ga jelas. Coba lo tanyain gih kenapa, dari tadi gue sama yang lainnya tanya ga di jawab. Dia malah asik bantingin barang." jelas Jeno.

"Harus aku banget ya? Aku males." Samara menghela napas lesu.

"Tolonglah Samara, nanti kalau ga di berhentiin sasarannya bisa orang lain." mohon Jeno.

"Oke."

"Yes! Thanks ya, gih lo ke rooftop gue sama yang lain ke kantin dulu isi perut." balas Jeno lalu mengacir pergi.

Dengan langkah berat Samara berjalan keluar kelas menuju rooftop.

Di perjalanan sesekali Samara bertegur sapa dengan guru atau murid lainnya. Sedikit cerita, Samara itu di lingkungan sekolah di kenal sebagai siswi ter-ramah dan sering sekali tersenyum. Jadi tidak heran banyak yang menyapanya.

Aezar AlmeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang