dua belas

917 80 9
                                    

"Salah Samara, sangat amat salah. Karena hal ini buat hubungan lo sama dia semakin dekat Dan diri gue juga salah, kenapa harus merasa cemburu.

Aezar Almeer


Aezar berdiri sambil menunggu Samara keluar dari kelasnya, berniat untuk mengajak pulang bersama. Hingga akhirnya Samara keluar kelas sambil menatap heran Aezar.

"Kamu ngapain disini?" tanya gadis itu.

"Ayo gue anter lo pulang." jawab Aezar dengan memegang tangan Samara.

"Ga bisa, aku udah ada janji sama Arga mau nemenin dia ke rumah sakit jenguk neneknya." terang Samara seraya melepas tangan Aezar.

"Kenapa harus sama lo? Kenapa gak dia sendiri aja yang jenguk, harus banget ajak lo?" tanya Aezar ak santai, terlihat jelas raut tak suka menggambarkan bagaimana wajah Aezar saat ini.

"Dia gak maksa, aku sendiri yang mau kok. Lagi juga katanya neneknya Arga sakit parah, dia sempet curhat ke aku. Sebagai teman yang baik, aku mau coba jenguk neneknya." ujar Samara santai.

Sialan lo Arga, jadi ini trik lo buat deketin Samara he? Batin Aezar hingga tanpa sadar tangannya mengepal erat.

"Gak usah jenguk neneknya,ini perintah antara majikan dengan babunya. Lo harus nurutin." tegas Aezar.

Samara mendelik setelah mendengar ucapan Aezar.
"Aku gak mau, aku udah janji soalnya sama Arga. Gak mungkin aku batalin, pasti dia udah nunggu di parkiran."

"Lagian kamu kenapa sih, emang salah ya nemenin Arga jenguk neneknya. Aku cuma pengen tahu keadaan neneknya doang. Kamu aneh Aezar." ujar Samara panjang lebar, lantas berlalu pergi.

Salah Samara, sangat amat salah. Karena hal ini buat hubungan lo sama dia semakin dekat Dan diri gue juga salah, kenapa harus merasa cemburu. Batin Aezar berbicara sambil terus menatap punggung Samara yang mulai menjauh.

"Oke untuk hari ini lo boleh untuk sekedar dekat dengan Samara, tapi untuk besok dan seterusnya jangan harap dude." gumam Aezar tersenyum sinis lalu pergi.

•••

Di parkiran, Samara sudah melihat Arga yang tengah mengobrol dengan siswa laki-laki yang Samara tahu, Reval namanya.

"Arga," seru Samara seraya menepuk pundak Arga.

"Nunggu lama ya? Maaf." ucap Samara merasa tak enak.

"Santai, ayo kita langsung ke rumah sakit sekarang ya." ajak Arga di angguki Samara.

"Val, duluan ya!" ujar Arga.

"Yoi bro, jangan lupa sekalian pdkt sama si doi!"

"Siap!" balas Arga seraya mengacung jempol.

Samara yang memang dasarnya lemot dan tidak peka pun hanya tersenyum.

Disisi lain, Aezar yang sejak tadi mendengar percakapan antara Arga dan Reval mendadak merasa tak tenang. Ia akan tanpa pikir panjang menyusul motor Arga yang membawa Samara, Aezar tidak mungkin membiarkan Arga leluasa dekat dengan Samara.

Aezar AlmeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang