lima belas

831 58 11
                                    

"Gimana kalo tugas lo hari ini dan seterusnya, mencintai gue?"

Aezar Almeer

"Samara, gue bawain coklat nih buat lo. Di makan ya." ujar Arga tiba tiba dan langsung ikut duduk dengan Samara di kantin.

"Serius? Dalam rangka apa nih kasi coklat, aku lagi gak ulang tahun deh." balas Samara sambil menatap Arga heran.

"Gpp cuma ingin kasih aja." ucap Arga sedikit gugup.

"Oke deh." jawab Samara lalu mulai membuka bungkus coklat itu, ia mengemil dulu sambil menunggu Zahwa memesankan makanannya.

"Btw hari minggu yang akan datang, lo ada waktu gak?" tanya Arga.

"Gak tahu, memangnya kenapa?" tanya Samara dengan mulut yang sibuk mengunyah cokelat.

"Nonton sama gue mau?"

Samara menoleh,"Boleh aja, tapi tergantung papaku ya di izinkan atau tidak."

"Iya," balas Arga tersenyum senang.

"Kayak anak kecil, makan cokelatnya berantakan. Lo lucu Mara." ucap Arga dengan telaten membersihkan bibir Samara dengan tissue.

Jangan tanya bagaimana reaksi Samara, perempuan itu diam mematung dengan pipi yang memerah malu.

"M-makasih." ucap Samara pelan sambil menunduk.

"Hahaha.... Iya sama sama." balas Arga sambil tertawa.

Di meja kantin yang tak jauh dari tempat Samara dan Arga, tengah di dapati segerombolan pemuda nakal yang sering menjadi langganan BP itu tengah sibuk mengamati dua insan di depan mata.

"Sialan Arganjing, apa apaan banget kasih cokelat ke Sky." gumam Aezar dengan raut wajah tak suka.

Sedangkan para sahabatnya hanya terkikik geli, kapan lagi melihat pentolan sekolah marah karena cemburu.

"Dengar ga, barusan tuh babu sekolah ajak Samara nonton anjir!"ucap Ryan membuat Aezar memelotokan matanya.

Aezar masih mengamati, berharap Samara akan menolak ajakan si Arga untuk nonton. Mata Aezar membulat sempurna, ia pikir Samara akan menolak tetapi justru sebaliknya.

Aezar kembali dibuat kalang kabut saat melihat Arga membersihkan bibir Samara dengan tissue.

"Wah ga bisa dibiarin gitu aja tuh bos, paranin bos. Ajak duel kalo perlu!" kompor Jeno membuat Aezar mengangguk mantap.

Aezar berjalan dengan santai menghampiri Samara yang sedang bercanda gurau dengan Arga.

Samara menoleh melihat ada tangan kekar yang merangkul pundaknya, saat melihat kesamping ternyata Aezar tengah duduk manis tepat di sebelahnya. Samara yang memang sepertinya tahu bahwa Aezar sengaja merangkul pundaknya pun berusaha melepaskannya, Samara hanya merasa tak enak melihat tatapan Arga yang sepertinya terganggu.

"Kamu ngapain si, lepasin engga!" ucap Samara.

"Kenapa? Wajar dong gue rangkul lo gini, lo kan babu gue." bisik Aezar tersenyum manis.

Aezar AlmeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang