enam belas

705 66 8
                                    

"Makan malam kali ini, ada Samaranya.”

Malam minggu, sesuai janjinya Samara menepati diri untuk datang memenuhi undangan Aezar untuk makan malam bersama. Di sinilah Samara, bermodalkan supir yang mengantar ia sudah sampai di perumahan pondok indah kediaman Aezar. Samara berdiri depan pagar putih sambil mengutak-atik handphonenya.

Aezar, aku udah di depan rumah kamu

lngsng masuk aj, ad security kn di situ

Ga enak, buruan keluar atau engga plng lg ni ak


ck, tunggu

Samara terkikik geli membaca pesan singkatnya dengan Aezar yang sepertinya laki-laki itu kesal dengannya.

Tak lama gerbang putih itu terbuka menampilkan Aezar dengan setelan ala rumahan, hanya memakai kaos hitam polos di padukan dengan celana pendek jeans dan sendal selop tidak mengurai kadar ketampanannya.

”Kesini sama siapa tadi?” tanya Aezar di depan gerbang.

”Di anter Arga." Bohong, Samara hanya ingin mengerjai Aezar saja.

Mata Aezar melotot, wajahnya berubah semakin kesal. ”Jadi itu alasannya lo larang gue buat jemput lo?" tanya Aezar jutek.

"Kalau iya kenapa?"

”gpp"

”Jangan jangan habis ini lo mau ngedate sama dia ya?” tanya Aezar.

”Rencananya gitu.” balas Samara menahan senyumnya.

”Ck.” decak Aezar lalu berjalan masuk dengan raut wajah yang terlihat marah.

”Pftt, bercanda ih." ungkap Samara tertawa terbahak-bahak.

”Sialan." umpat Aezar.

”Diem lo, jaga image di depan camer.” lanjut Aezar.

”Dih,” balas Samara memandang geli Aezar.

”Yah, bun, kenalin ini Samara.” seru Aezar memperkenal Samara pada kedua orang tuanya.

”Halo om, tante saya Samara.” ucap Samara memperkenalkan diri sambil menyalimi kedua orang tua Aezar.

”Oh ini yang namanya Samara, cantik ya. Anak om ga salah pilih ternyata, btw udah sampai mana?” Ayah Aezar menatap Samara dengan tersenyum.

”S-sampai mana a-apanya ya om hehehe?” tanya Samara dengan kaku.

”Ck, hubungan kalian udah sampai mana. Tahap mana?” tanya Ayah Aezar.

”Ga usah dengerin, ayah gue emang gitu.” ujar Aezar yang sejak tadi diam.

”Tau ih, kamu bikin Samara ga nyaman yah.” ucap bunda Aezar.

”Gpp tan.” jawab Samara tersenyum maklum.

”Di lihat lihat, wajah kamu kaya ga asing. Wajah kamu mirip banget sama temen SMA saya.” Ujar Ayah Aezar tiba tiba.

Aezar AlmeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang