sembilan belas

514 43 7
                                    

Update lagi, jangan lupa tebarkan vote dan komen" manisnya ya!💌

Bantu ramaikan Aezar-ku ini YAAA

Aku mau Aezar di kenal banyak orang hehehe 😫❤️

Bantu yaa, follow juga Instagramku: dy.nrlisa___
Aku aktif di sanaaaa

Terimakasih.

_________________________
Gue tetap ga bisa berhenti buat ga jatuh cinta sama makhluk manis kayak dia

Aezar Almeer

Hari ini pun masih sama, sikap Aezar terhadap Samara masih sama seperti kemarin dan karena hal itu membuat Samara merasa ada yang mengganjal dalam hatinya. Terlebih sejak kemarin pula, Aezar sama sekali tidak menghubunginya.

Samara bingung atas perubahan drastis dari laki-laki itu, Samara ingin menemui Aezar dan berbicara tapi Samara terlalu gengsi dan malu.

Sahabatnya, Zahwa tidak masuk sekolah dengan alasan sakit membuat Samara mau tak mau sendiri di kantin dan di kelas. Bukannya tidak ada yang mengajak Samara, tapi memang Samara sedang ingin sendiri.

Di kantin Samara hanya mengaduk aduk makanannya, ia tidak berselera kali ini. Entahlah, yang pasti benaknya muncul pertanyaan mengenai sikap Aezar padanya. Di kantin, Samara pikir akan bertemu dengan Aezar tapi ternyata laki-laki itu tidak terlihat dalam jejeran sahabatnya. Padahal pagi tadi Aezar ada di parkiran.


Aezar Almeer


Memang seharusnya seperti ini, sedikit sakit setidaknya hanya sedikit. Sepertinya celah untuk mendapatkan Samara sangat sulit, perempuan itu lebih menyukai Arga sosok yang sangat cocok jika di sandingkan dengan Samara.

Seharusnya memang seperti ini, sama-sama bersikap seperti orang asing seolah tidak mempunyai cerita masing-masing. Kisah singkat yang meraka jalin kemarin nyatanya hanya sebuah perkenalan singkat yang mungkin bagi Samara tidak berarti apa-apa, itu yang ada dalam pikiran Aezar.

Aezar tidak berani mencari Samara atau menyapa perempuan itu, sedangkan Samara tidak mempunyai alasan untuk menemukannya atau menanyakan dirinya.

Pikiran pikiran itu berkeliaran dalam kepala Aezar. Sahabatnya hanya menatap sambil menggeleng-geleng, sejak tadi tak berhenti mereka satu sama lain menanyakan kenapa Aezar seperti itu, tapi laki-laki itu hanya merespon dengan gelengan.

"Lo kenapa si anjir dari tadi di tanya kayak cewek lo geleng geleng doang." gemas Ryan.

"Kasih gue tutor cara lupain orang yang belum sempat jadi milik kita dengan cepat." ucap Aezar menatap sahabatnya bergantian.

"Cape, lo harus punya rasa itu kalau pengen lupain orang yang belum sempat jadi milik lo. Kalau lo cape, lo bakal ngerasain sendiri namanya buat berhenti mencintai. Kalau untuk melupakan orangnya mungkin bisa, tapi belum tentu dengan kenangannya kan? Walaupun kenangan yang lo punya bareng dia singkat banget. Tapi kalau ternyata capek itu ga ngaruh, berarti lo harus ikhlas, karena sekalipun lo cape tapi hati lo belum ikhlas bakal susah lupainnya. Sekeras apapun lo mencoba."

"Gimana gue mau capek atau iklhas, liat di ketawa sama orang lain aja nyeseknya gila banget. Bisa aja gue coba dekati dia, tapi kalau respon dia kayak gitu apa gue harus terus maju? Sedangkan yang dia suka bukan gue. Tapi sialnya, walaupun gue tahu kenyatannya gitu gue tetap ga bisa berhenti buat ga jatuh cinta sama makhluk manis kayak dia." ungkap Aezar sambil tersenyum tipis.

"Mungkin karena perkenalan awal lo sama dia yang ga mengenakkan makanya respon dia ke elo kesel gitu, padahal aslinya biasa. Cuma karena hal itu jadi kesel." sahut Jeno.

"Bisa jadi." timpal Jordy.

"impossible, karena yang dia suka itu Arga bukan gue. Kelihatan jelas kalau Samara lebih nyaman sama Arga ketimbang sama gue." ujar Aezar.

"Serah lo, capek gue kasih saran. Dasar kek cewek, over thinking segala. Udahlah ikuti saja alurnya gimana. Lo ga usah mikirin hal yang bikin lo pusing." nasihat Ryan.

Aezar Almeer


Segitu gak maunya ya kamu buat akrab sama aku lagi Aezar? sampai kita eye contact gini kamu malah kayak orang asing. batin Samara menatap punggung Aezar serta sahabatnya.

Miris, itu yang Samara rasakan saat ini. Ia seolah menjilat ludahnya sendiri, jika ia tidak akan tertarik dengan Aezar justru sebaliknya.

Jika ini yang laki-laki itu inginkan, yaitu asing dengannya. Samara tidak ada hak untuk melarang, Samara menerima keputusan laki-laki itu. Bersikap seolah orang asing bukanlah hal sulit kan? Pasti Samara bisa. Ia yakin dengan hal itu.

Dari arah tangga, Samara melihat Arga menuruni anak tangga dengan tergesa gesa untuk menghampirinya.

"Gak usah lari Arga, nanti kalau jatuh gimana?" ucap Samara.

Arga yang mendengar merasa hatinya menghangat, ia merasa senang Samara khawatir terhadapnya hingga tak sadar senyumnya melengkung sempurna hingga memperlihatkan lesung pipinya membuat Samara gugup.

"Mau temani gue ga?" tanya Arga.

"Kemana?"

"Ke alun alun, ada seminar. Lo mau?"

"Boleh deh, udah lama aku ga lihat seminar." balas Samara.

"Ayo, kita berangkat sekarang. Soalnya udah mulai sejak tadi." ajak Arga.

"Baik."

Arga tersenyum senang mendengarnya tanpa sadar menarik lembut tangan Samara, hingga perempuan itu tak sempat menolak.

Di ujung koridor Aezar menonton adegan itu dengan tangan mengepal.

"Wah gila, sesakit itu? sialan." umpat Aezar pada dirinya sendiri.

Aezar AlmeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang