Asahi, Asahi dan Asahi. Junghwan sudah merasa muak mendengar nama itu.
Pemuda bertubuh bongsor itu membanting pintu gudang keras, membuat seseorang yang duduk di kursi itu menoleh pada Junghwan yang kini mendekat dengan langkah penuh amarah.
Junghwan menatap sengit pada pemuda bertubuh mungil yang kini menunduk lemas tidak berdaya, akibat 2 hari di kurung tanpa diberi makanan atau minuman sedikitpun.
Itu Asahi.
Junghwan berjongkok, membuka lakban yang menutupi mulut Asahi dengan kasar.
Asahi bernapas terengah-engah, dengan tatapan sayunya menatap Junghwan lemah. Tangan dan kakinya terikat kuat dengan kursi yang ia duduki.
Junghwan menarik kursi lainnya, duduk di depan Asahi untuk saling berhadapan.
"Kenapa?" Asahi bertanya lirih. Sejak ia siuman, rasa tidak percaya dengan apa Junghwan lakukan padanya masih sangat melekat.
Sejauh ini, Asahi menganggap Junghwan seorang adik. Asahi tidak tahu, apa yang membuat Junghwan sangat marah sampai melakukan hal seperti ini.
Sedangkan Junghwan hanya tertawa pelan, mendengar pertanyaan konyol yang seharusnya Asahi tidak tanyakan.
Junghwan menyenderkan tubuhnya, menatap lurus pada Asahi yang mengharapkan jawaban.
"Karena Kakak serakah?"
"Huh?"
"Dulu, aku enggak pernah suka sama kak Asa. Karena semenjak kenal kak Asa, kak Jae jadi beda. Tapi, sedikit demi sedikit aku mulai mengerti, kalau memang, enggak semuanya harus tentang aku. Aku mulai menerima kenyataan kalau kak Jae akan selalu memihak kak Asa nantinya. Wajar. Kakak pacarnya. Kakak juga orang yang bisa buat kak Jae bangun dari masa terpuruknya. Aku paham. Aku setuju dengan itu. Tapi.."
Junghwan bangkit, salah satu kakinya menginjak kursi Asahi kuat-kuat. "Ketika kakak udah punya segalanya, kenapa kakak masih menginginkan lebih?"
"Maksud kamu?"
"Maksud ku! Kak Asa udah punya kak Jae! Kenapa masih nempel-nempel sama kak Yoshi?! Kakak ini jalang?!"
"Junghwan!"
"Apa?! Faktanya gitu kok. Kakak udah punya pacar tapi masih aja deketin kak Yoshi! Dasar jalang murahan!" Junghwan menendang kursi keras membuat Asahi ikut terjatuh. Rasa sakit yang teramat membuat Asahi terbatuk kesakitan.
Tapi Junghwan tidak peduli. Pemuda bongsor itu malah menyeringai senang melihat bagaimana Asahi merasakan sakit sekarang.
Ini yang Junghwan inginkan.
Asahi merasakan rasa sakit yang sama dengannya.
Junghwan hendak pergi meninggalkan Asahi, namun kakinya dicekal. Junghwan berbalik, dengan kesal ia menendang tangan Asahi membuat si pemilik meringis kesakitan.
Junghwan berjongkok. Melihat Asahi yang semakin kesakitan, pemuda mungil itu menunduk dengan suara batuk yang kian nyaring.
Junghwan hanya mendelik, "Enggak usah drama." Singkatnya ingin kembali beranjak namun terhentikan dengan darah segar yang keluar dari mulut Asahi.
Junghwan melotot. Dengan segera ia membalikkan tubuh Asahi yang kini wajahnya dipenuhi oleh darah.
"Kak! Enggak usah becanda!" Junghwan berusaha membangunkan Asahi, namun Asahi tidak kunjung sadar.
Dengan dua jarinya, Junghwan memeriksa denyut nadi di leher Asahi. Nadinya lemah, napasnya terasa berat dan lirih. Junghwan panik, tangannya gemetar segera mengeluarkan ponsel berusaha mengetikkan nomor darurat dan meneleponnya buru-buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
° Jadi Pacar ° || Jaesahi ✔️
Short Story❗BXB❗ Sequel ° Cuma Teman ° . Singkatnya, ini tentang lika-liku kisah cinta Jaesahi saat pacaran. Ft. Yoshihwan