1,1

1.1K 138 16
                                    

Junghwan kesal pada Yoshi.

Tentu saja.

Menyukai orang yang sama selama 3 tahun demi menunggu dipertemukan oleh takdir ternyata malah jadi sia-sia karena Yoshi yang sama sekali tidak mengenalinya.

Ingat saat Yoshi memanggil nama lengkapnya?

Junghwan kira itu karena Yoshi memang ingat, tapi ternyata itu hanya karena gantungan kunci bertuliskan nama 'So Junghwan' yang tidak sengaja terjatuh saat itu.

Lalu apakah Junghwan menyerah? Oh tentu tidak.

Junghwan malah semakin gencar untuk mendapatkan Yoshi, ia bahkan banyak menguak informasi dari teman dan kenalan Yoshi yang ia tanya dengan seribu pertanyaan.

Sejauh ini Junghwan tahu, alasan Yoshi tidak terlihat selama ini karena ia sedang mengambil cuti dan fokus bekerja di sebuah cafe yang ternyata Junghwan sering kunjungi.

Yoshi juga hanya memiliki satu-satunya keluarga, yaitu adiknya.

Tapi kabarnya hubungan antara keduanya tidak dekat karena berasal ayah berbeda. Kalau tidak salah ingat, nama marganya itu 'Kim'.

Junghwan kini sedang dalam perjalanan menuju cafe tempat kerjanya Yoshi.

Entah karena saking semangatnya ingin bertemu sang pujaan hati, Junghwan secara tidak sadar keluar jalur trotoar sehingga tanpa sengaja tertabrak seseorang yang sedang menaiki sepeda dengan kencang.

Junghwan terjatuh, ia mengaduh kesakitan dengan lutut yang sudah berdarah.

Baru saja mau berteriak nyolot, pesepeda itu dengan tanpa dosanya meninggalkan Junghwan sendiri dengan lutut yang kian banyak mengeluarkan darah.

"Kurang ajar." Gerutu Junghwan kesal. Junghwan berbalik dengan perasaan jengah tanpa sengaja tubuhnya bertabrakan dengan bahu seseorang.

Junghwan yang awalnya mau marah langsung mengurungkan niatnya begitu sadar siapa yang baru saja ia tabrak.

"Kak Yoshi?"

"Kau lagi?"

"Hehe iya, aku lagi."

Yoshi tidak tertarik bicara lebih lanjut berniat untuk pergi namun tangannya dicekal oleh Junghwan.

"Kak Yoshi, lihat deh lututnya berdarah."

Yoshi melirik sebentar pada luka Junghwan lalu bicara. "Terus?"

Sesuai ekspektasi.

Yoshi pasti akan menjawab seperti itu.

Tapi sekali lagi, Junghwan tidak boleh menyerah begitu saja.

"Enggak mau obatin luka ku? Perih banget rasanya, aku enggak bisa jalan pulang kalau kayak gini."

Sebenarnya bisa.

Junghwan enggak selemah Y/N yang disenggol dikit langsung hiks hiks hiks.

Tapi Junghwan modus aja, agar dapat lebih lama dengan Yoshi, agar Yoshi tidak pergi.

Yoshi memejamkan mata sebentar, merasa kesal dengan bocah yang merepotkan ini.

Namun tanpa bicara lagi, Yoshi melepaskan rangkulan Junghwan.

Meninggalkan bocah bongsor mengerjap bingung.

"Loh, ditinggal?" Junghwan sedih.

Dengan meringis sakit ia pun duduk di pinggiran trotoar, meniupi luka yang kian perih.

"Hih, Kak Yoshi beneran ngeselin banget. Masa Hwannie ditinggal gitu aja, setidaknya kalau enggak mau bantu bisa berhentiin taksi biar bisa pulang sendiri. Mana aku luka gini karena mau ketemuan sama Kak Yoshi lagi. Sumpah kesel banget! Emang kak Yoshi enggak sadar gitu? Enggak merasa kasihan gitu lihat aku berdarah gini?"

° Jadi Pacar ° || Jaesahi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang