Jaehyuk masuk ruangan dengan napas tersengal-sengal, hal yang pertama ia lihat adalah Asahi yang kini tengah tertidur di atas ranjang lengkap selimut yang menutupi tubuhnya hingga dada.
Jaehyuk mendekat, hatinya langsung terenyuh sakit begitu melihat keadaan Asahi dari dekat. Asahi nampak pucat dengan beberapa memar di wajah cantiknya membuat rasa bersalah Jaehyuk menyeruak kian membesar.
Pemuda tinggi itu lantas duduk, menatap Asahi dengan tatapan rindu. Wajah yang 3 hari terakhir ini tak terlihat membuat Jaehyuk hampir kehilangan arah.
Ia menyesal.
Bagaimana bisa dirinya melakukan sesuatu yang pada akhirnya ia sesali.
Namun, meski begitu Jaehyuk jadi menyadari jika dirinya memang tidak bisa hidup tanpa Asahi.
Pintu terbuka, menampilkan perawat yang membawa nampan berisi makanan. Jaehyuk mengambil nampan, tak lupa untuk berterima kasih lantas menyimpan nampan dengan hati-hati di atas nakas khawatir jika Asahi akan terbangun karena gaduh.
Jaehyuk kembali menatap Asahi, tangannya spontan mengelus rambut halus milik sang mantan pacarnya itu.
Asahi perlahan terbangun, membuat Jaehyuk sedikit panik dan langsung menarik tangannya. Pemuda mungil mengerjapkan mata, samar-samar melihat sekeliling ruangan. Lalu matanya langsung terkunci pada sesosok pemuda yang duduk disampingnya.
"Jae?" Gumam Asahi, reflek memanggil namanya. Meski kenyataan pandangannya masih kabur, namun Asahi dapat mengenali perawakan Jaehyuk dengan cepat.
Pemuda yang merasa terpanggil itu hanya berdehem lembut, menjawab panggilan dari Asahi yang kini berusaha untuk bangun.
Jaehyuk juga dengan pelan membantu Asahi untuk duduk, membiarkan pemuda mungil itu menyandarkan tubuhnya.
"Kamu,. Mau makan?" Jaehyuk bertanya dengan canggung. Ia juga tidak mengerti, mengapa rasanya sangat asing.
Asahi juga tidak menjawab, ia hanya mengangguk kecil dengan tatapan haru melihat Jaehyuk kini kembali peduli dengannya.
Asahi seolah-olah lupa dengan apa yang Jaehyuk lakukan padanya selama ini, rasa senangnya teramat besar hingga menutupi rasa sakit yang beberapa hari lalu sangat menyiksa.
Jaehyuk menyuapi Asahi dengan telaten, menit berlalu dengan cepat namun keduanya tidak ada yang membuka suara. Hanya terdengar suara sendok dan piring yang mengisi seisi ruangan.
Lalu Jaehyuk menyodorkan minuman, membiarkan Asahi minum sambil membereskan alat makan dan menyimpannya di atas nakas.
Selesai minum, Asahi meletakkan gelas di atas nakas. Ia kembali menatap Jaehyuk yang kini sibuk melihat ke arah lain.
Pintu kembali terbuka, seorang dokter dan perawat masuk ruangan untuk mengecek keadaan Asahi.
"Anda keluarganya?" Tanya dokter, pada Jaehyuk.
Jaehyuk menatap Asahi sebentar lalu dengan ragu ia menjawab. "Saya temannya."
Asahi hanya tersenyum kikuk mendengar jawaban Jaehyuk, hatinya terasa sakit lagi, namun ia tidak dapat menyangkal keadaan jika dirinya dengan Jaehyuk kini bukan lagi sepasang kekasih.
Sang dokter hanya manggut-manggut, lantas segera memeriksa kondisi tubuh Asahi dibantu oleh perawat.
Setelahnya, dokter memberi banyak wejangan. Asahi mengangguk mengerti tak lupa berterima kasih sebelum dokter dan perawat itu beranjak pergi, namun sebelum pergi Asahi memegangi baju perawat membuat sang perawat agak terkejut dan bertanya. "Ada apa kak?"
"Anu.. disini menyediakan kotak P3K? kalau iya, bisa minta tolong ambilkan?"
"Oh iya ada. Tunggu sebentar ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
° Jadi Pacar ° || Jaesahi ✔️
Short Story❗BXB❗ Sequel ° Cuma Teman ° . Singkatnya, ini tentang lika-liku kisah cinta Jaesahi saat pacaran. Ft. Yoshihwan
