1,7

1.1K 133 9
                                    

Jaehyuk dan Yoshi duduk dengan wajah yang penuh luka.

Beruntungnya Junkyu dan Junghwan datang lebih cepat, kalau tidak, mungkin saja kedua pemuda yang duduk berjauhan itu akan dilarikan ke rumah sakit, atau bahkan akan ada acara pemakaman.

Junkyu berdiri menatap tajam pada Jaehyuk yang masih menunduk. Pemuda chubby itu agaknya sangat kesal karena Jaehyuk tidak mendengarkan perkataannya.

Jaehyuk bertindak gegabah lagi, hanya karena Yoshi yang tertangkap CCTV di sekitar lokasi, Jaehyuk langsung menyimpulkan sendiri dan malah memperkeruh suasana.

Padahal, setelah Junkyu lihat lebih lama ternyata Yoshi hanya datang ke minimarket lalu pergi ke tempat latihan bela diri taekwondo yang ada di seberang jalan, fakta mengejutkan lainnya, hari yang Jaehyuk lihat di CCTV adalah lusa kemarin, dimana hari sebelum Asahi menghilang.

Jaehyuk terlalu kalut.

Rasa khawatirnya terlalu besar sampai tidak dapat berpikir jernih lagi.

Semua usaha yang sudah dilakukan pun tidak membuahkan hasil.

Junkyu paham. Tapi Jaehyuk tetap salah. Jangankan mau membela, mengobati luka-luka Jaehyuk saja rasanya enggan.

Sedangkan Junghwan kini sibuk melihati keadaan Yoshi dari ujung rambut hingga ujung kaki. Pemuda bongsor itu bahkan hampir saja menelepon 119 jika saja tidak Junkyu hentikan.

Sebenarnya, Junghwan enggak lebay. Karena memang keadaan Yoshi seberantakan itu.

"Jadi, bagaimana dengan Asahi?" Tanya Yoshi ditengah rasa sakitnya, karena jujur Yoshi juga sangat teramat khawatir tapi tubuhnya kini terasa remuk.

"Kakak luka parah, masih sempat mikirin orang lain?" Junghwan bertanya kesal, sebab sedari tadi tidak direspon Yoshi dan malah menanyakan Asahi terus-menerus.

Seolah tidak mendengar perkataan Junghwan, Yoshi kembali bicara. "Aku terakhir bertemu Asahi lusa pagi kemarin, saat Asahi mabuk karena bertengkar denganmu. Asahi sampai menangis sesenggukan karena orang tidak bersyukur sepertimu."

"Tidak bersyukur?" Jaehyuk yang merasa tersinggung kembali beranjak, Junkyu yang tidak ingin ada pertengkaran ronde kedua langsung bangkit dan menahan Jaehyuk.

"Sudah! Jangan buat masalah lagi!" Bentak Junkyu bikin Jaehyuk kembali duduk.

"Yoshi, sekali lagi aku tanya. Kau benar tidak menculik Asahi?"

Yoshi memutar bola mata malas, lalu menjawab. "Kalau aku menculik Asahi, akan ku nikahi saat itu juga." Enteng Yoshi, buat Jaehyuk naik darah lagi, tapi untung saja Junkyu segera menghentikan dengan tatapan tajamnya.

"Jaehyuk. Kau tau orang yang memiliki dendam pada Asahi? Atau orang yang tidak menyukai Asahi?"

"Asahi jarang berinteraksi dengan orang lain. Rasanya, dia nggak mungkin punya musuh."

"Tapi, aku yakin. Orang yang menculik Asahi itu, membencinya. Kalau dia penculik biasa, mungkin sudah minta tebusan ratusan miliar. Penculikan ini pure untuk balas dendam."

"Kak Junkyu kenapa bisa yakin gitu?" Tanya Junghwan heran.

Junkyu mendelikkan bahu, "Enggak tau. Ini firasat aku aja, tapi biasanya firasat ku enggak pernah salah."


°°°

Junghwan mengobati luka Yoshi dengan telaten. Meski sempat menolak beberapa kali, akhirnya Yoshi membiarkan yang lebih muda mengobati lukanya.

Capek juga ditarik paksa sambil diceramahi terus-menerus, daripada makin pusing, lebih baik ikuti saja pikir Yoshi.

"Kak Yoshi, beneran enggak culik Kak Asa?"

° Jadi Pacar ° || Jaesahi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang