12. Bingung

134 23 31
                                    

💙Selamat Membaca💙

Aji berjalan ke ruang guru, dia penasaran ingin tahu siapa nama orang tua, terlebih ayah dari Andaru. Sesampainya di depan pintu ruang guru lelaki itu hanya melihat dari luar, dan ternyata meja kerja Ibu Susi masih tertata rapi. Berarti rekannya itu memang tidak datang, mungkin dia harus ke kantor TU saja, pikir lelaki itu. Namun, saat Aji berbalik hendak ke ruang TU dia melihat Ibu Susi sedang berjalan ke arahnya.

"Pak Aji mau ke mana?"

"Ah, kebetulan, saya mencari Bu Susi."

"Mencari saya?" tanya guru wanita itu.

"Iya, Bu!"

"Oh, ada apa, ya, Pak?"

"Kita masuk ke ruangan saja dulu, Bu."

Wali kelas Andaru itu mengangguk lalu melangkah masuk diikuti oleh Aji.

"Bagaimana, Pak?"

"Begini, Bu. Andaru siswa kelas XI C itu sakit. Kebetulan saya tadi membawanya ke UKS. Apa kita perlu menghubungi orang tuanya?

"Andaru? Oh, siswa yang baru pindah itu ya?" Ibu Susi memastikan.

"Iya, Bu, benar "

"Apa sakitnya parah, Pak?"

"Tidak terlalu, tetapi saya khawatir saja, Bu. Tadi dia muntah dua kali terus sekarang merasa pusing juga," terang Aji.

"Duh, saya ada kelas habis ini, bagaimana, ya, Pak?"

"Kebetulan saya sedang kosong, Bu. Biar saya saja yang mengurusnya, bagaimana?" tawar Aji.

"Apa tidak merepotkan, Pak?"

"Tentu saja tidak, Bu."

"Sebentar, kebetulan saya belum menyimpan nomor telepon orang tua Daru, tetapi kemarin saya baru minta foto copy kartu keluarga sama nomor telepon orang tua yang bisa di hubungi. Saya cari dulu,Pak."

Aji mengangguk, "iya, Bu. Silakan."

"Ah, ini dia. Kebetulan sekali. Sebenarnya saat mendaftar dia sudah mengumpulkan, tetapi entah mengapa kemarin dari bagian kesiswaan minta lagi," terang Ibu Susi  sembari menyerahkan foto copy Kartu Keluarga dan kertas berisi nomor telepon orang tua Daru.

Aji segera menerimanya, dia langsung memasukkan nomor itu ke ponselnya kemudian dia simpan. Tidak lupa dia melihat sekilas foto copy Kartu Keluarga itu lalu memotretnya diam-diam.

"Bu, ini, saya hanya perlu nomor telepon orang tuanya saja untuk berjaga-jaga." Aji mengembalikan kedua kertas itu.

"Ah, iya Pak." Susi yang sedang sibuk menyiapkan buku untuk keperluan mengajarnya tidak terlalu memperhatikan apa yang Aji lakukan dan hanya menerima kedua kertas itu kembali.

"Kalau begitu saya mau melihat keadaan Daru dulu, Bu."

"Duh, makasih, Pak. Maaf harusnya itu jadi tugas saya."

"Tidak masalah, Bu. Santai saja."

Setelah itu Aji segera keluar dari ruang guru, tetapi dia tidak langsung ke UKS. Lelaki itu penasaran ingin melihat Kartu Keluarga Daru.

Aji melihat dan membaca foto copy  Kartu Keluarga yang berhasil dia foto tadi.

"Ibunya Keshwari Dira Nirwasita," gumam Aji.

" Ayah Daru , Dwi Purwo Nugroho." Aji masih berbicara pada dirinya sendiri.

"Lahir di Semarang. Berarti dia tidak ada hubungannya dengan keluarga Wijaya."

Bukan Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang