PROLOG: GIANA AMARYLLIS

717 66 6
                                    

Giana baru saja dicampakkan oleh sang mantan kekasih demi seorang perempuan yang tak lain adalah rekan kerjanya. Giana kesal, dalam hati ia menegaskan bahwa ia harus balas dendam. Giana harus hidup dengan baik agar si mantan pacar tahu bahwa ia lebih baik setelah lepas dari pria brengsek sepertinya! Dan satu lagi, Giana harus bisa mendapatkan pria yang lebih baik dari mantannya!

"Haris Tolol! Idiot! Brengsek! Gue bersyukur gue nggak jadi nikah sama bajingan kayak lo! Lo jahat banget sama gue Ris! Jahat!"

Giana menangis keras, tempat ini sepi, hanya ada dia disini. Beberapa menit lalu ia baru saja selesai dengan pelampiasan sakit hatinya—minum di bar bersama sahabatnya. Namun itu masih terasa kurang, dan ia memutuskan untuk meneriak kan semua unek-unek di hatinya yang belum terucap di jembatan yang sepi ini. Giana takut? Biasanya iya tapi hari ini tidak, sebab kesedihan dan kemarahan yang menguasai dirinya lebih dominan dari rasa takutnya.

"Gue bakalan hidup dengan lebih bahagia, gue bakalan nyari cowok yang jauh lebih baik dari Haris, gue pasti bisa nunjukin ke Haris kalo gue jauh lebih baik tanpa dia, dan jauh lebih baik sama cowok yg bukan dia! Dia harus nyesel udah buang gue!"

Meskipun ia bicara seperti itu, tapi ada kekhawatiran lain di diri Giana. Mantan pacarnya itu atasannya di kantor, tampan, mapan dan ia punya segalanya. Lantas siapa yang harus Giana pacari agar bisa membuat mantannya merasa kalah?

"Mbak jangan lompat! Hidup memang sulit tapi mati bukan pilihan terbaik!"

Giana menoleh, menatap lelaki di belakangnya dari ujung kepala hingga ujung kaki, kemudian ia turun dari tempatnya berdiri tadi. Giana terpesona, belum pernah ia melihat pria setampan ini sebelumnya. Bahkan rasanya ia lebih tampan daripada mantannya. Ah ya itu!

"Mas ganteng banget, mau nggak jadi pacar saya?"

Dan kalimat bodoh itupun keluar begitu saja dari mulut Giana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fake Dating Real FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang