GIANA POV
"Mau pergi sama Alshaka?"
Gue mengangguk sambil merapikan rambut di depan cermin yang ada ruang keluarga. Yang barusan nanya itu Jo, dia dua minggu setelah pulang hari itu malah langsung balik ke Australia, dan mendadak tiga hari lalu dia udah kembali kesini dan kerjanya kalau gabut ya mencampuri urusan gue.
“Gi bagi nomor Alsha dong.”
Gue menoleh ke belakang, menatap curiga Jo yang sedang mabar games online bersama Asa. “Mau ngapain minta nomor dia?”
“Nggak ada, cuma mau ngajak nongkrong aja.”
Gue punya firasat nggak enak dengan ini. Sedari gue sekolah dulu setiap gue dan Kakak punya pacar ataupun deket sama cowok, nggak ada yang ngelarang. Tapi Asa dan Jo selalu bilang kalau mereka harus kenal cowok itu. Mulai dari minta nomor, nyuruh kerumah, sampai ngajak ketemuan diluar, semua dilakuin sama Jo dan Asa untuk kenal sama cowok yang deket dan pacaran sama gue dan Kakak. Tapi Kakak sering banget lolos, karena kan Kakak cepet banget gonta-ganti pacar, dan yang tahu dia sering gonta-ganti pacar gue doang. Asa, Jo, sama Mama paling cuma kenal sama pacar Kakak yang jangka waktu pacarannya paling lama, kalau yang sebenar-sebentar mah yang tahu gue doang.
Kakak sering nyuruh gue rahasiain, katanya mau dikenalin ke yang lain kalau sudah pasti aja. Gue males ribet jadi iya-iyain aja. Sayangnya gue nggak bisa lolos kayak Kakak, karena gue sama Jo kan satu lingkungan sosial selama sekolah, jadi dia tahu siapapun yang deket sama gue. Waktu kuliah juga gue satu lingkungan sama Asa, walau beda jurusan dan angkatan, herannya dia selalu tahu siapa aja yang deket sama gue atau temenan sama gue.
“Dia sibuk Jo,”
“Ya kan dia pasti punya hari libur kayak hari ini, gimana sih!”
“Ya hari libur dia mendingan dipake jalan sama gue lah daripada sama kalian,” Jawab gue sewot. Duh gue nggak percaya sama Asa dan Jo, nanti mereka ngomong nggak-nggak ke Alsha terus nanti Alsha ngejauh—hua gue nggak mau!
“Lo pelit amat Kak, sekali-sekali juga.”
Gue berdecak kesal, asal lo tau aja ya Asa, gue baru bisa jalan sama Alsha lagi setelah satu bulan loh. Seumur-umur gue pacaran, nggak pernah sejarahnya gue absen jalan sampe sebulan sama pacar gue. Eh Alsha pacar bohongan deng.
“Kalo yang lo takutkan kami nyuruh dia jauhin lo itu nggak akan kejadian Gi, ya tapi tergantung dia nantinya gimana sih.” Omongan Jo nggak terdengar meyakinkan, gue masih aja was-was.
Riri tiba-tiba datang, dia mendekati gue dan mengatakan kalau Alsha udah dateng. Gue segera bergerak menuju pintu depan. Gue senyum menyapa dia, baru aja kita mau pamit ke Mama, tiba-tiba Riri datang sama Asa dan Jo. Gue mencium bau-bau mencurigakan.
"Tante, malem ini mau pergi? Malem minggu kemarin udah pergi, nggak ada waktu sama Riri..." Riri menatap gue dengan muka sedihnya. Aduh gue jadi nggak enak ini, Alsha juga keliatannya gitu. Minggu semalem gue emang pergi rame-rame sama rekan kerja gue sih, pulangnya juga agak larut jadi nggak ada kesempatan main sama Riri.
"Riri mau ikut?"
"Eh Sha-"
"Udah gapapa," Gue nggak nyangka Alsha malah ngajak Riri. Mendengar ajakan Alsha, Riri malah kesenengan, "boleh Om?" Alsha mengangguk dan bilang boleh. Riri dengan wajah sumringah segera berganti pakaian dan pamit izin ke orang tuanya dulu. Asa dan Jo terlihat puas, sepertinya mereka yang meminta Riri ngomong gitu. Gue ninggalin Alsha, Mama, Asa dan Jo diruang tamu sedangkan gue masuk kedalam bersama Riri untuk gantiin baju Riri dan pamit sama Kak Sonya yang ada di kamar.
Ketika gue juga Riri selesai dan kembali ke ruang tamu, gue agak kaget karena Asa dan Jo bisa kelihatan seakrab itu sama Alsha padahal kan mereka jarang banget ketemu, mungkin baru dua atau tiga kali. Cowok emang gitu ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Dating Real Feeling
RomantikMalam itu Shaka baru kembali dari rumah sakit, hari ini jadwalnya padat. Ia begitu lelah, ia butuh istirahat sekarang. Saat melewati jembatan yang berada tak jauh dari rumah sakit Shaka tak sengaja melihat seorang perempuan berdiri di teralis besi p...