EXTRA : CERITA PENGANTIN BARU

83 19 7
                                    

Setelah menikah Giana baru tahu bahasa cinta Alshaka yang physical touch itu bisa se terang-terangan ini. Giana bukan remaja yang tidak pernah dicium laki-laki, dulu waktu pacaran sekali dua kali Gia pernah. Tapi ia tidak tahu apa yang ia rasakan ketika pertama kali dicium Alshaka bisa membuatnya tersipu sampai salah tingkah layaknya remaja, walaupun aslinya beberapa tahun lagi dia sudah kepala tiga.

Padahal itu cuma morning kiss biasa, posisinya juga cuma di pipi. Tapi bagaimana manisnya Alshaka tersenyum dan mengatakan “morning cinta,” padanya mampu membuat Giana merah sewajah-wajah.

'Cinta', begitulah Shaka memanggil Gia. Kadang juga Gia dipanggil 'Love', atau 'sayang'. Kalau lagi lebay-lebay nya manggilnya 'istriku.'

Giana sendiri mulai membiasakan diri memanggil Shaka tidak dengan panggilan namanya lagi, ia mulai manggil 'Mas' atau 'sayang.' Tadinya mau tetap panggil Kak, tapi Gia merasa nggak enak dilidah memanggil suaminya Kak. Memanggil Shaka seperti biasa? Gia merasa tidak enak hati, masa ia sudah menikah tapi memanggil suaminya dengan namanya saja, rasanya kurang cocok apalagi suaminya itu lebih tua dua tahun darinya. Shaka tidak keberatan sih, dia senang-senang saja, tapi sarannya nanti kalau udah punya anak, manggilnya diganti jadi Papi, nanti Shaka ikut manggil Gia Mami.

Giana punya seribu satu impian yang ingin ia lakukan sesudah menikah, tapi ternyata mewujudkannya tidak semudah yang ia kira. Contohnya bikinin bekal untuk suami, Gia membayangkan dia akan bangun lebih pagi lalu masak untuk bekal sang suami tercinta. Tapi kenyataannya malah Shaka bangun duluan dan masakin sarapan untuk Gia dan dirinya. Gia tuh bukannya bangun kesiangan, tapi emang Shaka aja yang bangun kepagian, morning person banget dianya.

Terus ya Shaka tuh sebenernya tidak bisa melulu Gia bekalin, karena kan jadwal dia tidak menentu. Bisa aja masuk pagi atau siang atau bahkan malam, tergantung janji sama pasien, dan bisa juga karena keadaan urgent yang membutuhkannya segera. Jadi untuk Shaka lebih efektif makan terbang aja daripada di bawain bekal dari rumah yang cuma bisa dimasakin sekali sama Gia. Dan tentu aja waktunya di pagi hari. Kan Gia masih bekerja, masuk pagi pulang sore, dari hari Senin sampai Jum'at.

Kemudian impian Giana dalam marriage life nya berikutnya adalah netflix and cuddling sama suami. Bermanja-manja sampai tujuannya apa berakhirnya apa.

Tapi Giana punya musuh ketika lagi manja-manja sama suaminya, yaitu handphone Shaka. Serius, ketika suasana di antara mereka lagi bagus banget, tapi malah di interupsi sama telpon atau chat minta konsul, rasanya Giana pengen mukulin siapapun yang ngehubungin Shaka saat itu juga. Namun Giana adalah wanita yang penyabar dan baik hati, jadi tentunya ia tidak akan melakukan tindak kekerasan itu.

Dari awal emang udah resiko, dan hal ini sudah sering dialami Shaka. Tapi baru bener-bener terasa oleh Gia setelah mereka menikah. Kan bisa dibilang sebagian besar waktu luangnya Gia dihabiskan sama Shaka dirumah, tiap hari juga ketemu, jadi lebih tau.

Alshaka sendiri jadi banyak tidak enaknya sama Gia karena dia memang aslinya sesibuk itu. Waktu mereka belum nikah dulu aja tidak terlalu ketahuan, karena Shaka tetap berusaha semaksimal mungkin komunikasi sama Gia walaupun kadang-kadang suka lupa balas chatnya. Kalau sekarang sih Shaka lebih suka langsung nelpon Giana, kalau chat ya masih lah tapi kalau mau ngehubungin tuh lebih sering langsung telpon aja.

Setelah menikah dengan Gia, Shaka seperti punya rem supaya dia lebih ngotak kalau kerja. Omongan Bundanya tidak di dengerin,  omongan istri harus di dengerin kan? tidak akan ada nanti cerita seperti sebelas bulan lalu, ketika Shaka di infus gara-gara dehidrasi dan kecapekan setelah lima hari penuh menjalani jadwal operasi yang padat serta ikut dalam operasi besar yang memakan waktu lebih dari enam jam.

Belum lagi visit pasien dan melayani konsultasi ini itu setiap harinya. Shaka dan sohibnya Mahesa, sama-sama tidak pulang selama nyaris seminggu. Makan, tidur, mandi segalanya mereka lakukan di rumah sakit, benar-benr rumah kedua. Untung aja Mahesa tidak perlu sampai di infus seperti Shaka. Shaka ngerecokin Gia supaya jangan lupa makan dan istirahat eh sendirinya malah sempat tepar tidak berdaya karena lupa makan dan kekurangan istirahat akibat kebanyakan bekerja. Nggak tahu apa motivasinya bekerja sekeras itu padahal gajinya juga sama aja.

Fake Dating Real FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang