PROLOG: ALSHAKA KALANDRA

492 61 9
                                    

Ada empat persoalan pelik yang sudah sering Shaka alami tapi ia tak pernah bisa terbiasa. Pertama, menghadapi pasien orang tua dan para ibu-ibu di keluarganya yang selalu sibuk menjodohkannya dengan berbagai perempuan.

Kedua menghadapi pertanyaan "kapan nyusul" setiap datang ke pesta pernikahan. Ketiga, menghadapi rumor bahwa ia penyuka sesama jenis. Dan yang terakhir, menghadapi para perempuan yang berusaha mendekatinya, dari cara paling mainstream sampai ekstrem.

"Dok saya punya anak perawat di rumah sakit C. Anaknya cantik, baik hati dan tidak sombong. Dokter mau nggak kenalan dulu sama dia? Siapa tau cocok."

Shaka tersenyum tak enak pada pasien yang baru saja ia periksa. Ini bukan kali pertama ia mendapat tawaran perjodohan seperti ini, ia sudah sering sampai rasanya muak. Sulit berhadapan dengan salah satu ras mahkluk paling kuat di bumi ini, kalimat persuatif yang lebih mirip pemaksaan mereka itu sering kali mengganggu Shaka.

Shaka bisa menolak perempuan yang menggodanya dengan cara bersikap dingin kepada mereka atau menolak terang-terangan, namun ia sulit menolak para ibu-ibu ini. Sulit rasanya bersikap dingin pada mereka karena ia biasa berperilaku ramah dan sopan para orang tua di keluarganya.

Di usia yang sudah menginjak akhir dua puluhan ini Shaka mulai banyak dituntut untuk menikah, para sepupu yang seumuran dengannya saja sudah menimang anak sedangkan Shaka punya pacar saja tidak. Bahkan sejak memulai koas nya hingga bekerja sebagai dokter spesialis bedah seperti sekarang, ia tak pernah menjalin hubungan lagi dengan perempuan. Teman-teman sepermainannya juga sejenis dengannya semua-laki-laki. Setiap berusaha di jodohkan Shaka selalu menolak bahkan kabur saat akan dikenalkan dengan perempuan. Maka dari itu orang-orang bahkan keluarganya mulai mencurigainya belok.

Shaka menjamin 1000% bahwa ia ia masih lurus! Ia masih suka perempuan! Shaka hanya belum tertarik menjalin hubungan lagi, ia sibuk dan hubungan pacaran itu melelahkan. Setiap perempuan yang ia temui memiliki sifat yang sama, manja dan haus perhatian. Tipe-tipe yang akan merecoki nya kalau ia sibuk. Contohnya saja kakaknya, si cantik yang hobi bermanja dan menuntut ini itu padanya, bahkan ia suka sekali memerintahnya. Padahal ia sudah menikah dan kini tengah hamil anak ketiga. Kenapa dia suka menyusahkan Shaka sih, bukan suaminya saja.

Malam itu Shaka baru kembali dari rumah sakit, hari ini jadwalnya padat. Ia begitu lelah, ia butuh istirahat. Saat melewati jembatan yang berada tak jauh dari rumah sakit, Shaka tak sengaja melihat seorang perempuan berdiri di teralis besi pembatas jembatan, meneriakkan sesuatu dan kondisi dirinya kacau. Shaka buru-buru menepi, ia pikir perempuan itu ingin bunuh diri, Shaka harus mencegahnya!

"Mbak jangan lompat! Hidup memang sulit tapi mati bukan pilihan terbaik!"

perempuan itu menoleh, wajahnya sembab, riasannya hancur. Ia menatap Shaka dari ujung kepala hingga ujung kaki kemudian ia turun dari tempatnya berdiri tadi. Shaka menghela napas, nampaknya ia menurut.

"Mas ganteng banget, mau nggak jadi pacar saya?"

Shaka terbengong, apa itu barusan? Perempuan ini sudah gila?

Shaka terbengong, apa itu barusan? Perempuan ini sudah gila?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fake Dating Real FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang