GIANA POV
Gue duduk di tepi kasur dengan kepala pusing efek mabuk semalam. Gue nggak tahu semalam pulang jam berapa, yang jelas Tasya pasti langsung pulang ke rumahnya begitu selesai nganterin gue. Dengan langkah gontai gue masuk ke kamar mandi, gue masih pakai baju semalam. Tasya nggak gantiin baju gue dan itu udah pasti karena gue nggak akan pernah mau bajunya digantiin orang lain.
Gue menghela napas melihat keadaan diri yang kacau balau, untung maskara gue waterproof, walaupun jejak air mata dan eyeshadow di pelupuk mata udah beleber semua karena tangisan heboh gue semalem. Duh pasti nanti jerawatan.
Gue buru-buru membersihkan wajah dengan micelar water, setelah itu gue gosok gigi. Sambil tangan gue bergerak menyikat gigi, satu persatu ingatan soal semalam bermunculan, apalagi ingatan tentang mas ganteng yang neriakin gue di jembatan.
"Huaaaa mama malu banget!" Pekik gue sambil menutup muka. Gila, gue kenapa bisa kayak gitu semalam? Aduh rasanya gue mau menghilang aja sekarang. Gue menyelesaikan agenda sikat gigi dan buru-buru mencuci muka dengan sabun. Sialnya setiap gue menutup mata, bayangan kejadian kemarin terlihat.
"Aduh kenapa keinget-inget terus sih!"
Belum hilang kepanikan gue, rumah gue jadi berisik karena ada orang bar-bar yang ngetok pintu rumah gue dengan kasar. Tanpa ingat mengelap muka yang masih basah, gue berlari kedepan untuk membukakan pintu. Ah sial, kenapa tamunya harus Isabella!
"Gia!"
Bella langsung masuk dan menutup pintu, kemudian dia mendorong gue untuk duduk di kursi ruang tamu. Gue rasa dia baru pulang dari kegiatan persit, kelihatan dari pakaiannya.
"Tadi pagi Tasya vn ke gue, dia bilang kalo lo semalem mabuk terus godain cowok ganteng di jembatan persimpangan sana. Itu beneran?" Tanyanya heboh.
Gue menutup muka, tak berani memandang Bella, "nggak gitu…" Sanggah gue. Bella pun mendesak gue untuk cerita apa yang udah gue inget. Mau nggak mau akhirnya gue pun cerita, temen gue satu ini kalo belum diceritain mendetail nggak akan berhenti ngerecokin gue.
"Ya, jadi semalem gue jalan dari hotel Diamond ke jembatan itu. Gue berdiri di teralis jembatan yang paling bawah, jangan tanya alasannya, karena soal itu gue cuma pengen aja. Gue teriak-teriak disana—"
"Eh bego, lo bisa ketempelan hantu! Biasanya lo takut disitu apalagi malem-malem."
"Ya gue mana peduli soal itu, kan gue mabok!"
Bella mengangguk lalu menyuruh gue melanjutkan cerita. "Terus tiba-tiba ada yang neriakin gue dari belakang, nyuruh gue turun karena dia kira gue mau bunuh diri padahal nggak. Pas gue noleh jujur aja gue nggak bisa nggak terpesona Bel, dia ganteng banget, cowok paling ganteng yang pernah gue temui! Nicolas Saputra sama Tom Holland lewat!" Cerita gue sambil membandingkan Mas ganteng semalem dengan dua aktor favorit gue.
Bella mengangguk paham, "seganteng itu ya? Tasya juga bilang dia ganteng banget sih makanya gue jadi penasaran," Responnya. Mengingat Mas ganteng itu disatu sisi gue pengen ketemu dia lagi, tapi disisi lain gue nggak mau karena masih malu banget! Saking malunya gue sampe nggak inget sama sekali apa yang bikin gue depresi beberapa hari ini.
Bella tiba-tiba tertawa, "tapi asli omongan lo yang kelewat jujur pas mabuk itu lucu banget, seketika wibawa lo hilang nggak bersisa!" Gue merengut mendengar tawa Bella, dia pasti bakalan ngetawain gue nyaris lima menit, lalu mengungkit semua hal konyol yang gue lakuin saat mabuk di sepanjang sejarah hidup gue. Dua sodara gue, temen-temen deket gue, apalagi Bella dan Tasya, tahu banget kalau gue adalah peminum yang buruk, makanya gue amat sangat jarang minum. Gue nggak suka rasanya dan lagi itu nggak sehat sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Dating Real Feeling
RomanceMalam itu Shaka baru kembali dari rumah sakit, hari ini jadwalnya padat. Ia begitu lelah, ia butuh istirahat sekarang. Saat melewati jembatan yang berada tak jauh dari rumah sakit Shaka tak sengaja melihat seorang perempuan berdiri di teralis besi p...