7. cemburu

1K 102 0
                                    

Aku membuka mataku. Kepala ku terasa berat. Aku memijit kepala dan leherku. Ah aku tidak bisa tidur tadi malam. Aku berusaha tidur namun gagal. Aku membuka laci mejaku dan mengambil pain killer yang biasa aku minum ketika migrain kambuh. Aku meneguk habis minumku.
Ku buka hp dan melihat apakah ada notif yang perlu aku balas. Aku memikih kembali berbaring sembari menunggu reaksi obat. Seharusnya aku ada kelas pagi ini, namun aku rasa tidak sanggup untuk ke kampus. Memejamkan mata saat ini adalah pikihan nagus untuk meredakan rasa sakit kepala.
Hari sudah siang, aku lapar. Aku beranjak membasuh muka dan bersiap keluar. Hawa panas menerpa wajahku. Terik matahari melunturkan niatku. Akhirnya ku memilih memesan makanan online.
Migrain ku benar sudah tidak terasa. Untuk menghilangkan rasa bosan aku berencana keliling2 kota sore ini sebelum aku masuk kerja. Jalanan tampak lengang, kemanakah orang-orang pikirku. Mood ku baik hari ini, rasanya cukup tidur sangat membantu.
Aku berhenti di toko cafe tempatku bekerja. Ah pelanggan terlihat ramai, aku segera masuk dan memakai atribut.

"Hai lyo" sapa jim, si pria kemayu yang cantik. Lambaian dan sapaan khasnya membuatku tertawa. Bekerja setahun disini sangat asik, teman sepekerja baik dan menyenangkan. Benar kata orang kalau faktor utama dalam bekerja adalah kenyamanan.
Bekerja di cafe ini aku muktifungsi, kasir oke, barista oke, pelayan oke. Kami bekerja saling membantu namun tidak mengenyampingkan posisi utama.

"Lyo, aku mau ke toilet. Tolong ini dong, meja ini" jim berlari ke lantai atas setelah memastikan instruksinya sampai ke aku. Aku mengangkat nampan berisi itu menuju menja tujuan.

"Eh lyo,. Kok tadi gak masuk?. Kamu gak baca grup?"
Aku terkejut. Ternyata andina yang menepuk pundakku. Aku sedikit mundur melihat sekeliling meja ini. Mereka ada disini semua ber lima.

"Eh sorry, emang d grup bahas apa?"

"Duh lyo, kamu tu ya. Kami mau ke kos kamu ini, tapi ngopi dulu" jawab pica

"Ah, untuk apa?"

"Ya mau liat kamu lah, kamu gak masuk, balas chat grup juga gak" meisi nyeletuk sambil nyeruput minumannya

"Ah, sorry. Migrain aku kambuh, jadi aku gak masuk. Ini udah enakan, makanya aku masuk kerja" jelasku. Aku melirik azi yang sedari tadi hanya diam, memainkan ponselnya dan menikmati minumnya.

"Jadi gimana zi, jadi?" Mereka menoleh ke azi.

"Ya gak dong, orangnya sehat kan?" Jawab azi. Aku menggigit bibirku. Teman yang lain mengangguk. Azi bahkan tidak melihatku sama sekali. Aku izin lanjut kerja ke mereka. Aku kembali fokus.

Sesekali mataku menoleh ke azi. Azi tampak biasa, bercerita dan tertawa dengan teman yang lain. Hatiku kembali perih, apa cuman aku yang gelisah seperti ini?. Apa cuman aku yang berperang dihati dan pikiran?.

Kepalaku mulai terasa sakit. Aku pergi kekuar cafe dan duduk di bawah pohon. Aku membuka bungkusan obat dan meneguknya lagi. Aku merenggangkan badanku, memijit tengkuk leher dan kepalaku. Hari ini pelanggan ramai, aku butuh istirahat sejenak.

Mataku menatap kosong ke jalan. Hari sudah jam 20.30. Satu persatu pelanggan pulang. Aku kembali masuk dan menyelesaikan shift ku dengan baik. Aku beberes membantu teman yang lain untuk closed cafe.
Sudah jam 22.00 aku harus segera pulang.

Pagi ini aku kembali ke kampus. Sebelum berangkat aku membuka chat grup, banyak sekali chat mereka. Aku membaca perlahan hingga akhir.

"Guys hari ini jadi badminton kan?" Andina mengirim banyak stiker

"Jadi.."
"Jelas..."
"Harus.."
Respon teman-teman. Aku memasukkan hp ke saku hodie ku. Ku harus bergegas. Ketika sedang menghidupkan motorku, ibu azi menyapaku.

"Ibu dari mana?"
"Ini dari warung.." sambil mengangkat belanjaannya. "Kok baru berangkat?, gak bareng azi ya?"

"Iya bu, lyo kesiangan. Lyo berangkat bu"
Aku menancap gas. Setelah parkir di kampus, aku buru-buru ke kelas. Aku memgehntikan langkahku tiba2, azi ada di depanku. Tatapan kami bertemu. Kami berdiam sejenak.

Butterfly & AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang