4. cokelat berpita pink

1K 103 0
                                    

Hari ini hari yang akan sangat penuh dengan cokelat dan hadiah manis. Arti 14 februari menurutku. Aku sendiri tidak pernah merayakan hal seperti ini, dan tidak ada hal khusus atau spesial.
Aku mengeluarkan motor bebekku hendak berangkat kuliah. Seperti biasa aku singgah di depan rumah azi, memanggil azi dengan sedikit berteriak. Azi keluar dengan senyum merekah.

"Selamat hari valentine lyoku"
Azi memeluku dan mencium kedua pipiku. Akhir-akhir ini azi semakin aktif physical touch denganku. Aku sedikit menarik badanku dari pelukannya.

"Aku gak punya hadiah loh. Kamu tau kan aku baru beli makeup kemarin. Gak apa-apa ya"

"Gak ada yang minta juga zi"
Azi melongos mendengar jawabanku. Azi memakai helm dan naik. Ia melingkarkan tangannya di pinggangku.

"Ih jangan gini ah" aku melepas tangan azi dari pinggangku. Aku masih belum terbiasa dengan kebiasaan azi yang iseng. Walau sudah mau 1 tahun selalu bareng.
Aku singgah membeli sarapan sebelum memasuki lingkungan kampus. Azi menemaniku sarapan di kelas. Saat itu kelas belum ramai, jadi tidak akan mengganggu orang dengan aroma makananku.

"Mau dong"
Azi membuka mulutnya. Aku menyuapi mie bihun gorengku.

"Tadi aku tanya kamu gak mau"

"Soalnya aku kenyang, tapi laper lagi liat kamu"
Aku geleng-geleng. Mie bihun ini pun akhirnya dimakan berdua. Aku beranjak keluar kelas membuang bungkusan makanan.
Saat aku kembali, aku melihat seorang pria berdiri di depan azi. Azi tampa memgobrol santai dengan pria itu. Pria itu bergegas pergi ketika menyadari aku datang. Aku duduk dan melihat sebuah coklat berpita pink di tangan azi.

"Aku dapet cokelat lyo, ih cokelat pertama aku tahun ini. Aku pikir gak akan dapet, namanya jomblo"
Azi cengengesan. Aku hanya diam. Dosen masuk, yang lain tampak heboh merapikan posisi siap mengikuti perkuliahan.
Cokelat berpita pink itu bertengger di meja azi selama perkuliahan. Aku tidak tahu kenapa azi tak memasukkan itu ke tas. Cokelat itu sungguh merusak mood dan konsentrasiku.
Aku yang biasa cakap di kelas ini pun gagap ketika dosen melayangkan pertanyaan. Azi menatap bingung.

"Tumben sih gak bisa jawab pertanyaan pak aril"
Azi berbisik menyenggol bahuku. Aku hanya diam memutar2 pulpen di jariku. Perkuliahan usai tanpa ada satu materipun yang masuk ke otakku.
Aku meminum kopi susu kaleng yang biasa ku beli, berharap rasa manis dan pahitnya bisa membantuku mood ku jadi lebih baik.
Aku menghela napas panjang. Cokelat itu mengganggu pikiranku.

"Cokelat nya cuma satu, sayang banget ya dimakan"
Azi memeluk cokelat itu.

"Museum kan aja, kamu awetin"

"Ih kok judes sih, iri ya"
Azi mulai iseng. Aku yang sudah tidak mood dari awal mulai kepancing dengan keisengan azi

"Cokelat murahan begitu semua orang juga bisa beli, bahkan lebih dari satu" jawabku ketus sembari meneguk kopiku.

"Tapi kan gak semua orang dikasih cokelat spesial"

"Spesial kan menurut kamu, belum tentu cuman kamu cewek yang dia kasih cokelat"
Kata-kataku sepertinya sedikit kasar. Azi terdiam dengan kataku. Aku yang bingung dengan siatuasi ini pun memilih pergi.

Aku merebahkan tubuhku di atas kursi panjang yang ada di taman kampus. Angin sepoi membelai wajahku. Aku sedikit mengantuk, tapi wajah azi yang cemberut melintas di benakku.

Aku bangkit dan memilih untuk pulang. Aku meninggalkan pesan singkat ke azi karena aku gak mau dia menungguku untuk pulang.

"Aku ada urusan!, aku gak bisa pulang bareng"
Pesanku tidak dapat jawaban dari azi. Hal itu membuat hati dan pikiranku semakin berat. Aku berkeliling kota sore itu. Aku tidak punya tujuan, tapi tidak ingin pulang.
Aku berhenti di depan minimarket. Duduk di depannya sambi menikmati kopi dingin yang aku pesan. Aku melihat-lihat instagram untuk menghibur diri. Aku terfokus kepada suatu konten dan punya ide bagus untuk memperbaiki ketidaknyamanan dengan azi hari ini.

"Aku di depan, bisa keluar sebentar?" Pesanku pada azi. Sudah jam 22.00. Pesanku tidak terbalas. Aku memilih menunggu sebentar di depan gerbang rumah azi. Apa dia sudah tidur?. Pikirku sambil celingak celinguk berharap azi keluar.

"5 menit lagi kalau kamu gak keluar, aku bakal marah banget sama kamu"
Kesabaranku mulai diuji. Aku mulai menendang batu-batu kecil disekitar kakiku

Suara kunci gerbang. Aku menoleh dan melihat azi berdiri di depanku dengan muka betenya. Aku mengulurkan tanganku yang sejak awal aku umputin dibelakang badan. Pocky pink berbentuk love. Azi terkejut, aku tersenyum.

"Selamat hari valentine peri kupu-kupuku, maaf ya untuj hari ini"
Azi tersenyum malu. Aku pun begitu. Terasa aneh malam itu. Kami tidak banyak bicara saat itu, hanya tersenyum dan malu.

Senyumku tak juga surut. Apalagi ketika mau masuk kamar, ada bingkisan yang tergantung di pintu kamar. Aku mengambil kotak itu sebelum masuk kamar.

"Maaf ya lyoku"
Tulisan singkat ini. Sudah jelas ini dari siapa. Aku tertawa kecil sambil melihat isi bingkisan itu. Cokelat berpita putih dan sebungkus permen tangkai.

Butterfly & AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang