3. peri kupu-kupu

1.2K 125 2
                                    

Perkuliahan hari ini sangat membosankan. Selain mata kuliah yang tidak menarik menurutku. Cuaca panas di luar sana terasa menguras energiku.

"Ah, panas banget lyo"
Azi mengipas2 lehernya dengan makalah tipis yang ada di mejaku. Ia meletakkan sekaleng kopi dingin ke tanganku.

"Tadi aku singgah ke kantin"
Azi meneguk setengah isi botol minumnya. Keringat mengalir dari dahi dan lehernya. Aku memberi tissue padanya.

"Pulang nanti main yuk, aku bosen"
Azi menggoyang tanganku meminta persetujuan tanpa penolakan. Aku mengangguk dan meminum kopiku.

Aku memarkirkan motorku. Azi menggandeng lenganku dan sedikit menarikku agar lebih cepat berjalan. Azi tampak ceria. Aku membawanya ke keramaian, seperti alun kota. Banyak makanan kaki lima yang enak disini.

Azi berhenti di salah satu gerobak dan memesan, lalu berpindah ke tempat lain lagi. Sekarang di tanganku dan tangannya sudah ada beberapa macam makanan.

"Laper?" Aku mengernyitkan dahi sambil mengangkat tanganku yg penuh makanan

"Banget"
Azi tertawa dan menarikku untuk duduk di atas rerumputan. Kami mulai menikmati makanan ini. Azi sangat suka makanan pedas, sedangkan aku suka makanan manis. Sudah dipastikan kami hanya makan makanan masing-masing.

Aku sangat kenyang. Jiwaku terasa melayang mencerna makanan di perutku.

"Main itu yuk!" Ajak azi menunjuk anak2 yang sedang mewarnai

"Malu, itu anak-anak semua"
Azi tidak mendengarkan aku. Ia bergegas mendekati pemilik dan hendak mewarnai. Aku mengikutinya dan memperhatikannya. Azi sedang asik dengan lukisannya. Aku mendekati pemilik.

"Mas kertas putih tanpa ada gambarnya ada gak?"

"Ada neng"

Aku mengambil kertas putih itu dan duduk di spot lukisan tak jauh dari azi. Aku mengambil alat tulis dari ranselku.

"Liat. Cantik kan?"
Azi menunjukkan hasil mewarnainya. Aku mengangguk.

"Nih buat kamu"
Aku meletakkan lukisanku ke dad azi. Azi menutup mulutnya. Ia mrnatapku dengan mata terbelalak.

"Kamu bisa ngelukis?"

"...."

"Lyo.... ini bagus banget. Lyo ini.."

"Kamu, itu kamu. Wanita cantik, dengan pipi tembem, lesung pipi, rambut pirang dan aku kasi kamu sayap ini"

"..."

"Sayapnya akan menambah keindahan kamu. Selain itu, sayapnya jadi kebanggaan kamu. Dengan itu kamu bisa terbang sesuka mu, mencari tempat indah"

Aku sedikit menjelaskan lukisanku. Aku menoleh ke azi yang menarik air di hidungnya. Azi menangis. Aku tertegun. Aku mendekatinya. Menepuk bahunya.

"Kenapa?"
Azi tidak menjawab, ia menyenderkan kepalanya di dadaku. Ia semakin nangis. Aku bingung. Aku memeluk bahunya dan menepuk punggungnya. Aku meminta maaf ke orang2 di sekitar yang mulai memperhatikan kami. Aku membawa azi menjauh dari tempat itu.

"Minum dulu"
Azi meneguk minum yang ku beri. Ia menarik ingusnya sesekali. Azi terlihat sangat imut saat itu. Aku tersenyum dan menopang pipinya dengan kedua tanganku.

"Lihat deh, cantiknya hilang"
Azi memukul kencang bahuku, aku tertawa.

"Kamu terharu dengan lukisanku?, atau kamu terharu karena sadar memiliki teman yang sangat berbakat sepertiku?"

"Ih apaan sih lyo"

Aku tertawa, lucu sekali temanku ini. Aku menggandeng tangan azi mengajaknya pulang. Hari semakin larut jika kami masih tetap disana.

"Lyo, makasih ya!"
Azi tersenyum manis sekali. Aku mengangguk. Aku pergi dari depan rumah azi ketika memastiin azi sudah masuk rumah.

Aku mengeringkan rambutku di depan kipas. Segar sekali rasanya seharian di luar panas. Mandi, keramas dan sekarang aku duduk di depan kipas.

Drrtt...drrttt...drrttt...
Dengan mata tertutup aku meraba kasurku mencari hp.

"Aku pajang di meja belajar aku"
Oesan singkat azi. Satu pesan singkat yang buat aku tersenyum, aku meliht foto yang azi kirim. Lukisan itu sudh bertandang rapi di meja belajarnya

"Aku suka banget!, makasih sekali lagi lyoku"

Lyoku. Aku menatap kata itu lama. Jantungku berdegup. Setelah 1 semester  ucapan ini keluar. Aku tersipu dan membalas

"Sama-sama peri kupu-kupuku. I'm happy if you like it"

Butterfly & AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang