Malam ini adalah malam yang sangat penting. Azi dan teman-teman yang lain akan pengumuman kelulusan. Aku yakin mereka sangat gugup. Biasanya pengumuman akan keluar di website jam 23.00. Sepulang kerja aku menelpon azi.
"Kamu udah pulang?" Tanya azi
"Udah, kamu gimana?, deg-degan?" Tanyaku
"Iya, aduh gugup banget. Gimana kalai aku gak lulus?"
"Lulus, doa ya. Nanti kita liat sama-sama" ujarku. Kami banyak mengobrol hingga jam pengumuman tiba. Aku membuka laptopku dan membuka website. Jam 23.00 website juga blom update, aku refresh juga blom ada pengumuman. Azi mulai gelisah di seberang.
"Sabar sayang, lahi down mungkin karena banyak yang akses" ku coba menenangkan azi. Setelah 5 menit menunggu akhirnya muncul. Perlahan aku buka dan cari nama azi.
"Lyo gimana?" Tanya azi. Aku berhenti menscroll. Ku perbesar di titik itu, nama azi. Ku perhatikan baik-baik.
"SAYANG KAMU LULUS" teriakku bahagia. Sorakan azi terdengar diujung telpon, azi menangis sesenggukan. Aku mendengar suara ibu dan bapak disana yang terkejut mendengr azi teriak dan menangis. Aku mematikan telponku, membiarkan azi merasakan bahagianya bersmaa keluarganya. Aku menghapus air mataku, aku turut bahahia dengan kelulusan azi. Aku pun lanjut memperhatikan website mencari nama andina, pica, ayu dan meisi.
"Ada yang bangun tidur udah jadi dokter nih" ujarku dari balik handphone. Terdengar azi cekikian.
"Iya, kita langsung ketemu disana aja ya sayang. Setengah jam lagi aku gerak" ujarku.
Hari ini seperti rencana sebelumnya, usai pengumuman kelulusan aku dan azi akan bertemu. Aku sudah memesan kamar di salah satu hotel bintang 5 di jakarta pusat, tepatnya gak jauh dari rumah azi. Ini aku lakukan untuk memghibur azi, lukus atau tidaknya aku akan tetap memberikan waktu dan reward untuknya.
Karena chek in jam 14.00. Aku mengajak azi untuk makan siang di mall yang terletak di samping hotel. Jalanan masi belum padat, karena jarak rumah azi yang dekat tentu azi sudah lebih dulu sampai di restaurant. Aku buru-buru masuk ke mall setelah memarkirkan motor.
Aku berhenti di pintu masuk resto. Ku hampiri kasir dan bertanya apakah azi sudah memesan makanan atau belum, sambil menunjuk posisi duduk azi. Karena azi belum memesan, aku request memesan satu cake suprise untuk azi, setelah itu aku pun masuk menghampiri azi.
"Hai sayang" bisikku di telinga azi. Aku duduk di sampingnya, senyum azi manis sekali.
"Bahagia sekali kamu" godaku, azi malu. Ia menepuk pundakku, dan melendot manja.
"Pesen dulu gih, laper" ujarku. Aku memesan makanan lebih banyak hari ini, selain beneran laper aku mau azi melupakan diet hari ini.
Setelah semua pesanan kita datang, seorang pelayang datang membawa cake. Azi terlihat suprise, ia menerima cake tersebut. Cake cantik dihias diatas piring putih bertuliskan congratulation azizi. Seperti cewek kebanyakan kita foto-foto dulu lalu melahap habis makanan kita.
Usai makan dan ngobrol, sudah jam 16.00. Kita putusin buat ke hotel. Akses langsung dari mall ke hotel tentu ada, karena mall dan hotel satu naungan PT. Aku menggandeng tangan azi ketika sudah menyusuri lorong kamar hotel. Aku membuka pintu dan menyilahkan azi masuk. Azi terkejut menutup mulutnya.
"Lyo.... " ucapnya membalikkan badan menatapku. Aku tersenyum, menutup pintu dan menggandeng tangannya mendekati tepi ranjang.
Sebelumnya aku sudah merequest untuk penghiasan kasur betuliskan congratulation dengan mawar dan di atas nya tentu ada bucket dan gift box.
"Ini untuk aku?"
"Iya dong" jawabku. Azi kegirangan, ia memelukku erat.
"Terima kasih" ucapnya lirih, suaranya bergetar. Aku menepuk dan memebelai punggungnya. Azi melepas pelukannya, ku usap air matanya. Kami tersenyum, ku kecup keningnya. Azi memegang bucket yg berisi bungan dan uang yang dibentik seperti bunga. Aku memgambil beberapa foto untuknya. Pemandangan dari kamar sangat cantik, aku memilih kamar lantai atas dengam view kota. Lampu-lampu kota di gedung tinggi mulai kelihatan ketika hari mulai gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly & Angel
Teen FictionLyo baru saja sampai di jakarta. Ini pertama kalinya ia pergi dari rumah untuk melanjutkan pendidikannya. setelah 18 tahun hidup bersama keluarga, sudah saatnya lyo kekuar untuk mencari pengalaman hidup yang lebih lagi. Lyo tidak sabar menanti apa y...