Ku sentuh bibir lembut azi, aku menggigiti pelam bibir bawahnya. Azi bergerak melingkarkan tangannya di leherku, dan aku menarik pinggangnya rapat denganku. Aku menikmati setiap inci dari bibirnya, bibir kami terpaut. Kerinduan bergejolak, sepertinya kami menumpahkan pincak rindu itu saat ini. Azi melepas ciumanku, ia menhatur napasnya. Aku menuntunnya untuk berbaring, ku sentuh jenjang lehernya dengan lidahku. Aku merasakan kulit azi menegang, aku sedikit bermain di daun telinganya sebelum kembali ke bibirnya.
Azi menuntun tanganku menyentuh dadanya. Tanganku masuk dari bawah kaosny, azi membantuku dengan sedikit mengangkat badannya dan membuka bajunya. Azi menarikku untuk segera menikmati bagian yang sudah terbuka disana.
Ahhh
Desahan azi mulai terdengar, aku sangat obsesi dengan suara itu, aku ingin terus mendengarnya saat ini. Aku menjajaki perut azi, ia menegang kegelian. Aku beralih ke bawah, paha azi yang sedari tadi menyatu menahan kegelian pun aku buka. Azi lagi membantuku membuka kancing celana nya, ia menarik bokongnya untuk memudahkanku.
"Ahh sayang jangan" azi menahan kepalaku. Aku mendongak, apakah azi akan menahanku lagi kali ini. Kami bertatapam, azi mengalah kembali merebahkam kepalanya dan membuka kedua pahanya, seperti sinyal hijau aku segera menenggelamkan kepalaku disana, menikmati apa yang aku mau.
"Sayang, ahh aku g..gak.. sayang..ahh" aku gak tau pasti apa yang diucapin azi, aku hanya sibuk dengan pekerjaanku. Aku naik dan kembali menciumi bibir azi, azi meremas bahuku ketika jemariku memasuki area sensitifnya.
Aku merasakam kehangatan dan kelembutan disana, tangan kiriku memperbaiki rambut azi yang berantakan. Aku menikmati wajah azi saay ini, ku ciumi bibirnya sesekali sebelum kami mencapai puncak"Ahh sayang.. aku.. udah" ucap azi semakin kencang mencengram bahuku, wajahnya meringkuk di leherku. Aku semakin cepat dan cepat.
Aahhh
Aahhh
Kami sampai ke puncak, aku menatap wajah azi yang lelah. Matanya terlihat mengantuk.
"Kamu hebat sayang, are u ok?" Ucapku, azi memgangguk dan memelukku. Azi tertidur. Aku membetulkan posisi tidur azi, aku berbaring disampingnya sejenak sebelum bergegas mandi.
Setelah 30 menit azi terbangun, ia menoleh padaku.
"Makan yuk!" Ajakku. Azi mengangguk dan duduk.
"Lyo, tolong handuk" pinta azi dengan mata masi setengah tertutup.
"Di kamar mandi, udah kesana mau mandi juga kan" jawabku masih asik dengan novelku.
"Baju aku mana?" Tanyanya
"Udah aku cuci" jawabku
"Ha?" Azi membuka penuh matanya, aku mengernyitkan dahiku. Azi bersusah payah beranjak dari kasur dengan selimut menutupi badannya. Jiwa usilku keluar, aku menahan selimut itu.
"Lyo, jangan becanda deh. Laper kan?, ntar aku makin lama loh mandinya" kesal azi
"Udah sana kenapa harus pakai selimut, ntar kotor selimutnya" jawabku dengan senyum nakal
"Ih kan aku begini" protes azi
"aku juga udah liat semuanya, udah sana cuma berapa langkah dari kasur ke toilet" azi tampak kesal, ia pun melepas selimut dan berlari sambil menutupi bagian atas dan bawahnya dengan tangan, melihat tingkahnya aku tertawa terbahak.
"Lyo, baju kamu gak ada dress?" Tanya azi melihat pakaianku di lemari. Ia berdecak kesal memilih baju. Maaf sayang, kamu tau aku gak pernah pakai dress.
Azi sudah beres, gayanya saat ini mirip denganku. Kami pergi ke resto yang tidak jauh dari kosku. Saat makan azi bercerita, ternyata ia sudah bertemu dengan andina juga meisi. Aku semakin lega memdengar ceritanya, ku genggam tangan azi dan memberikan senyum terbaikku untuk ceritanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/318179609-288-k186386.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly & Angel
Teen FictionLyo baru saja sampai di jakarta. Ini pertama kalinya ia pergi dari rumah untuk melanjutkan pendidikannya. setelah 18 tahun hidup bersama keluarga, sudah saatnya lyo kekuar untuk mencari pengalaman hidup yang lebih lagi. Lyo tidak sabar menanti apa y...