Aku menatap layar laptopku, surat pengunduran diriku sudah rapi. Aku baca berulang paragraf demi paragraf. Berat rasa hati ketika harus melewati fase ini. Kuliahku telah usai, aku harus ikut tahap magang. Sebenernya aku tidak punya masalah dengan magang dan bekerja, selama pak riyan masih menjadi bosku. Namun beni yang kini jadi bosku pun tak bosa membuat leluasa mengatur jam kerjaku sesuai jadwal perkuliahanku.
Aku menutup laptopku, hari sudah mulai terang. Aku bergegas pergi ke cafe. Sebelumnya aku singgah ke fotocopy untuk print surat ini. Tak lama aku sudah sampai di cafe, membantu teman untuk membuka cafe.
Aku duduk menunggu customer bersama adi dan riki. Kami menikmati kopi pagi."Resign?, serius yo?" Tanya adi
"Hmm.." aku mengangguk
"Kenapa?, katanya mau bertahan. Gila, jangan deh" ucap riki menggeser kursinya mendekat.
"Iya nih, baru juga sebulan yang lalu kamu bilang gitu. Pak riyan bentar lagi juga balik"
"Pak riyan udah tau?" Timpal riki
"Ya belum lah, bos nya kan sekarang beni. Ya aku gak harus ngomong ke pak riyan kan?, lagian pak riyan itu udah baik banget sama aku, udah kay orang tua sendiri baiknya. Aku gak mau kelewatan ah" jelasku
"Kamu udah yakin, udah 3 thn lebih loh kerja disini"
"Berat di, aku juga udh pikiran berulang kali. Tapi semakin dipikirin semakin buat sakit kepala, gak tenang aku"
"Ya udah, kami yang tau baiknya gimana. Kalau pak riyan udah balik, pasti pak riyan bakal terima kamu balik" ucap riki. Aku mengangguk tersenyum tipis.
Jam kerjaku pun berlalu. Aku mengganti pakaianku dan bergegas ke lantai atas. Aku berdiam sejenak di depan pintu ruangan bos. Aku menghela napas dalam. Ku ketuk pintu perlahan.
"Iya, masuk!" Terdengar suara beni dari dalam. Aku membuka pintu perlahan, langkahku terhenti sejenak melihat bukan hanya beni yg duduk disana, taka jauh dari meja beni ada azi yang sedang menikmati makan siangnya. Mataku dan azi bertemu, cepat ku alihkan pandanganku ketika beni menyahut.
"Ada apa lyo?" Tanyanya, aku berjalan mendekat. Aku meletakkan amplop putih di atas tumpukan kertas di depan komputer beni. Beni mengerutkan keningnya, lalu menoleh padaku. Aku hanya diam menunggu ia membuka amplop itu.
" apa ini?" Beni membuka amplop itu dan membacanya perlahan.
" resign?" Tanya beni
"Iya pak" jawabku singkat, beni membaca kertas itu lagi. Melipatnya lalu meletakkannya.
"Kenapa?"
"Hmm, saya sudah cukup pengalaman pak. Saya mau coba hal baru. Selain itu jadwal saya ke depan akan lebih padat, jadi tidak bisa sambilan untuk kerja" jelasku
"Hmm... oke, akan saya proses. Gaji kamu bulan ini akan saya selesaikan" ijar beni. Aku pun mengangguk dan bergegas keluar. Sebelum menutup pintu mataku bertemu dengan azi. Ku tundukkan kepalaku dan menutup pintu. Jantungku sedari tadi yang berdegup kencang mulai lega. Sudah sebulan sejak hari itu aku bertemu azi.
Sesampainya dikos. Aku melangkah ke rumah azi, aku tersenyum pada ibu yang menyambutku. Sudah sebulan pula aku bertemu ibu. Kusalim punggung tangannya, ku letak di atas meja bingkisan yang ku bawa.
"Azi nya belum pulang lyo" ujar ibu
"Iya bu, lyo mau ketemu ibu kok" jawabku
"Udah makan belum?, sini makan sama ibu. Ibu juga blom makan nih, laper" ibu menarik tanganku menuju meja makan.
Seusai makan, aku dan ibu duduk di teras rumah.
"Pindah?, kenapa?" Ibu terkejut mendengar aku pamit. Ibu menatapku cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly & Angel
Teen FictionLyo baru saja sampai di jakarta. Ini pertama kalinya ia pergi dari rumah untuk melanjutkan pendidikannya. setelah 18 tahun hidup bersama keluarga, sudah saatnya lyo kekuar untuk mencari pengalaman hidup yang lebih lagi. Lyo tidak sabar menanti apa y...