16. Waktu kembali

950 90 2
                                    

Sabtu besok aku dan teman-teman janjian staycation di puncak. Selain buat liburan kita juga isi waktu buat mulai belajar 2-3 jam. Karena tiap weekend puncak macet, kita berencana berangkat lebih dini. Sepakat berangkat dari rumah andina, karena hanya andina yang memiliki mobil yang cukup buat dinaiki ber 6 dengan segala perintilan kita.

Malam ini kita nginap dirumah andina. Aku sudah sampai di rumahnya, ku parkirkan motorku di samping motor keluarganya. Aku jalan masuk rumah mengikuti mbak yang membawaku ke lantai dua, sampai ke depan pintu kamar andina yang terbuka. Sudah ada azi, pica, ayu dan meisi disana. Ternyata aku manusia terakhir yang tiba.

Aku membuka hoodie dan topiku, meletak ransel ku dan bergabung dengan mereka yang sudah rapi di atas kasur menikmati serial netfil di tv andina. Ini bukan yang pertama kali kami nginap dikamar seluas ini, ya andina orang yang paling berduit diantara kita. Kamarnya saja 4x lipat dari luas kamar kosanku.

"Yo, minuman di kulkas y" tunjuk andina ke arah jendela. Aku berdecak kagum, gila ya lengkap sekali isi kamar ini. Aku membuka isi kulkas, sudah tidak diragukan isinya. Andai kamarku seperti ini aku tak akan keluar kamar.

Aku mengambil minuman kaleng bersoda dan kembali ke mereka, aku melihat cemilan mereka. Ayam goreng, kentang, jajanan. Aku mencomot ayam goreng. Aku dan azi saling senyum, azi yg semula duduk jauh perlahan tapi pasti bergeser pindah posisi hingga di sebelahku.

Usai netfilxan, ngobrol dan makan. Satu persatu mulai tumbang setelah bergantian bersih-bersih di toilet. Aku yang terakhir selesai, melihat mereka sudah pada tepar, di kasur atas andina, meisi dan ayu. Pica dan azi di kasur bawah. Aku berbaring di sebelah azi, ku tarik sisa selimut menutupi separuh badanku.

Karna belum mengantuk, aku memainkan hpku. Lampu kamar sudah padam, ku kecilkan cahaya hp ku. Aku mengotak atik sosmed sembari menunggu kantuk menyerang. Aku menoleh ke azi ketika mendengar suara azi pelan, azi masih tidur. Khawatir mengganggu azi, aku hendak bergeser menjauh, namun azi bergeser meletakkan tangannya ke pinggangku. Tubuhnya bersentuhan denganku, aku merasakan napasnya di bahuku. Aku menatap wajah itu, wajah yang berjarap hanya berapa centi dariku. Aku mematikan hp ku, menutup mataku mencoba tidur.

Alarm berbunyi. Satu persatu bangun dan siap-siap. Lagi dan lagi aku yang terakhir mandi, namun aku yang duluan selesai. Aku menonton kesibukan mereka yang make up, heboh ngatur pakaian, aku dengan kebiasaan simpelku. Hari ini hanya pakai baju kaos hitn lengan pendek dan jins gombrong, sepatu dan topi. Cuaca pagi masih dingin, tak lupa hoodie tetap dipakai.

Andina yang akan menyetir duluan, kita berdoa dan meluncur ke jalanan. Aku duduk di depan menemani andina.

"Guys, jangan pada tidur ya!,awas!" Ancem andina, teman-teman tertawa renyah. Awal perjalanan masih pada on, nyanyi, ngobrol. Setelah 1,5 jam perjalanan mulai senyap. Aku menengok kebelakanh, sudah pada tidur.

Andina tidak minta tukeran nyetir. Sesampainya di villa sudah jam 8. Cuaca sangat sejuk. Satu persatu keluar dari mobil, meregangkah badan dan menghirup udara segar dalam-dalam. Kami membawa barang masuk ke villa. Villa yang kami pesan sangat nyaman dan bersih, kamar ada dua, view gunung dan persawahan. Aku duduk di balkom sejenak menikmati pemandangan.

"Guys, kopi di bawah ya" suara pica disambut yang lain. Aku bergerak ke ruang pantry. Pica sudah menyeduh kopi yang cukup untuk kita. Aku memdekati azi yang sedang menata sarapan kita ke piring, tadi sebelum ke villa aku dan andina singgah membeli sarapan di warteg.

"Laper" ucapku, disambut senyuman azi. Azi menyodorkan piring berisi nasi ke arahku. Aku memgambilnya dan mengisi lauk. Aku duduk dan makan bersama azi di meja itu.

Usai sarapan kita belum ada rencana apa-apa. Karena konsep nya hanya refreshing dan belajar.

"Guys kita mau belajar dimana? Cafe? Ada cafe bagus nih" ujar andina

Butterfly & AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang