19. Hanya teman

971 90 0
                                    

Malam itu ibu memintaku menginap saja karena cuaca di luar gerimis. Namun aku menolak karena besok pun aku harus bekerja, selain itu aku tidak dalam suasana baik untuk menginap. Aku memakai jas hujanku, berpamitan pada ibu dan pamit seadanya ke azi. Segera aku meluncur dijalanan. Dibawah rintikan hujan, aku banyak berpikir tentang apa yang harus aku lakukan nanti.

Mendengar seseorang yang akan dikenalkan ke azi membuatku sakit kepala. Dikamarpun pikiranku masi belum tenang. Aku bolak balik di kasur berusaja tidur, tapi juga tak tertidur. Aku beranjak memgambil obat di laci mejaku, ku minum obat itu untuk meredakam sakit kepalaku.

Aku menatap hp di atas meja, hp ku bergetar telpon masuk dari azi. Aku mengabaikan telpon dan chatnya sejak sampai di kos. Ku balik layar hp ku dan ku kembali tidur.

Ketika sedang jam istirahat, aku merogoh hp di kantug celanaku. Sejak malam baru ini aku membuka hp. Ku lihat panggilan tak terjawab dari azi, bahkan rentetan pesannya.

"Sorry, nanti aku telpon kamu" aku mengirim pesan singkat ke azi. Aku butuh waktu sejenak untuk menenangkan hati dan pikiranku yang overthinking.

Aku mengotak atik laptopku, mencari facebook ibu azi. Aku mencari sahabat yang dibicarakan ibu, berhari-hari aku mencari tau. Setelah seminggu aku melihat komenan di postingan terbaru ibu hari ini. Aku membuka profilenya dan mulai mencari tahu sampai ku berhenti di foto anak yang mungkin dimaksud ibu.

Aku menutup laptop dengan kesal. Mukaku terasa panas. Aku memgambil kunci motorku dan keluar menuju swalayan, ku buka kulkas dan ku ambil minuman kaleng bersoda dan memeguknya hingga setengah. Aku menggenggam erat kaleng itu hingga berbunyi retak. Aku menarik napas dalam dan menghabiskan minumanku sekali teguk.

Hari wisuda azi tiba. Aku sudah rapi dengan blazer abuku. Rambut ku biarkan terurai rapi dengan jepit manik cantik menghias kepalaku. Aku membawa bucket dan hadiah untuk azi. Aku memakai masker saat itu, aku hanya ingin bersembunyi dan tidak dikenali teman seangkatanku dulu. Aku duduk di pojokan gedung menunggu azi kelar wisuda, aku membuka hp ku.

"Kamu beneran gak ada waktu buat aku?, kamu dimana? Katanya kamu bakal datang wisuda aku 😔" azi mengirimiku pesan.

"I'm here, waiting for you" jawabku

"Are you ok?" Tanyanya cepat.

"Yep 🙂
Kabarin kalau udah siap, aku cari sarapan dulu" aku beranjak dari dudukku dan pergi mencari warung makan terdekat.
Setelah 2 jam azi mengabariku. Aku berjalan kembali ke gedung, hiruk piruk manusia membuatku pusing. Aku berdiri lagi dipojokan menunggu kabar  azi.

"Kamu dimana?, aku udah sama ibu bapak adek nih" pesan azi. Aku mengiriminya foto posisiku. Lalu azi pun membalas foto posisi mereka.

"Ok wait" balasku, aku beranjak menuju tempat azi dan keluarganya. Aku sedikit kewalahan menembus kerumunan, jarak dari tempatku menunggu pun lumayan jauh. Aku melihat wajah ibu dari kejauhan, sedikit lega akhirnya aku sampai.

"Lyo, aduh baru datang kamu" sambut ibu. Hebat ibu mengenaliku walaupun wajahku ditutupi masker. Aku mendekat dan menyalim ibu bapak, aku memberikan bucket ke azi yang sumringah menyambutku.

"Assalamualaikum" sapaan ceria memecah keseruan keluarga azi, ibu teriak kegirangan. Aku menatap seorang ibu yang memeluk ibu azi. Deg, jantungku berdegup. Ini ibu yang kulihat di facebook. Aku menatap azi, azi tampak khawatir, ia menarikku mendekat padanya.

"Ini azi? Aduh cantik sekali" puji ibu tersebut, azi mengangguk tersenyum dan mencium punggung tangan ibu itu, aku pun melakukan hal yang sama.

" ini siapa?, bukannya cuma satu anak ceweknya say?" Tanya ibu aldo pada ibu azi.

Butterfly & AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang