Aku meregangkan tubuhku. Beberapa hari terakhir aku bahagia. Aku banyak menghabiskan waktuku dengan kerja. Kerjaku semakin semangat karena ada azi. Kami saling membantu dan banyak bercerita di sela kerja. Pergi dan pulang kerja bersama. Makan siang dan malam pun bareng.
"Ibu bawain kamu sarapan nih" azi menyodorkan bungkusan padaku.
"Aduh ibu baik banget sih" seruku senang. Aku memasukkan bungkusan itu ke ranselku.
Sesampainya di cafe. Teman yang lain tampak berkerumun di depan papan pengumuman staf.
"Hari ini ada special performance guys. Tumben banget nih, bakalan lebih rame dong" ujar riki
"Yoi bro, kata bos bakal ada tambahan fee buat yang lembur hari ini. Semangat!!!" Sahut adi.
Aku dan azi bertatapan dan kesenangan. Lumayan ya buat nambahin uang saku. Kami mulai bekerja. Customer datang satu persatu. Karena ini weekend cafe bakal lebih sibuk dari biasanyya, ditambah sore bakal ada special performance.
"Lyo, tolong handle orderan dong. Depan kekurangan orang" ujar riki yang sibuk membuat kopi.
"Loh, bukannya udah cukup orangnya?" Tanyaku
"Gak tau, tadi adi minta tolong tambah orang di depan"
" oke" aku bergegas ke depan. Aku mulai melayani tamu yang baru berdatangan. Saat aku hendak balik ke meja kasir. Aku melihat azi duduk bersama beni di meja ujung cafe.
"Pak beni bisa-bisanya ya, padahal lagi rame nih" ujar adi sembari melengos di depanku. Aku menggigit bibirku kesal.
Hari semakin sore, azi dan beni masih duduk disana. Walaupun kerjaan masi bisa kami handle, aku gusar karena teman-teman di belakang mulai julid. Selama ini pun pak riyan tidak pernah memanggil pegawai untuj menemaninya duduk santai di cafe.
"Pak, azi boleh kembali kerja gak?" Ujarku. Aku memberanikaj diri mendekati meja mereka. Beni menatapku erat, azi pun menoleh padaku.
"Azi kan part time, jadi waktunya bisa kebagi. Sekarang kan kamu yang full time" jawab beni
"Tapi azi dalam team pak. Kita kekurangan orang" jawabku tegas.
"Aku balik kerja ya ben" azi berdiri dan menarik tanganku kembali ke belakang. Azi tak bicara apa oun, ia hanya kembali kerja hingga jam kerja selesai.
Jam 12.00 beni kumpulin kita semua sebelum pulang, menyampaikan seoatah dua patah kata apresiasi atas kerjaan kita. Bonus akan diberikan saat gajian.
Aku dan azi jalan beriringan ke parkiran motor, langkah kami terhenti ketika beni memanggil. Beni menggenggam tangan azi
"Aku anter pulang ya" mataku tertuju pada tangan beni, aku menatap azi. Azi melepas pelan tangan beni dari tangannya.
"Aku sama lyo ben, masa lyo pulang sendiri" jawab azi.
"Parkirin aja motornya di belakang cafe, aku yang anter kalian pulang"
"Gak usah ben, rumah kita dekat kok, 15 menit juga sampe" jawabku berusaha menolak.
"Tengah malam begini gak baik cewek pulang, naik motor lagi"
Akhirnya azi pun setuju, mau tak mau aku mengikuti azi. Azi duduk di depan bersama beni. Aku di belakang menyenderkan tubuhku dan menutup mataku, memakai earphone ku berusaha untuk tidak memdengar obrolan mereka.
"Lyo, bangun udah sampe" aku terkejut, bisa-bisanya aku tertidur. Aku segera keluar dari mobil beni. Usai beni pergi, aku melangkah ke kosan, namum azi menahan lenganku.
"Tidur di rumahku aja yuk!, besok kerja harus lebih pagi kan gak ada motor" ujarnya. Aku berpikir sejenak lalu mengangguk.
Setelah mandi dan keramas aku berbaring memejamkan mataku. Azi yang baru keluar dari kamar mandi menegurku, menyuruhku mengeringkan rambutku dahulu. Aku menghidupkan kipas dan mengeringkan rambutku di depannya.
Hair dryer azi tentu ada, namun aku tidak biasa menggunakannya. Azi telah selesai memgeringkn rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly & Angel
Teen FictionLyo baru saja sampai di jakarta. Ini pertama kalinya ia pergi dari rumah untuk melanjutkan pendidikannya. setelah 18 tahun hidup bersama keluarga, sudah saatnya lyo kekuar untuk mencari pengalaman hidup yang lebih lagi. Lyo tidak sabar menanti apa y...