52-Fleurs de Rue

27 2 1
                                    

***

"Akan tetapi Blue hanya akan memilih bersama pacarnya, saat ini."

Suara itu membuat ketiganya berbalik, melihat siapa yang tiba-tiba saja memotong ucapan seseorang.

Benar saja, Zero yang entah datang dari mana, lekas merangkul tubuh gadis yang telah resmi menjadi wanitanya dengan tatapan merendahkan kepada Bass.

"Zero?" pekik Blue gelagapan.

Zero mempererat rangkulan tangannya ke tubuh Blue, seraya tersenyum manis di hadapan Bass, lelaki yang berstatus sebagai Ketua kelas mereka.

"Permisi, ini obat yang Anda cari, Nona?" potong Apoteker yang baru saja kembali, lantaran harus mengurus hal lain sebelumnya.

"Obat?" tanya Zero melirik sinis ke arah obat di atas etalase kaca.

"Oh, benar. Ini untuk Ibu saya!" pungkas Rebecca menyela dengan baik.

"Tolong sekaligus dengan obat anti nyeri datang bulan, juga antibiotik?" Rebecca begitu pandai memprofokasi suasana.

"Ini, totalnya lima puluh dua ribu, Nona," ujar Apoteker tersebut yang langsung diangguki oleh Rebecca, kemudian membayarnya sekaligus.

"Terima kasih atas kunjungan Anda," ungkap si Apoteker ramah, yang hanya dibalas dengan senyuman dari Rebecca dan Blue.

Akhirnya, mereka pun memutuskan untuk keluar dari apotek tersebut terlebih dahulu, untuk menyelesaikan permasalah yang seharusnya tidak ada.

"Aku tahu itu milikmu!" kecam Zero dengan wajah masam.

"Itu...," Blue kalah telak jika harus berhadapan dengan Zero.

"Jangan membuatnya ketakutan!" potong Bass merebut Blue dari cengkraman Zero.

"Ah!" refleks Blue terkejut.

"Ini bukan urusan mu, Brengsek!" bentak Zero terpancing amarah, yang mana langsung melayangkan tinju ke wajah mulus Bass.

BUGH!

"Zero!" pekik Blue terkejut setengah mati.

"Sialan!" umpat Bass ikut marah, dan langsung membalas perbuatan Zero.

BUGH!

"Kau pikir hanya dirimu yang bisa melakukan itu, huh?" kecam Bass mendorong tubuh Zero ke bawah, kemudian menghantamnya terus-menerus.

BUGH! BUGH! BUGH!

"Bass! Zero! Hentikan!" pekik Blue dan Rebecca berusaha memisahkan.

Mendapatkan penekanan, Zero tak main-main langsung mengait kepala Bass dengan kedua kakinya. Memutar, kemudian membalikkan suasana.

BRAK!

Zero membanting tubuh Bass dengan sekali serangan. Kemudian beranjak mendekat untuk menghabisi nyawa lelaki sialan di matanya tersebut.

"Cukup! Zero!" kecam Blue memeluk erat punggung Zero, akan tetapi ditepis hingga tubuhnya terpental jatuh ke lantai semen.

"Blue!" Rebecca berlari membantu sahabatnya itu.

"Jangan menyentuh milik-ku jika kau tidak ingin mati, Sialan!" umpat Zero seraya menghajar habis tubuh Bass yang langsung tidak mampu berbuat apa-apa.

BUGK! BUGH! BUGH! BUGH! BRAK!

Zero menendang Bass hingga terpelanting ke arah tempat pembuangan sampah. Melihat itu, Blue kembali bangkit dan berlari memeluk tubuh Zero.

"Hentikan! Kumohon hentikan! Hiks!" Blue mengemis, memohon dengan melas.

BLACK PAPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang