43-Fleur de Bouddha

32 4 6
                                    

***

Masih dalam ingatan Zero yang tidak terungkap, saat itu Lelaki dengan nama asli Zero Arcean tengah bersandar nyaman di sofa yang sama sebelumnya. Niat untuk bergegas meninggalkan Kakek tertunda akibat Kakek yang terlalu pandai meluluhkan hati cucu semata wayang.

Pria bertubuh tinggi nan besar itu adalah satu-satunya sanak saudara yang masih Zero miliki dari mendiang Ayah kandungnya, Zain Arcean. Sedang keluarga Ibu kandungnya, Blue Allen adalah sepupu dua kali dari keluarga Arcean.

Saat itu, Zero masih harus menunggu Kakeknya yang tiba-tiba saja ingin ke kamar mandi. Dengan umur yang terbilang lampau, Pria bernama Zakaria Arcean itu harus memakan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan hadasnya dengan baik, benar, dan bersih.

Zero yang hanyut dalam lamunan, sepertinya mengingat suatu kenangan masa lalu yang membuatnya mengetahui dengan jelas, siapa sosok Blue Arcean, gadis SMA yang saat ini telah ia pacari.

...

Teringat, kenangan beberapa tahun silam, tepatnya saat Zero Arcean masih duduk di bangku kelas III sekolah dasar. Terbilang umur yang cukup dini, bagi seorang anak laki-laki seusianya.

Sosok Zero yang masih kecil, tengah berlari kencang di koridor rumah sakit, seolah mengejar sesuatu yang begitu penting dalam hidupnya. Karena saat itulah, Ibunda Zero tengah dilarikan ke rumah sakit, lantaran mendapat luka tembakan peluru di tubuhnya.

Beberapa jam sebelum kejadian itu, Zero tengah berdiam diri di dalam kamar, sembari mendengarkan dengan jelas, perdebatan antara kedua orang tuanya di ruang keluarga. Lelaki berumur delapan tahun itu, menutup kencang telinganya, lantaran tidak ingin mendengarkan apapun yang mereka debatkan.

"Kau telah membohongi ku, Zain!" bentak sang Ibunda, berteriak histeris.

"Aku tidak pernah membohongi mu!" bantah sang Ayah tidak mau kalah.

Suara keduanya saling beradu keras, menggema memenuhi rumah mewah yang terkesan layaknya istana tersebut. Mansion yang sama dengan milik Zero di masa depan.

"Lalu, siapa anak itu, huh?" terka wanita cantik berambut panjang, dengan mata biru yang begitu indah nan menawan, menunjuk seorang gadis kecil yang hanya terdiam takut di balik tangga.

"Siapa dia, Zain!" tuntut Istrinya yang disusul dengan isak tangis.

"Tenangkan dirimu, Blue...," bujuk Zain mendekati istrinya, seraya hendak memberikan ketenangan.

"Dia anakku, juga anakmu, Blue. Dia anak kita." ungkap Zain sebagai suami yang logis.

"Tidak, Zain! Aku tak pernah melahirkannya," elak Blue Allen, Ibunda dari Zero Allen.

"Ada wanita lain yang melahirkannya untuk kita, Blue," ujar Zain yang membuat Blue Allen terkekah perih.

"Ha, haha. Hiks! Wanita lain?" tanya Blue Allen linglung.

"Kau berselingkuh dariku, Zain?" terka Blue Allen dengan tatapan berbinar, menampakkan kekecewaan yang amat mendalam di matanya.

Melihat itu, Zain hanya mampu terdiam, menggeleng ringan untuk memberikan jawaban.

"Tidak, Blue, tidak." jawab Zain berusaha membujuk.

"Apa kau mengkhianati ku?" lanjut Blue Allen yang semakin membuat Pria berambut coklat itu bingung.

"Blue...,"

"Jawab aku, Arcean!" bentak Blue Allen, memotong ucapan Zain Arcean.

Pria bermarga Arcean tersebut terdiam seribu bahasa, tidak tahu bagaimana caranya untuk membujuk sang Istri tercinta. Berat baginya, jika harus mengorbankan sang Istri. Namun, Zain juga tidak mungkin meninggalkan putrinya begitu saja.

BLACK PAPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang