Part 9 •Alvida•

77 30 217
                                    

Assalamualaikum, hai 🤗

Karena kemarin banyak yang pilih ini, jadi aku publish ini🤗

Selamat membaca:)

##

Dilobi klinik sudah tampak Raj dan Simran, yang datang menjemput anak laki-laki pertama mereka. Disana juga tampak Paro, yang sudah siap dengan barangnya dan barang Alia.

"Dokter Alia, apa Dev merepotkanmu?" tanya Raj.

"Tidak, sama sekali tidak. Malah dia meringankan beban ku," Alia tertawa kecil.

"Dad, mom. Aku ingin memberitahu hal penting, tentang Alia dan aku." pernyataan Dev itu membuat pasangan suami istri yang tak lagi muda itu menatap mereka curiga.

"Kami adalah sahabat masa kecil, mom." lanjut Dev semangat.

"Apa?!"

"Iya, dia adalah Alia kecil sahabatku dulu." ucap Dev dengan menggenggam tangan Alia.

"Benar bibi, dia adalah Deva kecilku."

"Jadi kau, Alia adik Rahul?" tanya Simran, "Iya bibi, aku Alia adik Rahul." Simran langsung memeluk Alia erat.

"Pantas saja saat aku pertama bertemu dirimu, aku merasa tidak asing. Dulu aku ingin sekali menghabiskan waktu yang cukup lama denganmu, tetapi takdir berkata lain, apalagi setelah kejadian kakak iparmu." ujar Simran.

"Tapi tak masalah, aku sekarang sudah bertemu denganmu lagi dan kau harus menghabiskan waktu denganku lebih lama."

"Nak jika kau ada waktu, mampirlah ke rumah kami." seru Raj.

Alia mengangguk, "Aku pasti mampir paman, kau tenang saja."

"Sampai jumpa, semoga kita bisa bertemu secepatnya." tukas Dev, Alia langsung mengangguk.


---

Kini ada 2 mobil mewah keluar dari tempat parkir klinik, hingga diujung gerbang. Mobil itu melintas berlawanan arah, mobil hitam melintas kearah kanan dan mobil putih kearah kiri.

Kini didalam mobil putih milik Raj, tampak Dev yang jauh lebih ceria daripada awal datang kesini. Dia tampak tersenyum kecil, saat melihat laptop yang asing dimata kedua orang tuanya.

"Dev, laptop siapa itu?" tanya Raj, yang melirik Dev dari kaca depan mobil.

"Laptop ini? Ini milik Alia, dia memberikannya padaku."

"Kenapa kau tidak menolaknya, bagaimana jika itu penting?" Dev hanya tersenyum kecil, "Dia memaksa mom, dia bilang ini hadiah untuk persahabatan kita."

"Tetap saja, nak. Jika kau bertemu dengannya lagi, kembalikan laptop itu." Dev hanya menggeleng. "Alia bilang, barang yang sudah ia berikan tak akan diambil lagi."

"Terserah-mu saja, Dev. Tetapi ingat, jaga pemberian orang dengan baik." kata Simran.

"Itu sudah pasti, mom."


---

Sementara itu, di mobil hitam milik Paro. Tampak Alia yang sama bahagianya dengan Dev, ia menatap jendela dengan senyum kecil.

MERE PYAAR KA RANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang