Part 17 •Bertemu Dengan Masalah•

70 29 239
                                        

Assalamualaikum, hai 🤗

Jangan lupa Vote dan Komentar 😊

Maaf kalo ada typo d.l.l

Selamat membaca:)

##

Setelah 3 hari penuh Alia mendengar kisah cinta sang kakak, kini dia sering menghabiskan waktu bersama Dev. Setiap saat selalu bersama, mulai dari pagi hari hingga malam.

"Alia, kapan aku bisa kembali bekerja?" tanya Dev.

"Aku tidak tahu, Dev. Tapi beberapa hari ini bahkan beberapa minggu ini, kau tidak bisa bekerja. Jika kau masuk kantor, kau akan kecapean dan jatuh sakit." jawab Alia.

"Itu lama sekali Alia, aku tidak bisa terlalu lama untuk tidak bekerja."  bantah Dev lembut.

"Itu yang paling singkat, lagipula mana ada seorang pasien bekerja?!"

"Ayolah, 3 hari saja. Please, aku mohon." mohon Dev.

"Tidak, jika kau tidak percaya tanya saja pada Pari." Alia memilih fokus pada laptopnya kembali.

Dev itu keras kepala, makanya dia menutup paksa laptop Alia. "Boleh ya?"

Alia hanya bisa menarik nafas dalam, "Sekali tidak, tetap tidak."

Ucapan Alia itu, membuat Dev lesu. "Ya, aku akan berusaha untuk menurut."

"Nah itu baru pasien yang baik. Jadi ayo kita pulang, aku juga tidak ada jadwal malam ini." Alia mulai membereskan beberapa barangnya.

"Ayo," balas Dev yang mulai membuka pintu.

---

Sesampainya di tempat parkir, lagi lagi Alia harus mengelus dadanya sabar. Sekarang ban mobilnya bocor, dan dia tidak membawa ban cadangan.

"Bagaimana ini Dev? Aku ingin cepat pulang." rengek Alia sembari menarik lengan baju Dev.

"Kau sendiri yang bagaimana? Sudah tahu akan pulang malam dan kau tidak membawa ban cadangan." omel Dev.

"Walaupun aku membawanya, aku juga tidak bisa menggantinya." balas Alia.

Dev, ia hanya menggeleng bingung melihat tingkah Alia. "Pulang saja bersamaku, aku akan mengantarmu hingga ditujuan."

"Ya sudah, ayo." putus Alia setelah berpikir beberapa saat.

Dev langsung membuka pintu depan untuk penumpang, agar Alia masuk. Setelah memasang sabuk pengaman, Dev mulai melajukan mobilnya.

"Katakan dimana rumahmu? Dan ya, kau tahu aku sangat marah padamu." Dev mulai memasang ekspresi sebal pada Alia.

Alia menatap Dev bingung, "Kenapa kau marah padaku?"

"Kau ini sahabatku, lalu mengapa kau tidak mengajakku kerumah-mu. Jangankan mengajak, kau memberikan alamatmu saja tidak." Dev mulai mengomel dengan pandangan fokus melihat jalan.

Gadis yang mendapat omelan itu hanya tersenyum, dia juga menggeleng gemas pada tingkah pria dingin dan datar itu, yang kini mulai banyak berbicara.

"Kau juga tidak memberikan aku alamatmu, lalu mengapa aku harus memberikan alamatku?!" balas gadis itu.

MERE PYAAR KA RANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang