Part 5 •Tak Asing•

100 33 180
                                    

Assalamualaikum, hai 🤗

Semoga kalian suka part ini 😊

Jangan lupa Vote dan Komentar yaa

Selamat membaca:)

##

Sekarang Paro dalam perjalanan, ia sangat khawatir. Dia tak tahu harus bagaimana, jarak klinik dan rumah Alia sangat jauh, karena rumah Alia berada di pusat kota. 1 jam 30 menit.

"Bagaimana jika Rahul melukai seseorang, atau dirinya sendiri?" khawatir Paro.

"Aku akan meminta pindah kerja, ini yang aku takutkan. Ketika kamu kerja, Rahul tak terurus karena jarak." tak henti hentinya Paro mengkhawatirkan Rahul.

Setelah 30 menit, kini Paro sudah sampai dikediaman mewah milik keluarga Rahul.

"Dimana Rahul?" tanya Paro pada salah satu pelayan.

"Tuan muda sedang bersama Nyonya, dikamarnya." jawab pelayan laki laki itu.

"Terimakasih." Paro langsung berlari menuju lantai tiga.

"Rahul...."
"Apa kau kenapa?" tanya Paro ketika ia sudah diambang pintu kamar Rahul.

"Roohi. Aku takut, aku sangat takut." Rahul langsung memeluk Paro yang sudah berada didepannya.

"Tenanglah, aku sudah berada disini."

Karena Rahul mulai tenang, Pooja dan Meher––adik Rahul––memutuskan pergi dari kamar Rahul.

"Rahul katakan ada apa?" tanya Paro lembut.

"Ada suara nyaring, seperti tembakan."

"Tidak ada tembakan disini Rahul, hanya sebuah gelas yang terjatuh."

"Tidak, pasti itu tembakan. Apa kau terluka, kau berdarah?" tanya Rahul.

"Aku tak terluka, dan aku juga tak berdarah." jawab Paro.

"Jangan meninggalkanku lagi Roohi, aku akan gila."

"Aku tak akan pernah meninggalkanmu."

"Sekarang temani aku tidur, usap kepalaku seperti biasanya." pinta Rahul.

"Tentu," senyum Paro mengembang.

##

Disisi lain, tampak Dev yang sudah menyelesaikan terapinya. Dia sekarang sedang makan siang, dan mulai meminum obatnya.

"Dev, minum ini 2 kali sehari. Jangan lupa itu, aku akan kembali malam nanti." pamit Alia.

"Suster, jaga dia. Jangan sampai dia terluka, sedikit pun." pesan Alia.

Sekarang Alia memilih pulang untuk melihat keadaan sang kakak, selama menerapi Dev, Alia tak tenang pikirannya hanya Rahul.

Dev kini berjalan menuju kamarnya, ia mulai bosan dengan aktivitas disini.

"Ambilkan aku laptop, aku harus melakukan beberapa pekerjaan." pinta Dev, semua suster saling tatap heran.

"Laptop?" heran suster.

MERE PYAAR KA RANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang