Part 3 •Mimpi?•

118 36 174
                                    

Assalamualaikum, hai 🤗

Semoga kalian suka part 3 ini😊

Jangan lupa Vote dan Komentar 😊

Selamat membaca:)

##

Kini Alia tengah sibuk dengan berkasnya, tetapi didalam pikirannya hanya ada 2 pria saja; Rahul dan Dev.

Jam hampir menunjukkan pukul 4 sore, pertanda terapi Dev akan segera dimulai. Alia terlihat bingung, bagaimana ia bisa mendekati Dev?.

'Bagaimana caraku agar bisa mengetahui masalah pasien baruku itu?, jika dia saja sangat menyebalkan, dia bahkan hanya diam.' batin Alia.

Tetapi Alia tak ambil pusing, ini sudah biasa baginya. Menghadapi kasus seperti ini, dia membutuhkan bantuan Dokter lain. Walaupun Alia lulusan terbaik, tetap saja ia masih baru dalam hal ini. 1 tahun 6 bulan, gelar Dokter muda terpasang untuknya.

"Alia kau sedang melamun-kan apa?" tanya Paro yang baru saja tiba.

"Tidak ada." seakan tersadar dari lamunannya, Alia langsung menjawab pertanyaan Paro.

"Kak Paro, bantu aku menangani pasien baruku. Dia sangat tertutup, dia juga irit bicara, sekalinya bicara ia mengejekku." adu Alia.

"Mungkin dia terkejut, atau kurang nyaman dengan pelayanan klinik ini." Paro tak ingin berburuk sangka, karena ia belum bertemu dengan Dev.

"Mungkin saja, tetapi dia sangat dingin dan tak tersentuh." rasa penasaran Paro semakin besar, saat Alia mengatakan itu."Aku sangat penasaran dengannya, Alia."

"Ayo ikut aku menemuinya, ini sudah waktunya dia terapi." ajak Alia.

Kini 2 dokter muda nan cantik itu, tengah berjalan menuju kamar Dev. Mereka tak berdua, ada beberapa suster wanita dan pria dibelakangnya.

Saat pintu terbuka, tampak pria tampan nan gagah itu tengah asik melakukan push up. Dev sempat melirik sebentar kearah pintu, tetapi dia memilih melanjutkan push up-nya.

 Dev sempat melirik sebentar kearah pintu, tetapi dia memilih melanjutkan push up-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah selesai olahraga-mu?, kini sudah waktunya untuk terapi." ucap Alia sambil mengeluarkan beberapa alat yang diperlukan.

"Alia, dia terlihat sehat." bisik Paro.
"Aku sudah bilang bukan, dia hanya trauma tak lebih." jawab Alia.

"Aku Paro Sinha, aku akan membantu Alia menerapi dirimu. Mendekat-lah, duduk disini." tunjuk Paro pada sofa yang ada didepannya. Dev langsung duduk, tanpa berkata apapun.

"Pertama-tama, kenalkan dirimu pada kami dulu." Paro masih setia dengan senyumannya.

"Data." jawab singkat Dev, melebihi jawaban yang tadi Alia dapatkan. "Ha?"

"Kau bisa melihat data-ku." perjelas Dev secara singkat. Seakan peka dengan sifat Dev, Paro hanya bisa mengangguk.

"Suster, nyalakan musiknya." perintah Paro.

MERE PYAAR KA RANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang