Part 21 •Episode 9•

72 24 244
                                        

Assalamualaikum, hai 🤗

Maaf kalo ada typo d.l.l

Selamat membaca:)

##

Ruangan Dev kini lebih sunyi, karena buaya berbentuk manusia itu sudah pergi, dia bilang; masih mempunyai banyak urusan. Entah apa urusannya, yang pasti itu berhubungan dengan seorang gadis. Mereka yakin 100% bahkan lebih.

"Devu, kau mau terapi besok atau saat ini?" tawar Alia, dia jenuh harus duduk diam tanpa melakukan sesuatu.

"Aku akan menyelesaikan beberapa perkejaanku, setelah itu kita bisa melakukan terapi." Dev mengelus lembut rambut Alia sebelum beranjak menuju cintanya; laptop.

"Boleh aku melihat lihat ruanganmu?" Alia bertanya sembari mengedarkan pandangannya sekeliling.

"Tentu saja," jawab Dev.

Mendengar jawaban itu, Alia menaruh tasnya dan mulai berkeliling melihat lihat sekitar. Dia takjub dengan ruangan Dev yang rapi dan bersih, tidak ada debu sedikitpun pada barang barangnya.

"Tidak ada debu, sangat bersih." puji Alia setelah melihat jari telunjuknya yang baru saja dia gunakan untuk mengelap barang didepannya.

Kaki Alia kini berjalan mendekat kearah rak buku yang sangat besar, rak itu juga sangat tinggi. Seluruh rak dipenuhi buku, dengan beberapa foto yang ada disebuah pigura.

Alia melihat beberapa bingkai foto itu, hingga satu bingkai yang mencuri perhatiannya. "Devu, kau dapat darimana fotoku ini?"

Dev menatap Alia, lalu pandangannya berpindah menuju benda berukuran sedang ditangan Alia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dev menatap Alia, lalu pandangannya berpindah menuju benda berukuran sedang ditangan Alia. "Aku membuatnya sendiri, mengambil salah satu foto dari instagram-mu lalu mencetak, dan memajangnya. Apa kau mau? Aku memiliki banyak fotomu."

Alia ternganga, dia tak percaya. "Ternyata kau suka menguntit foto fotoku," ucapnya dengan berpura pura kesal.

"Tentu,sama seperti dirimu. Yang mencuri foto dari instagramku dan menjadikannya sebagai wallpaper," Alia tertunduk malu, kini dia sudah ketahuan.

"T-tidak! A-aku tidak menjadikan fotomu sebagai wallpaper."

"Benarkah? Bisa aku pinjam ponselmu?" goda Dev.

"Tidak, itu... itu privasi."

"Dasar! Tidak mau mengakuinya, ya?" Dev mencubit hidung mancung Alia dengan gemas.

"Devu..." rengek Alia yang membuat Dev semakin gemas.

"Pekerjaanku sudah selesai, mau mendengarkan cerita?" tawar Dev.

MERE PYAAR KA RANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang