Part 26 •Episode 14•

44 14 103
                                    


Assalamualaikum, hai 🤗

Maafkan kalo ada typo d.l.l

Selamat membaca:)

##

"Aku sahabat Alia, Neha." gadis itu adalah Neha.

Pooja merangkulnya dari sebelah arah, lalu menuntunnya untuk duduk dikursi. "Apa yang terjadi nak? Bisakah kau bercerita?"

Neha mengangguk, dan mulai membuka suaranya. "Aku, Alia, dan Gautam berencana untuk mampir ke toko buku. Kami membeli beberapa buku, saat akan pulang; Gautam meminta Alia untuk mengikuti jalan yang ia arahkan dengan alasan jalan biasanya sedang macet, dan dia tahu jalan pintas."

Neha tampak menahan air matanya, ia mengusap ujung matanya sebelum melanjutkan cerita. "Kami dilewatkan disebuah daerah yang sangat sepi juga jauh dari pemukiman, Alia sudah tampak was-was. Tapi dia meyakinkan, akhirnya Alia kembali mengikuti arahannya. Sampai disebuah daerah, Gautam menyemprotkan sesuatu pada kita berdua."

"Kami sudah melawan, tapi secara tiba-tiba rekannya datang. Dan kita berdua kalah jumlah. Aku ditinggal begitu saja, karena aku sedang pingsan setelah mendapatkan pukula, mereka mungkin juga mengira aku akan lama sadarnya. Sementara Alia dibawa pergi. Cukup lama aku pingsan, hingga beberapa orang menemukan aku."

"Aku sadar, mereka juga menyerahkan semua barang Alia kepadaku. Karena aku masih ingat dengan kejadian itu, aku melapor dan menelpon Paman Rohit. Setelah melaporkan itu, aku dibawa ke rumah sakit. Dan kita bertemu," cerita Neha bergetar sesenggukan.

"Maaf nak, gara-gara kau ikut bersama Alia dan Gautam; kau harus mengalami ini." Pooja mengatupkan tangannya merasa bersalah.

Neha menggeleng, "Tidak, ini sudah takdirku."

Tak lama, Dokter yang menangani Alia dan Dev keluar. "Sejauh ini kondisinya baik, hanya saja ada satu masalah."

Wajah orang-orang berubah menjadi serius, terutama Rohit. "Apa?"

"Dia akan mengalami amnesia, untuk jangka ingatnya kami tidak tahu sepanjang apa. Yang bisa ku pastikan, dia akan mengingat beberapa kejadian saja." jelas Dokter wanita berambut hitam panjang tersebut.

"Kejadian masa lalu?" tanya Pooja tak paham, Dokter itu mengangguk pertanda setuju.

"Alia bisa mendapatkan ingatannya kembali dalam waktu 10 menit, 10 jam, 10 hari, 10 bulan, 10 tahun. Atau bahkan seumur hidup ia tak akan mendapatkan ingatannya lagi. Hanya Tuhan yang tau."

Deg!

"Tidak, putriku harus ingat semuanya!" Pooja mendekati sang Dokter, sembari mengatakan itu.

"Kami akan berusaha nyonya."

"Lalu Deva?" Simran berdiri, bergabung bersama Pooja.

"Lukanya cukup parah, kami tidak bisa memastikan keadaannya. 3 jam ini adalah waktu yang penting untuknya."

Deg!

Simran lantas saja menangis sejadinya, lututnya tertekuk dengan sendirinya.

"Roohi bagaimana?" celetuk Rahul yang keluar dari ruangan, membuat semua orang menoleh.

"Bagaimana dia? Dia baik?"

Tepat saat itu juga, seorang suster keluar dari ruangan yang digunakan oleh Roohi.

Sekali lagi, Rahul bertanya dengan keadaan kacau. "Roohi-ku! Bagaimana dia?"

"Kemungkinan, dia tidak akan selamat."

MERE PYAAR KA RANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang