2

2K 163 0
                                    

"aku akan bertanggung jawab , chanie percayalah padaku"

Chanisa membalas kalimat bernada sayang itu dengan menyandarkan kepalanya di bahu Jeno , membiarkan sebagian rambut coklat nya menutupi wajah.

Chanisa mengeratkan pelukan di leher Pria itu saat rasa damai mulai meninggalkan ruang hati nya .

'apa tuan Jeno benar benar akan menikahinya? Lalu bagaimana dengan nona Nana? Apa nona akan menerimanya?'

Chanisa tak seharusnya berharap banyak dengan hubungan terlarang ini ,Chanisa sadar bahwa perbuatannya kali ini salah .

Chanisa tak seharusnya menjalin hubungan terlarang ini Dengan majikan nya yg dalam hitungan hari ini akan menikah.

Jika mereka menikah.... bagaimana dengan nasib nya nanti?

"Apa yg sedang kamu pikirkan, chanie?" Jeno mengusap punggung Chanisa, bibirnya yg hangat mendarat manis di kening , mencium nya berulang kali ini sampai Chanisa memejamkan mata.

Chanisa menikmati nya ,sungguh...
Dan perasaan inilah yg membuat Chanisa tidak mampu untuk menahan air matanya untuk segera jatuh .

"Chanie?" Jeno memanggil karena Chanisa tak kunjung merespon.

Saat dia menundukkan kepala hendak melihat wajah Chanisa ,Jeno terkejut karena mendapati pelayan kesayangannya yg berada di pangkuannya tengah menitikkan air mata .

"Katakan padaku , chanie?
Ada apa?"Jeno melepaskan pelukan Chanisa di leher nya ,lalu barulah menangkup wajah mungil pelayan nya yg tahun ini belum menyentuh umur 17 tahun .

Belum cukup umur untuk di katakan dewasa di mata negara ,namun fakta fisik berkata sebaliknya.

Chanisa memiliki tubuh yg sudah pantas di kategorikan sebagai gadis remaja yg cukup matang untuk menikmati hal hal yg berbau intim .

"Kenapa chanie ku ini menangis?" Jeno menghapus air mata yg mengalir di pipi Chanisa .

Senyum hangat di wajahnya yg tampan membuat Chanisa luluh untuk kesekian kalinya .

"Chanie takut "Chanisa memberanikan diri untuk menyentuh wajah tuannya.

"Takut apa, chanie?"buku jari jeno membelai pipi Chanisa .

Chanisa kemudian menundukkan kepalanya dan mengusap perutnya yg rata .

"Bulan ini Chanie belum datang bulan"

Senyum hangat yg sempat tersemat lama di wajah Jeno samar samar mulai berubah datar tanpa ekspresi.

"Kita baru melakukan nya satu kali , chanie. Jadi apapun yg kamu khawatirkan itu tidak mungkin terjadi"Jeno menajamkan setiap kata yg ia ucapkan.

"Tapi.."

Chanisa ingin meyakini ucapan tuannya ,namun malam itu hanya Chanisa dan tuannya sendiri yg merasakan betapa panasnya malam itu .

Chanisa mengingat semuanya ,malam itu tuan Jeno melakukan nya tanpa alat pengaman .

Mengambil mahkota suci nya sebagai seorang perempuan dan memberi janji dan impian .

"Jika saat itu datang ,aku akan menikahimu, chanie. Membuat mu bahagia dan menjadikan mu putri keluarga ini . Kalau kamu ingin mendapatkan semua itu.....

Chanisa yg sejak kecil hanya hidup dalam kubangan kecil, tanpa kasih sayang keluarga seolah mendapatkan harapan saat janji itu datang kepadanya .

Apalagi janji itu di ucapkan dengan manis oleh majikannya sendiri,tuan Jeno .

"Kalau kamu ingin mendapatkan semuanya , jadilah kekasihku , chanie"

Because I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang