16

1.2K 111 4
                                    

Masih dalam posisi menyatu ,Jeno meraih dagu gadis yg beberapa saat lalu kembali ia masuki .

Jeno menatap lekat wajah polos, Chanisa, nafas hangat nya mengembus di wajah miliknya yg merona ,begitu dekat hingga bibir mereka nyaris bersentuhan.

Jeno tidak dapat menahan nya lagi,
Ia menjatuhkan bibirnya ke bibir Chanisa.

Jeno menciumi Chanisa, awalnya ia hanya ingin melakukan nya secara perlahan,namun gairahnya berhadiah mengalahkan akal sehatnya .

Jeno mencium bibir Chanisa, melumat nya layak nya seorang kekasih yg tengah di landa rasa rindu .

"Chanie" Jeno menjauhkan bibirnya sebentar , membiarkan nafas mereka saling bertemu .

Jeno terkena dalam kabut gairah yg ia ciptakan sendiri ,wajah cantik dan lugu gadis yg tengah ia masuki keintiman nya benar benar menumbuhkan candu untuknya.

Jeno gila dan hampir lupa diri kalau saja suara itu datang menghapus gairahnya yg tengah menggila.

Suara yg datang seraya tiba tiba dari arah tangga membuat tubuh Jeno kembali tegang .

"Jeno! Jeno! " Suara Tya terdengar nyaring, memecah hening .

Jeno kembali menegakkan tubuh , lalu di cabut nya kejantanan yg bersarang nyaman di kewanitaan Chanisa.

"Ahh" Chanisa mengeluarkan desah kecil dari dalam mulut ketika kejantanan milik Jeno keluar begitu saja dari area intimnya.

Sambil menaikkan resleting celana nya,Jeno kembali bersikap dingin.

Mata gelap nya menatap lurus pada Chanisa yg juga tengah menatap nya lugu .

Jeno kemudian mengangkat tubuh Chanisa dan membawa nya turun dari atas meja.

"Pakai celana dalam mu " perubahan sikap Jeno membuat Chanisa terpana .

"Cepat" Jeno kembali memberikan perintah nya hingga Chanisa tersentak.

Chanisa yg masih berada di titik organisme sedikit kesusahan saat memakai celana dalam nya .

Chanisa merasakan lelehan sperma dari majikan nya yg mengalir di paha.

Setelah berhasil memakai nya dengan sempurna , tanpa basa basi atau kehangatan yg di berikan kepada Chanisa  setelah mereka bercinta.

Jeno lagi lagi setia dengan keterdiaman nya ,Jeno diam ,namun Chanisa tahu ada sesuatu yg di sembunyikan oleh tuannya.

"JENO! "

"Jeno!"

Lagi lagi suara itu datang ,namun kali ini suara Nana ikut menyertai suara tya .

Jeno memutar tubuh membelakangi Chanisa ,diam sejenak lalu pergi meninggalkan Chanisa sendirian .

Sendirian, Chanisa menatap punggungnya sosok tinggi kekar di hadapan nya yg perlahan mulai hilang dari pandangan.

Merasa kakinya sedikit goyah karena sisa sisa organisme yg baru saja melanda , Chanisa memilih duduk di kursi kayu.

Chanisa memeluk tubuh yg sebelumnya di sentuh dan di cium oleh tuannya.

Chanisa memejamkan mata ,ia masih merasakan jari tangan dan bibir tuan Jeno pada tubuh nya , termasuk hawa panas pada tubuh yg menandakan bahwa Chanisa demam .

"Apa chanie sakit?"

Saat Chanisa mengusap kening ,suhu tubuhnya ternyata hangat ,Chanisa menghembuskan nafas pelan.

Chanisa ingin tidur dan menyelimuti tubuh nya dengan selimut ,namun ketakutan nya pada Tya dan Nana menghalangi niatnya untuk melakukan semua itu .

Lagi lagi Chanisa menghela nafas kecil , lalu menempelkan sebagian tubuhnya dan wajahnya di atas meja .

Because I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang