33

1.1K 93 1
                                    

Chanisa meremas kuat tali ikat pada bagian dada gaun pengantin saat Jeno menuntun nya masuk ke dalam kamar tidur .

Jeno Memaksa nya masuk ,lalu mengunci pintu kamar dengan sebuah gerakan pasti.

"Kenapa masih berdiri di situ, ayo"

Jeno meraih pergelangan tangan Chanisa dan membawa nya lebih dekat ke sebuah ranjang berukuran tiga kali lipat lebih besar dari ranjang yg selama ini Chanisa pakai .

Tubuh Chanisa mematung tegang saat jeno mendorong tubuh nya untuk berbaring di atas tempat tidur .

Chanisa otomatis mengeratkan pelukannya di dada namun segera di halau oleh jeno .

"Jangan takut, bukankah kita dulu pernah melakukan ini?" Jeno tersenyum melihat wajah pucat pasi Chanisa .

Jeno membelai pipi nya dengan sapuan lembut, laki laki itu perlahan turun hingga Tangan nya jatuh tepat di atas payudara nya yg membusung tegak .

Jeno menahan tangannya ke atas payudara Chanisa, lalu memainkan nya dengan meremas nya secara aktif.

"Sa...sakit" Chanisa mengaduh dengan tatapan mata yg entah sejak kapan mulai berkaca kaca .

"Jangan fokus pada rasa sakit nya,
Cobalah untuk menikmatinya, chanie"

masih dengan tangan berada di puncak buah dadanya ,Jeno mencium pipi Chanisa lembut .

Chanisa membuang wajahnya saat Jeno ingin menurunkan ciuman itu ke bibirnya,tetapi pada akhirnya Jeno berhasil meraih bibir Chanisa.

Jeno mencium Chanisa dengan dominasi nya sebagai seorang pria yg lebih berpengalaman, dan tentu saja matang .

Chanisa masih trauma dengan perlakukan jeno ,rasa sakit dan takut bercampur menjadi satu .

Chanisa meneteskan air mata saat Jeno berhasil melepaskan gaun pengantin nya ,termasuk bra dan celana dalam nya ikut lepas habis oleh sang mantan majikan yg kini telah berubah status menjadi suami sah .

"Berhentilah menangis atau kamu akan merasa sakit ,chanie" Jeno berbisik lirih di depan wajah Chanisa.

Di ciumnya lagi bibir Chanisa yg masih setia terisak, namun bukan nya tenang ,rasa takut semakin melanda diri Chanisa .

"Ti...dak...mau...tidak....hiks"isaknya lagi di antara ciuman jeno di bibirnya
Yg bergetar.

"Tenanglah,aku tidak bermaksud untuk menyakitimu"

Jeno sedikit menjauhkan tubuhnya namun matanya masih menatap Chanisa lekat ,lalu di tanggalkan nya seluruh pakaian nya hingga jeno telanjang dada .

Chanisa tidak bisa tenang saat Jeno menurunkan resleting celana nya di bawah tanpa berusaha meninggalkan nya .

Chanisa berusaha bangun dan menolak malam pertamanya,namun Jeno menahan tubuhnya dengan kuat .

"Aku tidak mau" Chanisa menggeleng dengan air matanya kembali membanjiri pipi .

"Percayalah padaku"Jeno mengurung tubuh Chanisa .

"Aku sudah menjadi suamimu "

Percaya? Chanisa tidak tahu apa dia bisa mempercayai mantan majikan
Nya itu atau tidak .

Chanisa terlalu sering di sakiti oleh pria yg saat ini telah resmi menjadi suami nya itu .

Chanisa mengigit bibirnya kencang ,
Memejamkan kedua matanya saat jeno mulai bermain jauh dengan menyentuh organ intimnya.

Kedua kakinya bahkan di paksa untuk mengangkang lebih lebar hingga terangkat naik ke atas paha Jeno.

"Ahh..."chanisa mengigit bibirnya lebih kuat saat dua jari tangan milik Jeno masuk sekaligus ke dalam kewanitaannya.

Because I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang